Sukses

Justin Bieber Lahir dari Ibu yang Menderita

Ayah Bieber tak mendampingi saat dirinya dilahirkan.

Beliebers (fans Justin Bieber) sempat mendapat kabar heboh ketika mengetahui idolanya Justin Biebers bakal pensiun. Padahal, dia sedang berada di puncak karir, dan usianya masih sangat muda untuk pensiun. Namun, seperti yang sudah ditebak, kabar ini tidaklah benar. Para fans pun bisa bernafas dengan lega.

Justin Drew Bieber lahir di Strartford, Ontario, Kanada, pada tanggal 1 Maret 1994 dari seorang ibu bernama Pattie Mallette. Masa kecil Bieber harus diisi dengan masa-masa tidak menyenangkan. Lahir tanpa didampingi sang ayah, ibunda Bieber juga diketahui harus tinggal di sebuah rumah khusus saat hamil Bieber.

Dalam bukunya, Nowhere but Up: The story of Justin Bieber's Mom, Mallette membeberkan kisah kehidupan masa lampau yang sangat pahit, keluarga berantakan, dan terjebak kenakalan jalanan.



Sang ibu yang kini berusia 37 tahun mengisahkan bahwa pada usia 18 tahun dia terpaksa tinggal di rumah khusus bagi para perempuan muda yang hamil. Di sanalah dia melahirkan anak lelaki yang tadinya akan diberi nama Jesse. Saat terlahir muncul lengkingan suara bayi seperti nada sebuah lagu. Si bayi itu kemudian bernama Justin Bieber.

Saat mengandung, Mallette mengalami depresi karena berkali-kali menghadapi pelecehan seksual. Dia juga hancur karena menyaksikan perceraian orangtua, yang membawanya terjebak pada kehidupan malam, dan juga barang-barang haram. Di usia dimana dia harus bersekolah, dia benar-benar terpuruk habis-habisan dan pernah berniat bunuh diri enam bulan menjelang kehamilan.

Mallette juga bercerita saat ditendang dari rumah dan terdampar di sebuah rumah penampungan di Kanada. Saat di bawah usia 10 tahun dia menyaksikan ayahnya lari dari rumah dan menjadi pencandu alkohol. Di usia muda juga dia telah menghadapi pelecehan seksual oleh oran-orang dekatnya.



"Kepada semua pelaku itu, saya memaafkan Anda," tulis Mallette, lantas menjelaskan dalam menulis buku sembari melepas rasa sesak mengingat semua mimpi buruk masa lalu. Sebagian hasil buku itu dia janjikan akan disumbangkan ke panti yang pernah menampungnya.

Keluarga membuangnya karena kehamilan saat berpacaran dengan Jeremy Bieber. Hubungan mereka dimulai ketika Mallette berusia 15 tahun. Untungnya pada usia 17 tahun dia menemukan kehidupan Kristen, walau kembali sempat terjatuh ke dalam pola kehidupan lama. Namun demikian dia tetap menolak menggugurkan kandungan walau dianjurkan orang-rang dekatnya.

"Saya tahu ini harus saya pertahankan. Saya tidak terpikir soal menggugurkan," katanya. Setelah melahirkan, dia tetap memilih untuk tidak kembali ke rumah. Dia bertahan hidup dari bantuan sosial pemerintah sembari bekerja serabutan.
Saat Bieber kecil, dia selalu berpikir soal nasib Bieber jika ditinggal sendirian tanpa penjaga. Namun berkat bantuan tetangga dia bangkit dan bisa bersekolah kembali. Dari uang hasil kerja itu dia membelikan Bieber sebuah gitar dan drum.
Mallette tidak pernah meminta Bieber mengamen, walau tindakan itu menghasilkan uang banyak saat Bieber berusia 6 tahun.



Di usia yang masih belia, Justin telah menyihir dunia lewat suara emasnya. Walau kepopulerannya atas jasa besar situs video Youtube, itu semua tetap diawali dengan sebuah kerja keras dari Justin sendiri. Bakat hebat Justin dalam tarik suara sudah terlihat sejak kecil. Apalagi ini didukung oleh kondisi keluarganya yang telah akrab dengan dunia musik.
Darah seni memang sudah mengalir dari Justin. Ibunya adalah seorang anggota penyanyi pada bagian pelayanan gereja. Ayah Justin juga merupakan pemain gitar sekaligus seorang penyanyi. Neneknya merupakan pianis andal.

Tak cuma suaranya yang merdu. Di usia belia, Justin sudah akrab dengan berbagai peralatan musik, seperi drum dan gitar. Pada usia empat tahun, Justin sudah akrab dengan drum pribadinya yang merupakan hibah dari para jemaat gereja karena kagum terhadap bakat seorang Justin.



Perjalanan Justin bermusik diawali dengan narasi yang cukup menyentuh ketika dia prihatin akan perjuangan ibunya yang bekerja keras demi terpenuhinya kebutuhan mereka berdua. Dalam diri Justin, tak ada pikiran untuk bermanja-manja. Justin justru bertekad untuk ikut memperingan beban ibunya tersebut.(Adt)