Semakin banyak penggemar memungkinkan terjadinya konflik yang besar diantara para penggemar itu sendiri. Bisma, salah satu personel SMASH pun pernah mengalami berada di tengah-tengah konflik yang melibatkan Smashblast. Tak mau serba salah, pelantun I Heart You ini mengunggah foto sebagai salah satu cara sederhana untuk meredakan emosi sesaat fansnya tersebut.
"Sempat ada Tweet War gitu, tapi saya meredamnya dengan nge-Tweet foto tangan saya. Jari telunjuk sama jari tengah (lambang peace atau damai)," katanya ketika ditemui di SCTV Tower, Senayan, Jakarta Pusat (Rabu, 21/8/2013).
Bisma dan teman-teman SMASH yang lain akhirnya lega lantaran konflik yang disebabkan oleh kesalahpahaman yang dibesar-besarkan itu dapat segera diredakan. Menurutnya tak ada gunanya saling menyerang di media sosial lantaran setiap orang tak mendengar dan mengerti nada dan intonasi. Maka sering terjadi kesalahpahaman.
"Untungnya setelah saya Tweet foto itu, satu jam kemudian reda konfliknya. Kalau kita ngobrrol satu persatu kan nggak akan selesai," kenang Bisma.
Tak banyak orang yang bisa dengan sigap dan tanggap menghadapi situasi ini. Bagi Bisma dan teman-temannya, mengatasi konflik di dunia maya memang jauh lebih sulit. Mereka sadar bahwa idola tidak boleh berlaku kasar dan seenaknya lantaran sosoknya sebagai contoh atau public figur. Namun di sisi lain mereka juga tidak boleh mendiamkan begitu saja.
"Susah sih dibilang susah, susah banget. Itu harus diatasin bukan dengan balik emosi. Tapi kita bisa tegas sama fans," tandasnya.(Ppt/Mer)
"Sempat ada Tweet War gitu, tapi saya meredamnya dengan nge-Tweet foto tangan saya. Jari telunjuk sama jari tengah (lambang peace atau damai)," katanya ketika ditemui di SCTV Tower, Senayan, Jakarta Pusat (Rabu, 21/8/2013).
Bisma dan teman-teman SMASH yang lain akhirnya lega lantaran konflik yang disebabkan oleh kesalahpahaman yang dibesar-besarkan itu dapat segera diredakan. Menurutnya tak ada gunanya saling menyerang di media sosial lantaran setiap orang tak mendengar dan mengerti nada dan intonasi. Maka sering terjadi kesalahpahaman.
"Untungnya setelah saya Tweet foto itu, satu jam kemudian reda konfliknya. Kalau kita ngobrrol satu persatu kan nggak akan selesai," kenang Bisma.
Tak banyak orang yang bisa dengan sigap dan tanggap menghadapi situasi ini. Bagi Bisma dan teman-temannya, mengatasi konflik di dunia maya memang jauh lebih sulit. Mereka sadar bahwa idola tidak boleh berlaku kasar dan seenaknya lantaran sosoknya sebagai contoh atau public figur. Namun di sisi lain mereka juga tidak boleh mendiamkan begitu saja.
"Susah sih dibilang susah, susah banget. Itu harus diatasin bukan dengan balik emosi. Tapi kita bisa tegas sama fans," tandasnya.(Ppt/Mer)