Sukses

KPK Sebut Surabaya Jadi Contoh Pengelolaan Daerah Baik

Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Saut Situmorang menilai, Surabaya, Jawa Timur memiliki seorang pemimpin berintegritas tinggi

Liputan6.com, Surabaya - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Saut Situmorang menilai, Surabaya, Jawa Timur memiliki seorang pemimpin berintegritas tinggi.

Hal ini bisa dilihat dari antusias warga yang sangat mendukung pemerintah. Oleh karena itu, pihaknya berharap, kepada kota atau kabupaten lain bisa mencontoh tata kelola pemerintahan yang ada di Surabaya.

"Saya pikir mari kita menjadi contoh, di mana rakyatnya menghargai pemimpinnya. Integritas itu jujur, peduli, mandiri, tanggung jawab dan berani, saya pikir nilai-nilai itu ada di sini (Surabaya),” kata Saut, seperti ditulis Minggu (14/7/2019).

Dia menuturkan, Surabaya memiliki seorang wali kota berintegritas tinggi. Bagaimana seorang pemimpin itu mencintai rakyatnya dan sebaliknya. Hal ini menjadi lebih mudah bagi KPK dalam mensosialisasikan berbagai program yang digagasnya.

Oleh karena itu, selama ini pihaknya merekomendasikan beberapa kepala daerah untuk belajar ke Surabaya. "Kami melihat secara fisik kota ini (Surabaya) ditata dengan baik, begitulah kalau pemimpin mencintai rakyatnya dan rakyatnya mencintai pemimpinnya," tutur dia.

Ia menuturkan, ada beberapa indikator yang bisa dijadikan rujukan pembelajaran bagi kota atau kabupaten lain dari kepemimpinan Wali Kota Risma. Misalnya, sistem pengelolaan aparat pengawas internal pemerintah, perizinan, kebersihan, pelayanan masyarakat, dan pendidikan.

"Saya melihat beliau itu (Wali Kota Risma) sangat detail, hal yang kecil-kecil sangat detail dan itu yang harus kita tiru untuk semuanya,” kata dia.

Sebelumnya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini  bersama Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Saut Situmorang menyapa warga Surabaya yang memadati gelaran Car Free Day (CFD) di Taman Bungkul Surabaya, Minggu, 14 Juli 2019.

Kegiatan ini merupakan hari terakhir rangkaian acara Roadshow Bus KPK 2019 bertajuk "Jelajah Negeri Bangun Antikorupsi" di Surabaya. Dalam kegiatan ini, KPK bersama Wali Kota Risma melakukan sosialisasi di Taman Bungkul melalui beragam program kegiatan pencegahan korupsi dengan melibatkan elemen masyarakat. Warga nampak sangat antusias mengikuti berbagai acara yang diinisiasi oleh KPK dalam gelaran roadshow kali ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 3 halaman

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini Minta Warga Surabaya Tanamkan Nilai Kejujuran kepada Anak

Sebelumnya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) mengajak para orangtua agar mengajarkan anak-anak untuk disiplin, kerja dan berintegritas.

Risma ingin, anak-anak sejak dini di Surabaya, Jawa Timur sudah mulai ditanamkan nilai-nilai kejujuran. Ia menilai, anak-anak merupakan generasi penerus yang akan melanjutkan masa depan bangsa.

"Ayo kita mari bersama ajarkan anak-anak kita, saya yakin suatu saat anak-anak Surabaya bukan hanya jadi pemimpin Indonesia, tapi juga tersebar di seluruh dunia," kata dia.

Wali kota perempuan pertama di Surabaya ini yakin jika anak-anak sejak dini diajari untuk berlaku jujur, Indonesia khususnya Surabaya ke depan akan semakin maju. Hal ini karena integritas kejujuran merupakan awal dalam meraih sebuah kesuksesan. Namun demikian, masyarakat juga harus turut andil dalam mendukung pemerintah.

