Sukses

Sherina Tak Tega Mengeliminasi Kontestan The Voice Indonesia

Sebagai seorang coach The Voice Indonesia selama enam bulan, Sherina Munaf mengaku tersiksa akibat posisi tersebut. Menurutnya memulangkan peserta yang memiliki kemampuan bagus merupakan hal yang sulit.

Usai putaran Grand Final The Voice Indonesia, coach Sherina Munaf mengungkapkan keterbebasannya melepas tanggung jawab sebagai mentor di The Voice. Selama enam bulan Sherina beserta coach yang lain memegang tanggung jawab besar.

"The Voice itu sangat menyiksa buat saya," ujar gadis keturunan Minang itu kepada Liputan6.com di Jakarta, Selasa (4/6/2013). Pelantun lagu Cinta Pertama dan Terakhir itu mengaku tersiksa lantaran harus mencoret tiap anak didiknya yang memiliki kualitas selama ajang The Voice berlangsung.

Tak dipungkiri bahwa salah satu tugas coach di The Voice Indonesia adalah untuk memilih peserta yang berada di urutan dua terbawah berdasarkan voting masyarakat agar terus melaju.

Tugas yang menurut dara manis kelahiran Bandung menyiksa tersebut diemban mulai dari Battle Round hingga babak Live Show. "Dan akhirnya saya merasa terbebas setelah di Grand Final karena pemenang ditentukan sepenuhnya oleh voting," Sherina lega.

Persaingan keempat Grand Finalis pada akhirnya melahirkan Billy Simpson dari tim Giring sebagai juara. Keseruan Grand Final lalu dapat terlihat dari cara peserta membawakan lagu di atas panggung. "Di The Voice Indonesia itu agar terlihat keseruannya kita kelihatan bersaing. Tapi, sebenarnya kita saling berdiskusi untuk melahirkan penyanyi berkualitas," imbuh Sherina.(Yud/Asw)