Liputan6.com, Surabaya - Berdasarkan survei DEKA oleh Western Digital Corp berjudul Indonesian Consumer Mobile Habit and Data Management Survey menyebutkan, kalau pengguna gawai di Surabaya lebih sering mencadangkan datanya dibandingkan kota lain.
Research Manager DEKA, Anggun Komala Sari menuturkan, tidak bisa menjelaskan alasan mengapa warga Surabaya lebih sering dibanding daerah lain. Ini karena penelitian hanya difokuskan pada perilaku kesadaran dalam mencadangkan data gawai.
Ia menuturkan, riset melibatkan 1.120 responden dari enam kota besar di Indonesia antara lain Jakarta, Surabaya, Bandung, Yogyakarta, Medan dan Makassar. Kemudian dari beberapa kota itu, pemilik gawai di Surabaya sering mencadangkan data.
Advertisement
"Sebanyak 67 persen orang Indonesia pernah kehilangan data di gawai mereka, dan hanya sepertiga dari mereka yang rutin melakukan pencadangan data sebulan sekali atau lebih. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden belum memiliki rencana atau jadwal back-up yang teratur, padahal back-up merupakan hal vital untuk dilakukan di era serba digital ini,” kata dia, seperti dikutip dari laman Antara, Kamis (11/7/2019).
Baca Juga
Sementara itu, Channel Sales Manager Western Digial, Soetrisno Poerwadi menuturkan, ada banyak faktor yang menyebabkan para pengguna gawai kehilangan datanya.
"Beberapa di antaranya adalah memori yang penuh sehingga mereka harus menghapus data, perangkat yang rusak, virus, file yang rusak dan kehilangan perangkat," kata dia.
Untuk atasi masalah itu, ia menuturkan, ada aplikasi mobile SanDisk Memory Zone dan iXpand Drive agar dapat penyimpanan data secara aman di gawai, serta memback up foto dan video dengan cepat dan memindahkannya ke komputer dan gawai.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Sejumlah Nama Jalan di Surabaya Bakal Berubah
Sebelumnya, Pemerintah Kota Surabaya akan mengubah dan memberi nama baru untuk sejumlah nama jalan arteri yang tersebar di Surabaya, Jawa Timur.
Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukinan Cipta Karya dan Tata Ruang Kota Surabaya, Chalid Bukhori menuturkan, pihaknya sudah membuat Surat Edaran bernomor 020/10946/436.75/2019 terkait pemberian dan perubahan nama jalan di Surabaya.
"Tapi pemberian dan perubahan nama jalan itu masih dalam tahap sosialisasi," ujar dia, seperti dikutip dari laman Antara, Kamis, 11 Juli 2019.
Pemberian nama jalan meliputi Jalan Lingkar Luar Barat menjadi Jalan Dr.Mohammad Hatta, Jalan Baru Timur Stadion, Gelora Bung Tomo (GBT) menjadi Jalan Bung Tomo dan Jalan Timur Darmo Park menjadi Jalan Dr. KH. Idham Chalid.
Sedangkan perubahan nama jalan meliputi Jalan Singapore (Jalan Benowo Sawah) menjadi Jalan Abdul Wahab Hasbullah, Jalan Sukomanunggal Jaya menjadi Jalan Pangeran Antasari, Jalan Raya Satelit Selatan menjadi Jalan Hasanuddin, Jalan Darmon Harapan I dan III serta Darmo Baru XII menjadi Jalan Cut Nyak Dhien dan Jalan Bung Tomo menjadi Jalan Kencana.
Ia menuturkan, pada Perda 7 Tahun 2018 tentang Pedoman Pemberian Nama Jalan dan Sarana Umum disebutkan untuk pemberian maupun perubahan nama jalan arteri harus mendapat persetujua dari DPRD Surabaya.
Akan tetapi, ia optimistis pengajuan usulan raperda pemberian dan perubahan nama jalan tersebut bisa selesai dibahas sebelum masa tugas anggota DPRD Surabaya periode 2014-2019 berakhir pada akhir Agustus mendatang.
"Setelah raperda itu disahkan di DPRD Surabaya, maka tahap selanjutnya akan dibuat Peraturan Wali Kota (Perwali) Surabaya," ujar dia.
Ia menambahkan, pihaknya telah mengantisipasi dampak perubahan nama terhadap administrasi kependudukan warga setempat. Ia mengatakan, antisipasi yang telah dilakukan dengan mendata berapa warga dan akan memberikan pelayanan untuk mengurus perubahan administrasinya juga.
"Itu semua sudah diantisipasi. Kita bantu warga yang terdampak," kata dia.
Advertisement