Salah satu keluarga korban tewas tabrakan maut Dul Ahmad Dhani mengungkapkan kalau dilarang bicara dengan media dan dilarang menuntut oleh pihak Ahmad Dhani. [Baca: Istri Korban Lancer Maut Dul Mengaku Dilarang Bicara ke Media]
Bahkan larangan itu tertuang dalam perjanjian yang dibuat Ahmad Dhani saat korban menerima santunan 50 juta rupiah.
Hal itu membuat pengacara Farhat Abbas geram. "Jika korban Dhani merasa ada tekanan dari Dhani yang tertuang dalam perjanjian itu untuk tak ngomong dan menuntut berarti semua adalah palsu," kata Farhat Abbas lewat aku twitter @farhatabbaslaw, pada Kamis (26/9/2013).
Sejak awal peristiwa ini terjadi, Farhat Abbas memang selalu memantau para korban terkait tanggung jawab Ahmad Dhani selaku orangtua Dul, pengemudi Lancer Maut yang sudah menewaskan 7 orang dan belasan luka parah.
"Dari dulu gue sudah ingatin korban! Jangan silau dengan duit dan janji Dhani," tegas Farhat Abbas.
"Kewajiban Dhani atas keluarga korban mobil terbang tergantung hati dan kenginginan keluarga korban! Dan wajib dipenuhi oleh Dhani," urai Farhat.
"Nanti akan banyak yang berkicau tentang kelakuan Dhani. Inilah akibatnya jika manusia menganggap nyawa adalah uang. Uang adalah alat tukar...," seru Farhat Abbas.
"Isi perjanjian yang melarang korban ngomong di media dan nggak boleh menuntut adalah tanda Dhani bodoh, gila, diktaktor dan tidak baik," serunya.(Rom)
Bahkan larangan itu tertuang dalam perjanjian yang dibuat Ahmad Dhani saat korban menerima santunan 50 juta rupiah.
Hal itu membuat pengacara Farhat Abbas geram. "Jika korban Dhani merasa ada tekanan dari Dhani yang tertuang dalam perjanjian itu untuk tak ngomong dan menuntut berarti semua adalah palsu," kata Farhat Abbas lewat aku twitter @farhatabbaslaw, pada Kamis (26/9/2013).
Sejak awal peristiwa ini terjadi, Farhat Abbas memang selalu memantau para korban terkait tanggung jawab Ahmad Dhani selaku orangtua Dul, pengemudi Lancer Maut yang sudah menewaskan 7 orang dan belasan luka parah.
"Dari dulu gue sudah ingatin korban! Jangan silau dengan duit dan janji Dhani," tegas Farhat Abbas.
"Kewajiban Dhani atas keluarga korban mobil terbang tergantung hati dan kenginginan keluarga korban! Dan wajib dipenuhi oleh Dhani," urai Farhat.
"Nanti akan banyak yang berkicau tentang kelakuan Dhani. Inilah akibatnya jika manusia menganggap nyawa adalah uang. Uang adalah alat tukar...," seru Farhat Abbas.
"Isi perjanjian yang melarang korban ngomong di media dan nggak boleh menuntut adalah tanda Dhani bodoh, gila, diktaktor dan tidak baik," serunya.(Rom)