Sukses

Perhiasan Emas hingga Kacang Panjang Sumbang Inflasi Juni di Surabaya

Kota Surabaya mengalami inflasi sebesar 0,21 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 136,86 pada Juni 2019.

Liputan6.com, Surabaya - Kota Surabaya mengalami inflasi sebesar 0,21 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 136,86 pada Juni 2019. Salah satu kontribusi terbesar inflasi pada Juni 2019 disumbangkan dari emas perhiasan.

Sementara itu, inflasi secara nasional mencapai 0,55 persen pada Juni 2019 dan Jawa Timur sebesar 013 persen. Jika dibandingkan dari 8 kota di IHK di Jawa Timur, enam kota mengalami inflasi dan dua kota mengalami deflasi.

Tercatat Probolinggo mengalami inflasi tertinggi sebesar 0,48 persen. Sedangkan Surabaya alami inflasi tertinggi keempat setelah Probolinggo, Kabupaten Banyuwangi dan Kota Madiun. Sedangkan yang alami deflasi tertinggi terjadi di Kota Malang.

Inflasi di Surabaya terjadi karena lima kelompok pengeluaran mengalami inflasi atau kenaikan harga, satu kelompok pengeluaran mengalami deflasi atau penurunan harga, dan satu kelompok tidak alami perubahan angka indeks yaitu kelompok pengeluaran pendidikan, rekreasi dan olahraga.

Kelompok pengeluaran yang alami kenaikan harga tertinggi yaitu kelompok pengeluaran sandang sebesar 1,21 persen. Sedangkan kelompok pengeluaran alami deflasi hanya kelompok pengeluaran bahan makanan sebesar 0,50 persen.

Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terjadinya inflasi di Surabaya pada Juni 2019 adalah emas perhiasan yang mencapai 0,06 persen, tarif kereta api sebesar 0,04 persen, angkutan antarkota sebesar 0,03 persen, kendaran rental sebesar 0,02 persen dan kacang panjang sebesar 0,01 persen.

Sedangkan komoditas yang dominan dalam menghmbat terjadinya inflasi di Surabaya pada Juni 2019 antara lain bawang putih (-0,07 persen), daging ayam ras (-0,07 persen), telur ayam ras (-0,04 persen), bawang merah (-0,02 persen) dan tomat sayur.

Laju inflasi tahun kalender Surabaya sebesar 1,2 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun sebesar 2,65 persen. Jika dibandingkan Jawa Timur ternyata inflasi tahun ke tahun nilainya lebih rendah sebesar 2,4 persen. Sedangkan nasional mencapai nilai lebih tinggi sebesar 3,28 persen.

Ekonom Bhima Yudhistira menilai, inflasi Surabaya pada Juni 2019 relatif kecil dibandingkan kota besar lainnya sehingga kontribusi terhadap inflasi nasional ada tetapi tidak signifikan. Inflasi tahun kalender 1,2 persen tersebut pun dinilai masih tahap terkendali.

"(Inflasi-red) kecil Surabaya, kalau dibandingkan kota besar lainnya Jakarta 0,47 persen, Banyuwangi 0,36 persen, Purwokerto sebesar 0,54 persen," tutur dia saat dihubungi Liputan6.com, Senin (8/7/2019).

Lebih lanjut ia menuturkan, inflasi tertinggi terjadi di Depok sebesar 1,11 persen dengan IHK sebesar 136,80 pada Juni 2019.

Saat ditanya mengenai kontribusi emas perhiasan terhadap inflasi di Surabaya pada Juni, Bhima menilai karena harga emas dunia yang naik seiring proyeksi penurunan suku bunga acuan Amerika Serikat dan risiko meningkat antara konflik AS-Iran. "Jadi emas yang dianggap aset aman banyak diburu investor," ujar dia.

 

 

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 3 halaman

BI: Inflasi Juni 2019 Tembus 0,55 Persen

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Juni 2019 sebesar 0,55 persen. Inflasi ini didorong oleh kenaikan harga sejumlah komoditas. 

Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan, untuk inflasi tahun kalender yaitu Januari-Juni 2019 mencapai 2,05 persen, sedangkan inflasi tahun kalender sebesar  3,28 persen.

"Adanya kenaikan dari hasil pemantauan di 82 kota di bulan Juni 2019 terjadi inflasi 0,55 persen," ujar dia di Kantor BPS, Jakarta, Senin, 1 Juli 2019.

Dia mengungkapkan, dari 82 kota IHK yang dilakukan pemantauan, sebanyak 76 kota mengalami inflasi. Sedangkan 6 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi dialami di Manado sebesar 3,60 persen, sedangkan terendah yaitu Singaraja sebesar 0,02 persen.

Sementara untuk deflasi tertinggi dialami Tanjung Pandan sebesar -0,41 persen dan deflasi terendah di Jayapura -0,08 persen.

"Dengan perhatikan inflasi ini masih berada di bawah target pemerintah. ini termasuk kendali karena berbagai program yang dilakukan pemerintah," pungkasnya

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) memprediksi inflasi Juni 2019 akan berada di kisaran 0,45 persen. Prediksi ini berdasarkan survei pemantauan harga (SPH) yang dilakukan BI.

"Jadi SPH di Minggu terakhir, inflasi di 0,45 persen itu month to month. 3,21 persen year on year," kata Deputi Gubernur BI, Dody Budi Waluyo, di Gedung BI, Jakarta, Jumat, 28 Juni 2019.

Menurut dia, hal tersebut menunjukkan, kinerja inflasi masih terjaga rendah. Selain itu, juga menunjukkan bahwa daya beli masyarakat yang terjaga. "Artinya tetap terjaga daya beli masyarakat, inflasinya juga cukup rendah," urai dia.

 

3 dari 3 halaman

Di Atas Prediksi Ekonom

Sebelumnya, Inflasi Juni 2019 diperkirakan sebesar 0,4 persen. Angka ini lebih rendah dari inflasi Mei 0,68 persen.

Pengamat ekonomi, Bhima Yudhistira menuturkan, inflasi Juni 2019 tidak terlalu besar pada Mei karena sebagian besar Ramadan pada Mei. Dampak inflasi Juni karena Ramadan dan Lebaran tidak terlalu besar.

"Beberapa harga pangan alami penurunan seperti ayam ras, dan bawang putih. Jadi inflasi Juni 2019 diperkirakan 0,4 persen," ujar Bhima saat dihubungi Liputan6.com, Senin 1 Juli 2019.

Ia menuturkan, penyumbang inflasi yang perlu diwaspadai adalah tarif angkutan udara. Efek penurunan tarif batas hampir tidak dirasakan kepada harga tiket maskapai.