Sukses

Apa Jadinya Bila Roy Marten Menculik Megawati Soekarnoputri?

Tepatnya 68 tahun lalu, proklamator kemerdekaan Indonesia, Sukarno, diculik oleh golongan muda ke Rengasdengklok, Jawa Barat.

Tepatnya 68 tahun lalu, proklamator kemerdekaan Indonesia, Sukarno, diculik oleh golongan muda ke Rengasdengklok, Jawa Barat, untuk menyusun naskah proklamasi. Cuplikan sejarah itu terulang di Tugu Proklamasi Jakarta Pusat, Jumat (16/8/2013) pagi. Roy Marten berinisiatif 'menculik' Megawati. Untuk apa?

Tentunya Roy tidak benar-benar menculik Megawati. Aktor lawas itu melakukan pementasan teatrikal. Tujuannya unik, meminta Megawati agar mau menjadikan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, untuk maju dalam pemilihan presiden tahun depan.

"Ini rekonstruksi sejarah yang berulang. Hari ini kami menculik Megawati untuk menjadikan Jokowi jadi capres 2014. Jokowi pasti jadi presiden kalau dicalonkan," kata Roy usai pementasan.

Megawati dan Jokowi pun tak hadir di sana. Hanya ada talent yang memakai topeng muka mega dan Jokowi. Pasalnya, baik Mega dan Jokowi memang belum ada pembicaraan resmi seputar mencalonkan diri sebagai presiden. Bahkan, dalam beberapa kesempatan, Jokowi dikabarkan memilih membangun Jakarta ketimbang maju jadi presiden.

"Jokowi, iya menolak. Tapi awalnya SBY juga menolak dan akhirnya jadi juga. Itulah orang Jawa, ia menolak dulu, tapi kalau rakyat meminta bagaimana. Jokowi pantas jadi presiden," tandas Roy.

Suami Anna Maria ini mengaku merogoh kocek sendiri untuk menyelenggarakan pementasan. Sayang, Roy tak bisa memboyong kalangan selebriti karena banyak artis yang sudah teken kontrak dengan partai politik dan mendukung presiden lain.

"Ini persiapan dua hari, meski singkat hasilnya luar biasa dan spontanitas ya. Nggak dilakukan besar karena kami nggak punya duit, nggak ada yang biayai," pungkas Roy.(Jul/Mer)