Promotor Jimbaran Bay Jazz (Jimba Jazz) Festival 2013, Tiro Sanchabakhtiar, mengatakan kalau ajang perhelatan musik terbesar di Bali tersebut bisa saja dilangsungkan selama dua hari berturut-turut.
Menurut Tiro, antusiasme penonton dan pecinta musik jazz yang selalu memadati hajatan tahunan di Pulau Dewata itu cukup besar. Terbukti, dari 14 jam durasi penampilan para musisi yang tampil, masih saja dianggap kurang memuaskan dahaga pecinta musik.
"Yang jelas, menggelar Jimba Jazz selama dua hari berturut-turut sangat dimungkinkan. Kalau itu sampai terjadi, kami pastikan karena kebutuhan bukan karena keinginan pihak penyelenggara acara," ucap Tiro saat ditemui di Intercontinental Hotel, Jimbaran, Bali, Jumat (5/7/2013) malam.
Alasan Jimba Jazz hanya memanfaatkan waktu selama 14 jam untuk mengeksplorasi musik jazz internasional dan lokal kepada penikmat musik juga dikarenakan ingin memberi kesempatan jauh lebih banyak bagi penonton untuk menikmati beragam acara musik di Pulau Dewata.
"Audience kan come and go, nggak bisa diakomodasi dan dirangkum dalam satu event sekaligus. Ini sehat dan baik buat Bali karena distribusi musiknya jadi kemana-mana. Orang juga nggak selamanya bisa menikmati jazz selama itu, mungkin penonton juga ingin lihat musik yang lain. Itu kan kesempatan," urainya.(Gie/Mer)
Menurut Tiro, antusiasme penonton dan pecinta musik jazz yang selalu memadati hajatan tahunan di Pulau Dewata itu cukup besar. Terbukti, dari 14 jam durasi penampilan para musisi yang tampil, masih saja dianggap kurang memuaskan dahaga pecinta musik.
"Yang jelas, menggelar Jimba Jazz selama dua hari berturut-turut sangat dimungkinkan. Kalau itu sampai terjadi, kami pastikan karena kebutuhan bukan karena keinginan pihak penyelenggara acara," ucap Tiro saat ditemui di Intercontinental Hotel, Jimbaran, Bali, Jumat (5/7/2013) malam.
Alasan Jimba Jazz hanya memanfaatkan waktu selama 14 jam untuk mengeksplorasi musik jazz internasional dan lokal kepada penikmat musik juga dikarenakan ingin memberi kesempatan jauh lebih banyak bagi penonton untuk menikmati beragam acara musik di Pulau Dewata.
"Audience kan come and go, nggak bisa diakomodasi dan dirangkum dalam satu event sekaligus. Ini sehat dan baik buat Bali karena distribusi musiknya jadi kemana-mana. Orang juga nggak selamanya bisa menikmati jazz selama itu, mungkin penonton juga ingin lihat musik yang lain. Itu kan kesempatan," urainya.(Gie/Mer)