Sukses

Kenang 40 Tahun Kematian Bruce Lee, Pameran Digelar di Hong Kong

Pesona hidup Bruce Lee, filsafat dan segala warisan yang dilekatkan pada dirinya, terus hidup melintasi batasan usia dan kebangsaan.

Mei Zhiyong seorang artis Cina melakukan atraksi tendangan ala bintang Kung Fu, Bruce Lee, di depan patung perunggu mendiang aktor laga tersebut di Hong Kong, China, Sabtu (20/7/2013). Ya, hari itu adalah peringatan 40 tahun meninggalnya Bruce Lee.

Lahir di Tahun Naga pada 27 November 1940 dengan nama Lee Xiao Loong atau Lee Jun Fan di San Francisco, Amerika Serikat. Dunia kemudian mengenalnya sebagai sosok Bruce Lee, artis laga blasteran China-AS yang berpenampilan dingin dan meledak-ledak seperti terpancar dalam film-filmnya yang mendunia di awal 1970-an.

Dia telah membintangi lima film sebagai orang dewasa, dan hanya tiga yang dirilis sebelum kematiannya yang mendadak di Hong Kong pada usia 32 tahun. Namun pesona hidupnya, filsafat dan segala warisan yang dilekatkan pada dirinya, terus hidup melintasi batasan usia dan kebangsaan.

Sejak kemarin, Hong Kong memperingati 40 tahun kematian Bruce Lee dengan membuka pameran selama lima tahun tentang perjalanan hidupnya di gedung museum setempat.

"Sangat beralasan saat ini kita mengenang sosok Bruce Lee, tapi bukan sekadar bernostalgia, tetapi dengan memahami perjalanan dan filosofi hidupnya, serta bagaimana dia menjalani hidup dalam kesehariannya," kata Shannon Lee , putri Bruce Lee satu-satunya, seperti dikutip dari BBC, Minggu (21/7/2013).

"Kalau dia ditampilkan hanya semata karena latarnya sebagai bintang laga, maka tak banyak inspirasi yang bisa digali dari dirinya. Itu juga kurang relevan."

Yayasan Bruce Lee yang berkantor di AS, dan dipimpin langsung oleh Shannon Lee, telah meminjamkan ratusan barang terkait mendiang ayahnya untuk dipamerkan.

Di antara 600 barang yang dipamerkan, ada pakaian olahraga warna kuning yang dikenakan Bruce Lee dalam film yang dibintanginya, Game of Death, beberapa puisinya yang ditulisnya dalam bahasa Inggris, foto keluarga dan buku catatannya.

The Big Boss Hingga Enter the Dragon

Pameran perjalanan hidup Bruce Lee digelar di Hong Kong, dengan menampilkan berbagai atribut terkait mendiang.

Bruce Lee lahir di San Francisco, AS, pada 1940, dan keluarganya memboyongnya ke Hong Kong ketika dia berusia beberapa bulan. Dalam perjalanannya, Bruce Lee dikenal sebagai aktor film yang berbakat dalam seni bela diri.

Namun demikian dia dianggap mengabaikan sekolahnya, dia dikirim kembali ke AS saat dia berusia 18 tahun. Selama di perguruan tinggi, Bruce Lee mengajarkan seni bela diri ala Cina. Dia kemudian menikahi salah seorang muridnya, Linda.

Bruce Lee kemudian memboyong keluarga kecilnya ke California, di mana dia akhirnya terlibat film serial TV, Green Hornet. Setelah kurang meraih kesuksesan di dunia film laga di Hollywood, Lee memutuskan kembali ke Hong Kong, sebuah keputusan yang kelak mengubah perjalanan hidupnya.

Di Hong Kong, Lee dipercaya tampil sebagai bintang utama film laga berjudul The Big Boss, yang kemudian film ini meledak di pasar Asia, dan mengorbitkan namanya. Dan, akibat aksi laga yang sering dipertunjukan di film-filmnya, banyak orang yang ingin mempelajari Jeet Kune Do.

Enter the Dragon merupakan hasil karyanya yang terakhir dan mungkin paling populer. Pada 20 Juli 1973, Sang Naga mengembuskan napasnya yang terakhir. Bruce Lee diduga meninggal setelah mengonsumsi Equagesic sebuah obat peredam rasa sakit untuk meredakan sakit kepala yang dialaminya. Tak disangka tubuhnya mengalami reaksi hipersensitif, membuat cairan di dalam otaknya membengkak dan akhirnya menyebabkan kematian Sang Naga.

Bruce Lee meninggal pada usia 32 tahun, usia yang masih sangat muda dan produktif. Jeet Kune Do dan film-film yang ia lakoni merupakan salah satu warisan abadi Sang Naga kepada dunia.(Ans)