"Karena itu ayo kita ajarkan anak-anak kita jujur, disiplin, kerja keras, kita yakin suatu saat someday akan terjadi Negara yang gemah ripah loh jinawi (kekayaan alam yang berlimpah),” ujar dia.

3 dari 3 halaman

Rencana Masukkan Kurikulum Antikorupsi

Sebelumnya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berencana rancang kisi-kisi untuk membuat mata pelajaran (mapel) atau kurikulum antikorupsi.

Wali Kota Surabaya yang akrab disapa Risma menyampaikan hal itu saat menghadiri sejumlah rangkaian acara Roadshow Bus KPK 2019 ‘Jelajah Negeri Bangun Antikorupsi’ di Gedung Siola, Surabaya, Sabtu, 13 Juli 2019.

Awalnya, Risma memberikan materi di hadapan guru dan kepala sekolah jenjang TK, SD/MI, dan SMP/MTs. Setelah itu, ia mendongeng dan bercerita di hadapan siswa, kemudian dilanjutkan dengan berbicara di hadapan para pelaku UMKM dan pengusaha. 

Ketiga acara itu didampingi langsung oleh Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Saut Situmorang dan Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat KPK Giri Suprapdiono.

Pada saat menjadi pembicara pertama dalam workshop Insersi Pendidikan Antikorupsi dan Sosialisasi Aplikasi Jaga, Risma menuturkan, guru memiliki peranan penting bagi perkembangan anak-anak. Sebab, anak-anak inilah yang nanti ke depannya menjadi penerus perjuangan pendahulunya.

"Layani dengan sungguh-sungguh dan berikan yang terbaik. Panjenengan (Anda) mendidik anak-anak bangsa untuk meneruskan perjuangan pendahulunya,” ujar Risma.

Wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya itu juga meminta para guru atau kepala sekolah untuk tidak malu ketika siswa meraih nilai jelek saat ujian. Yang terpenting, lanjut dia, didik anak dengan kebiasaan jujur, kerja keras serta daya juang tinggi dalam memperoleh nilai. "Kalau suka mencontoh atau menyontek, itu namanya cari jalan pintas. Anak ini tidak akan survive di masa mendatang," tuturnya.

Oleh karena itu, ia juga berencana membuat kisi-kisi untuk membuat mata pelajaran (mapel) atau kurikulum antikorupsi. Meskipun demikian, setiap hari pelajaran tentang antikorupsi harus diajarkan, bukan hanya sekadar dihafalkan. 

"Nanti saya bersama Dinas Pendidikan (Dispendik) akan membuat peraturan wali kota (Perwali) pendidikan antikorupsi," tegasnya.

Risma mengatakan, kurikulum anti korupsi itu nantinya akan diintegrasikan dalam pelajaran PPKN yang ada di sekolah. Bagi dia, kurikulum itu yang paling penting adalah penerapan dalam kehidupan sehari-hari, seperti nilai kedisiplinan, kejujuran, tidak mencontek dan mampu membentuk karakter siswa yang lebih baik lagi. 

"Pelajaran itu untuk perilaku bukan dihafalkan, jadi untuk membentuk perilaku siswa sehari-hari,” kata dia.

Selain itu, Tri Rismaharini menuturkan, pendidikan antikorupsi ini sangat penting ditanamkan sejak dini kepada anak-anak, apalagi nantinya akan membentuk sebuah karakter postif ketika mereka dewasa nanti.

Bahkan, ia memastikan,  jika pendidikan anti korupsi itu ditanamkan sejak dini kepada anak-anak,  maka ke depannya mereka akan terbiasa untuk berbuat jujur serta membentuk sikap positif bagi generasi Indonesia yang akan datang. 

"Mulai kecil kita tanamkan, maka besarnya akan sulit untuk berubah. Saya yakin kalau ini kita lakukan akan menjadi anak-anak yang luar biasa,” ungkapnya.