Untuk pertama kalinya, Glenn Fredly menjadi produser film. Film itu berjudul Cahaya dari Timur: Beta Maluku yang mengisahkan kisah nyata Sani Tawainella, seorang pelatih sepak bola asal Ambon, Maluku.
Satu hal yang bikin Glenn tertarik menjadi produser lantaran cerita filmnya. Dia merasa ingin memberitahu dunia bahwa di Indonesia, dalam hal ini Ambon, pernah terjadi konflik berdarah pada 1999. Namun, di balik itu ada nilai perdamaian yang bisa dipetik dari ide Sani mengenai sepak bola.
"Ini cerita sentimentil. Bagi Angga dan saya cerita ini harus dibagi. Semua orang harus tahu ada banyak orang yang mengupayakan sebaliknya di tengah konflik itu, misalnya Sani," kata Glenn di kawasan Kota, Jakarta Barat, Minggu (9/2/2014).
Advertisement
Sebisa mungkin, sang sutradara Angga Dwimas Sasongko mencoba menggambarkan situasi dan kondisi saat terjadi kerusuhan besar-besaran di Ambon. Bahkan dia tak takut jika dianggap bakal membuka luka lama.
"Ada adegan di mana orang yang pakai ikat kepala merah itu Kristen dan ikat kepala putih Muslim. Kami ingin cerita yang sebenarnya, terjadi bunuh-bunuhan antara Kristen dan Islam. Dan tanggung jawab saya adalah meneruskan pesannya," jelas Angga.(Mer)
Â