The Salemba Band yang personilnya merupakan para tahanan narkoba di Rutan Salemba, selalu dituntut disiplin dan menghargai waktu.
Menurut salah satu personilnya, Bardoz, harusnya band lain menirukan apa yang diterapkan oleh The Salemba Band agar menjadi band yang profesional.
Baca Juga
"Sebenernya anak band harus seperti ini, belajar profesional. Biasanya anak band slengean. Jadi kita lebih menghargai waktu. Ada sisi pembinaannya," ucap Bardoz pemukul drum The Salemba Band saat ditemui di kantor Kementrian Hukum dan Ham (KEMENKUMHAM), Jakarta Selatan, baru-baru ini.
Advertisement
Sebagai sebuah band, dalam berkarya tak hanya menggunakan perasaan atau hati saja. Namun, logika juga diperlukan agar sebuah band bisa berjalan seimbang. Apalagi personil Salemba Band tetap mendapatkan perlakuan yang sama sebagai seorang tahanan.
"Kalau kita jalaninnya pake hati, berat pastinya. Kami kan tahanan dan masih dalam aturan. Kalau pakai pemikiran baru bisa. Kami jadi tahu mana yang baik buat kami," jelas Bardoz, pria 46 tahun.
Image sebuah band yang semaunya dan bebas melakukan apapun, memang tidak pernah dirasaka oleh The Salemba Band yang memiliki aturan-aturan pembinaan selama berada di Rutan Salemba.
Namun hal itu membangun mereka untuk menjadi sebuah band dan pribadi yang disiplin. "Disiplin lah jadinya, kami jadi tahu waktu. Koordinasi antar personil baik, nggak seenaknya" kata Bardoz.(Pur)