Sukses

Ini Sosok Adi Sutarwijono yang Ditunjuk Pimpin PDIP Surabaya

Menjelang Pemilihan Wali Kota Surabaya pada 2020, DPP PDIP Surabaya merombak susunan kepemimpinan DPC PDIP Surabaya.

Liputan6.com, Surabaya - Menjelang Pemilihan Wali Kota Surabaya pada 2020, DPP PDIP Surabaya merombak susunan kepemimpinan DPC PDIP Surabaya, sebagai bentuk penyegaran atau regenerasi di tubuh partai berlambang Banteng moncong putih tersebut. 

DPP PDI Perjuangan menugaskan Adi Sutarwijono untuk menjadi ketua DPC PDIP Surabaya, meneruskan kiprah Whisnu Sakti yang telah menjadi ketua PDIP Surabaya selama dua periode alias 10 tahun. Keputusan itu ditolak sebagian pihak, tapi tak sedikit pula yang mendukung. Siapa sosok Adi Sutarwijono?

Awi, sapaan akrab Adi Sutarwijono, selama ini dikenal sangat mudah berkomunikasi dengan siapa pun. Dia mudah diakses. Ditelepon atau dihubungi lewat WhatsApp, mesti direspons. Bahkan, saat tengah malam.

"Karena menjadi petugas PDI Perjuangan di struktur partai maupun legislatif, haruslah membuka diri terhadap dinamika situasi di luar,” tutur Awi, Selasa (9/7/2019). 

Awi adalah alumnus Ilmu Politik, Fisip, Universitas Airlangga. Dia sempat berkiprah menjadi wartawan Surya, salah satu koran di Jawa Timur. Kemudian berlabuh ke Majalah TEMPO hingga 2003, sebelum akhirnya aktif di PDIP.

Saat pergolakan PDI Pro-Mega pada 1996, Awi dikenal memberikan dukungan melalui pemberitaan di media massa. Begitu pula saat era gerakan reformasi.

"Bagi kami para wartawan, perspektif kerakyatan harus dibangun dalam tulisan," ujar Awi yang pernah bekerja bersama Johan Budi, yang kini menjadi staf khusus Presiden Joko Widodo.

Karakter sebagai wartawan yang egaliter itu terbawa hingga saat dia menjadi anggota DPRD Surabaya sejak 2012 hingga kini. Awi aktif menyelesaikan problem-problem pembangunan di masyatakat, terutama di daerah pemilihannya. Seperti perbaikan jalan, saluran air, dan lampu jalan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Responsif

Dia juga responsif ketika warga menghadapi persoalan, seperti saat tahun ajaran baru sekolah, sakit di rumah sakit, danmembutuhkan ambulans secara cepat.

Salah satu kisah advokasi yang menarik adalah saat membela Ibu Marmila, UMKM rujak cingur di kawasan Gununganyar Surabaya yang sempat viral karena menjual rujaknya seharga Rp 60 ribu.

Kisah itu viral setelah diunggah netizen yang merasa keberatan, karena UMKM pinggir jalan menjual rujak seharga Rp 60 ribu per porsi. Padahal, itu merupakan porsi jumbo yang bisa dinikmati 3-4 orang. Akibat viral itulah, sejumlah aparat kelurahan setempat ramai-ramai mendatangi kedai rujak cingur milik Ibu Marmila.

"UMKM jualan Rp 60 ribu per porsi didatangi aparat apa urusannya? Di mall, sepotong daging dijual Rp 500 ribu. Di mall, rujak cingur dijual Rp100 ribu. Kenapa UMKM pinggir jalan selalu dimusuhi?Dia jual ada strategi, porsi jumbo dengan jumlah cingur banyak, dijual Rp60 ribu apa salahnya? Kalau mau beli, tanyakan transaksi, ya kalau enggak mau beli, enggak usah ribet. Jangan UMKM dibully," kata Awi saat itu.

Pembelaan Awi itu akhirnya membuat aparat tak lagi mendatangi kedai mungil milik penjual rujak cingur tersebut. Menjadi anggota DPRD, Awi aktif mengonsolidasi kekuatan PDIP dan jaringan sosial di Dapil-nya.

Akibat kerja-kerja intens itu, dalam Pemilu 2014, perolehan kursi PDIP untuk DPRD Kota Surabaya di Dapil 3 kawasan Surabaya Timur melonjak 200 persen. Dari 1 kursi hasil Pemilu 2009, menjadi 3 kursi di Pemilu 2014 dan mempertahankannya pada Pemilu 2019.

"Dapil 3 Kota Surabaya Timur semula menjadi ‘daerah gersang’ suara PDIP. Kini, telah berubah menjadi basis penting PDIP. Dalam Pemilu 2019, Dapil 3 berhasil mempertahankan perolehan 3 kursi di DPRD Kota Surabaya, serta memenangkan suara Jokowi-KH Maruf Amin," cerita Andhy Puryanto, ketua PAC PDIP Kecamatan Rungkut.

Awi pun dikenal berkontribusi aktif memenangkan penugasan partai, seperti gerakan pemenangan Risma-Bambang DH dalam Pilkada Kota Surabaya 2010. Saat itu Risma-Bambang DH menang 16 kecamatan, sedang lawannya, Arif Afandi-Adies Kadis, menang di 15 kecamatan.

Dari 16 kecamatan itu, Risma-Bambang menang di 5 kecamatan Dapil 3 yang merupakan asal Awi. Dari 28 kelurahan di Dapil 3, Risma-Bambang DH menang di 27 kelurahan.

Dalam catatan media, Awi juga selalu terlibat dalam tim pemenangan PDIP sejak Pemilu dan Pilpres 2004, Pilkada Kota Surabaya 2005, Pilgub Jatim 2008, Pemilu dan Pilpres 2009, Pilkada Kota Surabaya 2010, Pilkada Jatim 2013, Pemilu dan Pilpres 2014, Pilkada Kota Surabaya 2015, Pilkada Jatim 2018 dan Pemilu dan Pilpres 2019.