Anak buah Ki Kusumo, Ryan Yogianto menjadi korban salah tembah oleh seorang polisi di Indramayu, Jawa Barat. Atas kasus ini, Ki Kusumo akan mengadukannya ke Divisi Profesi dan Pengamanan (Div Propam) Mabes Polri.
Ki Kusumo yang juga merupakan Ketua Umum Komando Pejuang Merah Putih (KPMP) tentunya geram karena salah seorang anggota KPMP menjadi korban salah tembak. Yang membuat Ki Kusumo geram, pelaku seperti menyepelekan kejadian tersebut.
"Salah tembak seperti ini bukan pertama kali. Saya pertanyakan profesionalisme polisi. Kalau sudah berkali-kali, terlatih atau tidak itu anggota. Nah kejadian itu kini menimpa anggota saya," kata Ki Kusumo, saat menggelar konfrensi pers di Bekasi, Jawa Barat, Minggu (28/7/2013).
Menurut Ki Kusumo, pelaku penembakan hanya menawarkan uang berobat sebesar Rp10 juta kepada Ryan. "Orang yang ditembak antara hidup dan mati. Kalau nyawanya tak tertolong apa cukup duit itu?," lanjutnya.
Produser film Jangan Menangis Sinar ini sangat serius atas kasus yang menimpa anak buahnya. Rencananya, Senin (29/7/2013) siang Ki Kusumo bersama anggota KPMP lainnya akan mengadu ke Mabes Polri. "Kami akan ke Mabes Polri ntuk mengadukan masalah ini," tambahnya.
Sementara itu, kakak kandung korban, Leny Marlianti (36) menjelaskan, kejadian bermula saat adiknya hendak pulang menuju ke rumahnya di Dermayu, Indramayu Jawa Barat, Jumat (26/7/2013) malam sekitar pukul 21.00 WIB.
"Lagi menuju rumah, ada keramaian. Adik saya mungkin penasaran, dia parkir motor melihat apa yang terjadi. Tiba-tiba dia mendengar suara letusan dan merasakan ada sesuatu mengenai dada kirinya. Ketika diraba sudah berlumuran darah," jelas Leny.
Oleh seorang polisi, korban dilarikan ke RSUD Indramayu. "Saat itu ada polisi bernama Dedi menghampiri saya, dia bilang 'Bu maafkan saya, saya sedang menjalankan tugas, saya akan bertanggung jawab penuh'. Sepertinya dia yang menembak," tamba Leny.
Karena peralatan medis Ryan akhirnya dibawa ke ke RS Pertamina Klayan Cirebon. Di sana akhirnya dirujuk lagi dirujuk ke RS Hasan Sadikin Bandung. Sabtu sekitar pukul 16.00 WIB, peluru bisa dikeluarkan lewat operasi.
"Polisi sempat meminta barang bukti peluru. Tapi saya minta itu diserahkan ke saya, karena saya yang bertanggungjawab operasinya. Kan sebelum dioperasi, polisi tak mau tanda tangan tertulis bahwa mereka yang bertanggungjawab," kata Leny.
Ki Kusumo yang juga merupakan Ketua Umum Komando Pejuang Merah Putih (KPMP) tentunya geram karena salah seorang anggota KPMP menjadi korban salah tembak. Yang membuat Ki Kusumo geram, pelaku seperti menyepelekan kejadian tersebut.
"Salah tembak seperti ini bukan pertama kali. Saya pertanyakan profesionalisme polisi. Kalau sudah berkali-kali, terlatih atau tidak itu anggota. Nah kejadian itu kini menimpa anggota saya," kata Ki Kusumo, saat menggelar konfrensi pers di Bekasi, Jawa Barat, Minggu (28/7/2013).
Menurut Ki Kusumo, pelaku penembakan hanya menawarkan uang berobat sebesar Rp10 juta kepada Ryan. "Orang yang ditembak antara hidup dan mati. Kalau nyawanya tak tertolong apa cukup duit itu?," lanjutnya.
Produser film Jangan Menangis Sinar ini sangat serius atas kasus yang menimpa anak buahnya. Rencananya, Senin (29/7/2013) siang Ki Kusumo bersama anggota KPMP lainnya akan mengadu ke Mabes Polri. "Kami akan ke Mabes Polri ntuk mengadukan masalah ini," tambahnya.
Sementara itu, kakak kandung korban, Leny Marlianti (36) menjelaskan, kejadian bermula saat adiknya hendak pulang menuju ke rumahnya di Dermayu, Indramayu Jawa Barat, Jumat (26/7/2013) malam sekitar pukul 21.00 WIB.
"Lagi menuju rumah, ada keramaian. Adik saya mungkin penasaran, dia parkir motor melihat apa yang terjadi. Tiba-tiba dia mendengar suara letusan dan merasakan ada sesuatu mengenai dada kirinya. Ketika diraba sudah berlumuran darah," jelas Leny.
Oleh seorang polisi, korban dilarikan ke RSUD Indramayu. "Saat itu ada polisi bernama Dedi menghampiri saya, dia bilang 'Bu maafkan saya, saya sedang menjalankan tugas, saya akan bertanggung jawab penuh'. Sepertinya dia yang menembak," tamba Leny.
Karena peralatan medis Ryan akhirnya dibawa ke ke RS Pertamina Klayan Cirebon. Di sana akhirnya dirujuk lagi dirujuk ke RS Hasan Sadikin Bandung. Sabtu sekitar pukul 16.00 WIB, peluru bisa dikeluarkan lewat operasi.
"Polisi sempat meminta barang bukti peluru. Tapi saya minta itu diserahkan ke saya, karena saya yang bertanggungjawab operasinya. Kan sebelum dioperasi, polisi tak mau tanda tangan tertulis bahwa mereka yang bertanggungjawab," kata Leny.