Sukses

Risma Raih Tiga Penghargaan Selama Dua Hari Berturut-turut

Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini ingin Surabaya tak hanya dikenal di Indonesia tetapi juga seluruh dunia.

Liputan6.com, Surabaya - Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini (Risma) kembali memboyong dua penghargaan sekaligus dari Tempo Media Group dan Frontier Group. Penghargaan itu adalah Indonesia’s Attractiveness Award (IAA) 2019 Platinum kategori kota besar sektor infrastruktur dan pariwisata.

Penghargaan itu pun diterima langsung oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di Hotel Pullman, Jakarta, Selasa malam. Penghargaan yang sudah digelar sejak 2015 itu diikuti oleh 56 nominasi kabupaten, kota dan provinsi yang dilakukan pada 24-28 Juni 2019.

Para nominator ini sudah melalui tahap penyaringan, pengolahan data, survei dan tahap terakhir adalah presentasi di hadapan juri dari berbagai kalangan. Hasilnya, tim penilai memutuskan memberi penghargaan IAA 2019 kepada Surabaya sebagai kota besar terbaik sektor infrastruktur dan pariwisata.

Pada kesempatan itu, Risma menuturkan, penghargaan yang didapatkan ini akan terus mendorong dirinya beserta jajarannya untuk lebih bekerja keras lagi. Bahkan, ia terus berkomitmen untuk tidak henti-henti meningkatkan kesejahteraan bagi warga Surabaya.

"Terima kasih, mudah-mudahan apresiasi yang terus kami dapat menjadikan kami untuk bekerja lebih keras lagi dalam memberikan kesejahteraan warga," tutur Risma seusai menerima penghargaan.

Tri Rismaharini yang juga menjabat sebagai Presiden United Cities and Local Goverment (UCLG) Asia Pasific (Aspac) ini menjelaskan penghargaan yang diperoleh tersebut akan menjadikan Kota Pahlawan tidak hanya dikenal di dalam negeri saja. Ia berharap mata dunia mampu melihat keindahan kota ini sebagai kota wisata kelas dunia.

"Mudah-mudahan Kota Surabaya bisa lebih dikenal bukan hanya di Indonesia. Tapi dikenal seluruh penjuru dunia," lanjutnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 4 halaman

Dapat Sambutan Baik dari Kepala Daerah

Direktur Tempo, Toriq Hadad menuturkan, penghargaan ini selalu mendapatkan sambutan baik dari kepala daerah. Antusiasme pun terus tumbuh hingga penyelenggaraan kelima tahun ini. Oleh karena itu, Tempo berharap ajang ini dapt memotivasi kepala daerah untuk terus berkarya bagi daerah dan nasional.

"Diharapkan dapat mempertahankan penghargaan yang diraih, bahkan terus mendapatkan lebih dari apa yang sudah diraih pada tahun ini," ujar dia.

Ia juga menjelaskan, sektor pariwisata menjadi salah satu pendapatan daerah yang seringkali memberikan kontribusi besar bagi suatu daerah. Daerah-daerah yang mampu menarik turis dari dalam maupun luar negeri akan mampu memberikan pemasukan yang besar.

"Tentunya dapat meningkatkan pendapatan daerah dan menggairahkan ekonomi setempat, baik sektor perdagangan, transportasi, akomodasi, dan lainnya," kata dia.

Sedangkan untuk menunjang kemajuan pertumbuhan ekonomi, diperlukan infrastruktur seperti jalan, listrik, dan komunikasi, sehingga memudahkan proses distribusi dan akses terhadap pelayanan. Refleksi terhadap kemajuan daerah juga dapat dilihat dari kepuasan publik terhadap layanan-layanan yang diberikan oleh pemerintah daerah.

"Pelayanan publik di tingkat kota, kabupaten dan provinsi oleh pemerintah daerah maupun lembaga-lembaga pendidikan dan kesehatan juga merupakan salah satu cermin yang sangat menentukan pertumbuhan ekonomi daerah di masa mendatang," tegasnya.

Selama kepemimpinan, Risma sejak tahun 2010 hingga saat ini,  Surabaya meraih penghargaan sebanyak 259 penghargaan untuk instansi dan individu, yang terdiri dari 233 penghargaan nasional dan 26 penghargaan internasional. 

