Membuat film yang asalnya dari tokoh sejarah memang tidaklah mudah. Terlebih lagi saat masing-masing penulis naskah maupun sutradara dituntut untuk menyesuaikan hingga unsur-unsur yang ada di dalamnya bisa terlihat sangat akurat.
Akan tetapi, tidak semua film berdasarkan sejarah terlihat cukup baik, contohnya saja Alexander (2004) dan The Iron Lady (2011) yang dianggap kurang mewakili tokoh besar seperti Alexander the Great dan Margaret Thatcher.
Beberapa contoh film biografi lainnya yang cukup banyak mendapat pujian antara lain Downfall (2004), Lincoln (2012), dan The King's Speech (2010). Dalam menghadirkan sosok Adolf Hitler, Abraham Lincoln, dan King George VI.
Dalam waktu dekat nanti, akan ada dua film biografi yang diambil dari dua tokoh berbeda negara. Film-film tersebut yaitu Soekarno: Indonesia Merdeka dan Mandela: Long Walk to Freedom.
Keduanya adalah tokoh revolusioner di negaranya dan menjadi panutan di kalangan rakyat serta di kalangan beberapa politisi setelahnya. Filmnya sendiri bakal ditayangkan secara berdekatan beberapa bulan lagi.
Meskipun belum hadir di bioskop, pastinya cuplikan film-film ini sudah dituangkan ke sebuah trailer. Lantas, bagaimana kira-kira kedua film tersebut? Siapa yang bisa dibilang lebih keren? Berikut kami kupas kedua filmnya.
Akan tetapi, tidak semua film berdasarkan sejarah terlihat cukup baik, contohnya saja Alexander (2004) dan The Iron Lady (2011) yang dianggap kurang mewakili tokoh besar seperti Alexander the Great dan Margaret Thatcher.
Beberapa contoh film biografi lainnya yang cukup banyak mendapat pujian antara lain Downfall (2004), Lincoln (2012), dan The King's Speech (2010). Dalam menghadirkan sosok Adolf Hitler, Abraham Lincoln, dan King George VI.
Dalam waktu dekat nanti, akan ada dua film biografi yang diambil dari dua tokoh berbeda negara. Film-film tersebut yaitu Soekarno: Indonesia Merdeka dan Mandela: Long Walk to Freedom.
Keduanya adalah tokoh revolusioner di negaranya dan menjadi panutan di kalangan rakyat serta di kalangan beberapa politisi setelahnya. Filmnya sendiri bakal ditayangkan secara berdekatan beberapa bulan lagi.
Meskipun belum hadir di bioskop, pastinya cuplikan film-film ini sudah dituangkan ke sebuah trailer. Lantas, bagaimana kira-kira kedua film tersebut? Siapa yang bisa dibilang lebih keren? Berikut kami kupas kedua filmnya.
2 dari 3 halaman
Soekarno: Indonesia Merdeka
Disutradarai oleh Hanung Bramantyo, bisa jadi film ini merupakan salah satu karya kebanggan bagi rakyat Indonesia. Terutama dalam menggambarkan sosok Soekarno, sang proklamator, presiden pertama, sekaligus salah satu founding fathers Indonesia.
Tidak hanya menampilkan sosok sang presiden pertama, film Soekarno juga turut menghadirkan beberapa tokoh lainnya seperti wakil presiden Mohammad Hatta, Fatmawati, Chaerul Saleh, dan lain sebagainya.
Film ini jelas sekali memperlihatkan era penjajahan Jepang sebelum Indonesia merdeka dan ditampilkan dalam format yang cukup spektakuler. Karakter Soekarno pun terlihat gagah dengan Ario Bayu sebagai aktornya.
Banyak adegan orasi sang proklamator serta perjuangan beberapa tokoh di Indonesia dalam melawan sepak terjang prajurit Jepang di tanah air. Bumbu-bumbu asmara pun turut disajikan di dalam film.
Walaupun kontroversi sempat muncul dari kalangan keluarga Soekarno terkait sang pemeran, akan tetapi tidak salah jika film ini dibilang keren dan layak untuk dijadikan tontonan sekaligus sarana menambah ilmu sejarah di tanah air.
Rencananya, Soekarno: Indonesia Merdeka bakal tayang pada 12 Desember 2013 mendatang di bioskop-bioskop seluruh Indonesia.
Advertisement
3 dari 3 halaman
Mandela: Long Walk to Freedom
Melalui tangan sutradara Justin Chadwick, film ini diharapkan bisa sukses menggambarkan sosok Nelson Mandela, salah satu tokoh presiden Afrika Selatan sekaligus pejuang anti-apartheid di negaranya kala ia masih muda. Idris Elba menjadi aktor yang diandalkan untuk menggambarkan sang tokoh.
Film ini bakal sangat menarik untuk ditonton dengan banyaknya adegan perjuangan Nelson Mandela melawan orang-orang yang gencar menghembuskan isu rasisme di negaranya kala itu.
Terlihat juga berbagai adegan orasi Nelson Mandela yang sangat berapi-api. Sehingga, kita jadi bisa mengetahui bagaimana kharismatiknya tokoh kulit hitam yang pertama kali duduk di kantor pemerintahan Afrika Selatan itu.
Inspirasi terbesar film ini berasal dari buku karangan sang tokoh yang berjudul Long Walk to Freedom. Banyak sekali hal-hal yang disajikan secara filosofis di dalamnya. Sehingga bagi para pecinta film biografi, Mandela: Long Walk to Freedom bisa menjadi pilihan.
Bisa jadi, film ini bakal menjadi salah satu karya yang keren untuk ditonton pada 29 November 2013 mendatang.(Rul)