Kris Biantoro telah berjuang cukup lama melawan sakit ginjal, sebelum akhirnya ajal menjemput pada Selasa (13/8/2013). Salah satu kiat Kris bisa bertahan selama itu karena dia selalu beranggapan dirinya tidak pernah sakit, melainkan sehat.
Bahkan, kalau anak-anaknya menyebut Kris sakit, ia pasti marah.
"Beliau nggak pernah mengeluh sakit. Kalau dibilang sakit dia marah. Semangat nggak ada habis-habisnya. Mungkin karena ditempa dari kecil kali yah naik sepeda terus semangatnya nggak pernah habis," bilang anak sulung Kris, Invianto di RS Melia, Cibubur, Jakarta Timur, Selasa (13/8/2013).
Di mata sang anak, Kris merupakan sosok yang tegas namun penuh kasih sayang.
"Dia kan pendidikan Jepang sih ya. Kami nggak berani melawan ya sama bapak. Cinta kasihnya terlihat, dia nggak pernah main tangan sama kami semua," tambah Invianto.
"Semangat nasionalismenya, semacam panutan buat kami. Pemikiran yang dituangkan banyak dalam buku. Dia selalu kasih motivasi kepada semua orang termasuk saya," Invianto mengurai.(Jul/Adt)
Bahkan, kalau anak-anaknya menyebut Kris sakit, ia pasti marah.
"Beliau nggak pernah mengeluh sakit. Kalau dibilang sakit dia marah. Semangat nggak ada habis-habisnya. Mungkin karena ditempa dari kecil kali yah naik sepeda terus semangatnya nggak pernah habis," bilang anak sulung Kris, Invianto di RS Melia, Cibubur, Jakarta Timur, Selasa (13/8/2013).
Di mata sang anak, Kris merupakan sosok yang tegas namun penuh kasih sayang.
"Dia kan pendidikan Jepang sih ya. Kami nggak berani melawan ya sama bapak. Cinta kasihnya terlihat, dia nggak pernah main tangan sama kami semua," tambah Invianto.
"Semangat nasionalismenya, semacam panutan buat kami. Pemikiran yang dituangkan banyak dalam buku. Dia selalu kasih motivasi kepada semua orang termasuk saya," Invianto mengurai.(Jul/Adt)