Jiwa nasionalisme almarhum Kris Biantoro benar-benar tinggi hingga akhir hayat. Sebelum meninggal dunia di rumahnya, Jalan Bromo K-8, Kompleks Bukit Permai, Cibubur, Jakarta Timur, Selasa (13/8/2013), Kris sempat mengurai dua keinginan kepada keluarga.
Yang pertama, Kris kepengin anak cucu nya tetap melantunkan lagu Indonesia Raya untuk menghormati jasa pahlawan. "Beliau selalu berpesan, untuk selalu nyanyi Indonesia Raya dan nyanyi lagu daerah," kata putra sulung Kris, Invianto.
Selain itu, Kris juga mengharapkan rumahnya bisa dijadikan museum sebagai wadah untuk menyimpan karya-karyanya. "Beliau mau jadikan (rumah) ini museum, buat karya beliau. Kami mau renovasi kamar bapak dengan buku-bukunya. Jadi itu sih yang terpikir sama dia," tambah Invianto.
Hingga Rabu (14/8/2013), jenazah masih disemayamkan di rumah duka. Keluarga memberi kesempatan bagi para sahabat untuk melihat jenazah yang terakhir kali sebelum pada Kamis (15/8/2013), jenazah di kremasi dan abunya dilarung ke laut. (Jul/Mer)
Yang pertama, Kris kepengin anak cucu nya tetap melantunkan lagu Indonesia Raya untuk menghormati jasa pahlawan. "Beliau selalu berpesan, untuk selalu nyanyi Indonesia Raya dan nyanyi lagu daerah," kata putra sulung Kris, Invianto.
Selain itu, Kris juga mengharapkan rumahnya bisa dijadikan museum sebagai wadah untuk menyimpan karya-karyanya. "Beliau mau jadikan (rumah) ini museum, buat karya beliau. Kami mau renovasi kamar bapak dengan buku-bukunya. Jadi itu sih yang terpikir sama dia," tambah Invianto.
Hingga Rabu (14/8/2013), jenazah masih disemayamkan di rumah duka. Keluarga memberi kesempatan bagi para sahabat untuk melihat jenazah yang terakhir kali sebelum pada Kamis (15/8/2013), jenazah di kremasi dan abunya dilarung ke laut. (Jul/Mer)