Penyelenggaraan festival Blues in the Art kembali digelar tahun ini bekerjasama dengan RRI Bandung, dan terlaksana hingga Sabtu (7/9/2013) di Pelataran Parkir dan Ruang Auditorium RRI Bandung. Altz Band dengan inspirator Yoga (vokal, gitar) dan drumer Ryo ikut ambil bagian sebagai ajang pembuktian mereka mampu mengolah aransemen nada blues secara cekatan.
Di samping merancang sendiri aransemen blues lagu-lagu seperti 'Bento' karya Iwan Fals, 'Still Got the Blues' (Gary Moore) dan 'Before You Accuse me' (Eric Clapton). Di festival komunitas pemusik dan penggemar musik blues yang diprakarsai Bandung Blues Society itu, Altz Band menampilkan lagu sendiri bertajuk 'Karunia Tuhan' dengan harmonisasi blues berkonsep mandiri.
"Kami ingin kasih lihat bisa juga mengaransemen blues. Kalau terdengar pengaruh Eric Clapton, BB King dan Gary Moore, karena dari kecil kami memang suka mereka,” katab Ryo, usai performa Altz Band pada Rabu (4/9/2013) lalu.
“Ini juga jadi pembuktian Altz adalah band yang nggak milih-milih genre musik, dan maunya bisa berbagai genre karena kemampuan bermusik harus sesuai dengan makna musik yang universal sifatnya,” lanjut Ryo.
Blues in the Art tahun ini diikuti peserta dari 17 kota dari berbagai kota yang ada di Indonesia.
“Konsep dasarnya bukan festival panggung musik tetapi berbasis pertunjukan seni dari berbagai komunitas blues di Indonesia. 104 grup band yang hadir mengandalkan biaya akomodasi dan trasportasi sendiri-sendiri dengan sifat gotong royong hingga sumbang pinjamin sound system dan menyuplai minuman mineral. Bayangkan, mereka ada yang datang dari Balikpapan, Lombok dan Bali. Alasan mereka bersemangat hadir karena rata-rata mengklaim Bandung sebagai kota musik blues Indonesia, dengan sifat gotong royong sampe sumbang pinjamin sound system dan menyuplai minuman mineral karena kita samasekali tidak didukung Pemkot Bandung,” papar Mahdi Quintana selaku pendiri Bandung Blues Society dan pencetus ide pelaksanaan Blues in the Art.
Ide awal keinginan buat peyelenggaraan Blues in the Art, sambung Mahdi, adalah supaya musik blues dapat diterima oleh segala kalangan dan mematikan mitos musik blues cuma milik orang tua dan musiknya orang-orang malas. Diselengarakan selama delapan hari karena dalam pelaksanaannya bercampur dengan ada segala aktivitas kesenian termasuk pameran lukisan, eksibisi fotografi, pertunjukan pantomim, seni menggambar komik serta berbagai seni pertunjukan lainnya.
Mengomentari kegiatan Blues in the Art, Ryo ikut berbangga melihat teman-teman pemusik dari berbagai daerah Nusantara yang keren dan asik penampilannya. “Jadi ikut nambah pengetahuan musik blues lebih dalem,” ungkapnya. “Pada dasarnya semua personel Altz suka musik blues, tetapi karena industri musik di Indonesia belum mau menerima, jadi dipakai sebagai hobi saja,” jelasnya.
Altz Band telah memiliki tiga album yakni Ukir Langit, Anugrah Ilahi dan Setulus Hati. Lagu andalan baru bertajuk “Senyum Untuknya” akan dirilis resmi sekira akhir tahun ini . “Biar deket ataupun barengan rilis album terbaru Altz,” ungkap Ryo.(Adt)