 

3 dari 4 halaman

Wali Kota Surabaya Risma Ungkap Rahasia Kunci Sukses Raih Penghargaa WEA

Sebelumnya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) menerima penghargaan Women Empowerment Award (WEA) dari salah satu media China yang berbasis di Singapura bernama Her Times, Senin, 22 Juli 2019.

Penghargaan yang diserahkan di Grand Ballroom, Mandarin Orchard, Hotel Singapura itu diberikan karena Risma dinilai berhasil dalam upaya pemberdayaan perempuan di Surabaya, Jawa Timur.

Pada kesempatan itu, Risma mengapresiasi dan bangga atas penghargaan international yang diberikan kepadanya, Women Empowerment Award (WEA) dari Majalah Her Times yang ada di Singapura.

Kemudian apresiasi kepada Kedutaan Besar (Kedubes) Republik Indonesia di Singapura bersama juri yang sudah memilihnya menjadi bagian dari penerima penghargaan tersebut.

"Saya dengan tulus berterima kasih atas penghargaan ini, sebuah kehormatan berada di antara semua perempuan yang mengagumkan malam ini," tutur Risma seusai menerima penghargaan.

Risma menuturkan, sebagai wali kota perempuan pertama di kota besar seperti Surabaya ini, benar-benar memahami memimpin dengan hati dan kasih sayang akan memiliki perbedaan tersendiri. Pemberdayaan perempuan ini, merupakan salah satu inti dari pengembangan program di Surabaya dengan memfasilitasi para perempuan itu untuk berwirausaha.

"Tujuan inti saya salah satunya adalah pemberdayaan perempuan. Wanita mempunyai peran inti di Surabaya, bukan hanya di kota pemerintahan. Namun beberapa pengendalian di antaranya, lingkungan, kampanye kesehatan, dan program kesejahteraan keluarga," lanjutnya.

Tri Rismaharini mengatakan, salah satu program kesejahteraan keluarga yang dijalankan di Surabaya adalah pahlawan ekonomi yang berasal dari ibu rumah tangga. Mereka belajar bagaimana mengolah makanan dan minuman, kerajinan tangan (handycraft). Selain itu, mereka juga diajarkan bagaimana mengemas dan memasarkan dengan era saat ini. Dari program tersebut, menurut dia mampu menekan angka kemiskinan di Surabaya.

"Tahun 2010 angka kemiskinan di Kota Surabaya mencapai 35 persen. Saat ini hanya 5 persen," imbuhnya.

 

4 dari 4 halaman

Penerima Penghargaan

Sebelum acara dimulai, Risma disambut oleh para tamu undangan dari Singapura. Satu per satu tamu undangan meminta foto bersama terlebih dahulu. Beberapa media Singapura juga melakukan wawancara dengan Wali Kota Risma terkait keberhasilannya dalam membangun Kota Surabaya.

Dari 12 penerima penghargaan, tujuh di antaranya adalah Warga Negara Indonesia (WNI) dari latar belakang yang berbeda-beda. Tujuh perempuan itu adalah Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini. Puan Maharani Nakshatra Kusyala, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Indonesia. Yenny Wahid, Aktivis Sosial dan Politik. Dewi Fortuna Anwar, Profesor Riset di Pusat Penelitian untuk Studi Politik-Institut Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Selain itu, Rina Ciputra, Commissioner dari  PT Ciputra Development Tbk. Carmelita Hartoto Hardikusumo, President Direktur  PT Andhika Lines. Dan terakhir, Anak Agung Ayu Manik Mulyaheni, Co-founder Citra Kartini Indonesia Foundation (CIRI).

Sementara penerima penghargaan dari luar warga Indonesia adalah Michelle Cheo Hui Ning, CEO dan Eksekutif Direktur dari Mewah Grup. Kemudian Gan See Khem,Ketua Eksekutif dan Direktur Pelaksana Health Management International Ltd. Tan Hooi Ling Co Founder Grab. Fiona Chaw Jaw Shing CEO dari AIMCO Grup. Yeo Yann Yann, aktris yang berbasis di Singapura, Pemenang Golden Horse Award.Â