Setelah sempat tersandung masalah dengan pimpinan Majelis Tarikhul Jannah di Hong Kong, kini Ustadz Solmed kembali menjadi headline di sejumlah media. Hal ini dipicu dari kicauan sang ustadz yang mencurigai para buruh migran di Hong Kong sebagai bagian dari komunis.
Tak pelak, pahlawan devisa di sana naik pitam. Serikat Buruh Migran Indonesia di Hong Kong, Sringatin juga menyayangi sikap Solmed yang menuduh tanpa alasan jelas.
"Sikapnya terlalu terbuka di media. Apalagi media sekarang kan banyak diakses semua orang. Dia bilang organisasi buruh migran itu komunis," katanya.
Komersialisasi dakwah di Tanah Air. Itulah yang kini ditanggapi publik Tanah Air. Ikatan Dai Indonesia dan Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia angkat bicara.
"Menurut agama Islam, ini tidak bermoral. Rasul dan para sahabat tidak pernah pasang tarif. Kita berdakwah dengan kekayaan yang kita miliki. Seharusnya seperti itu," kata pihak Komisi Fatwa MUI, Hamdan.(Asw)
Tak pelak, pahlawan devisa di sana naik pitam. Serikat Buruh Migran Indonesia di Hong Kong, Sringatin juga menyayangi sikap Solmed yang menuduh tanpa alasan jelas.
"Sikapnya terlalu terbuka di media. Apalagi media sekarang kan banyak diakses semua orang. Dia bilang organisasi buruh migran itu komunis," katanya.
Komersialisasi dakwah di Tanah Air. Itulah yang kini ditanggapi publik Tanah Air. Ikatan Dai Indonesia dan Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia angkat bicara.
"Menurut agama Islam, ini tidak bermoral. Rasul dan para sahabat tidak pernah pasang tarif. Kita berdakwah dengan kekayaan yang kita miliki. Seharusnya seperti itu," kata pihak Komisi Fatwa MUI, Hamdan.(Asw)