Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah mendorong investasi masuk di kawasan Surabaya dan Madura (Suramadu). Oleh karena itu, pemerintah tengah siapkan aturan khusus untuk membentuk Badan Pengembangan Wilayah Suramadu (BPWS).
Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR, Danis Hidayat Sumadilaga menuturkan, Menteri PUPR sudah berkirim surat kepada Menteri Sekretariat Negara sehingga Perpres mengenai kelembagaan yang baru segera diterbitkan. Sedangkan beberapa kawasan sudah dipetakan untuk menarik masuk investasi ke kawasan Surabaya dan Madura.
"Jadi lebih kepada industri yang lebih lokal misalnya ada Islamic Science Park, ada yang berkaitan dengan industri garam, industri gula. Kemudian, bagaimana pariwisata Madura keseluruhan itu menarik investasi lebih, itu tujuannya," ujar Danis, Jakarta, seperti dikutip dari kanal bisnis Liputan6.com, Jumat (26/7/2019).
Advertisement
Baca Juga
Ia menuturkan, pengembangan kawasan Suramadu sudah dimulai. Akan tetapi konsep masih belum maksimal. Jadi melalui struktur badan kelembagaan yang baru ini, Suramadu bisa lebih berkembang.
"Kata kuncinya menarik investasi, yang disesuaikan misalnya waktu itu apakah industri pertahanan cocok enggak di Madura, tapi kan enggak cocok. Kalau industri garam pasti cocok. Pariwisata potensinya juga besar, begitu," ujar dia.
Untuk sementara ini, Danis mengatakan, sudah ada lahan eksisting seluas 50 hektare yang siap untuk segera dimanfaatkan dan ada kemungkinan penambahan lahan di lokasi lain. Sedangkan dalam Perpres sebelumnya, lahan yang disiapkan mencapai ratusan hektare.
"Ini intinya juga akan terjadi revisi terhadap luas kawasan yang disesuaikan dengan industri. Mungkin lebih tersebar, kalau semula lebih fokus di kaki kaki (jembatan Surabaya dan Madura) itu sekarang lebih pada di kabupaten," ujar dia.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
UEA Bakal Investasi Pelabuhan Peti Kemas di Gresik
Sebelumnya, Uni Emirat Arab (UEA) berencana menanamkan modal di sektor pembangunan infrastruktur, yakni pengembangan pelabuhan peti kemas dan kawasan industri di Gresik, Jawa Timur.
"Sekarang sudah ada persiapan, paling lambat 2021 mulai konstruksi. Saya lagi mau minta mereka sudah mulai lebih awal,” ujar Menteri Perhubungan ditemui di Istana Kepresidenan Bogor, seperti dilansir suarasurabaya.net.
Budi menuturkan, investasi akan bernilai USD 1,2 miliar. Pembagian investasi antara pihak swasta Indonesia dan UEA yaitu 51 persen berbanding 49 persen.
Mengutip Antara, Di Istana Kepresidenan Bogor, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan melakukan sejumlah kegiatan seperti pertemuan bilateral dan penandatanganan kerja sama.
Sejumlah kerja sama bakal dibahas dengan UEA. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan memastikan tiga kerja sama sudah pasti akan diteken dalam pertemuan itu.
Pertama, kerja sama di proyek pembangunan fasilitas pengolahan minyak atau proyek revitalisasi kilang (Refinery Development Master Plan/RDMP) di Balikpapan, Kalimantan Timur.
RDMP Balikpapan merupakan satu dari enam megaproyek kilang yang tengah dibangun PT Pertamina. Kedua, kerja sama di pengembangan industri petrokimia dengan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. Ketiga, kerja sama dengan PT Pelabuhan Indonesia Maspion di Surabaya, Jawa Timur. Total nilai investasi dari tiga kerja sama dengan UEA tersebut mencapai USD 9 miliar atau setara Rp 125,5 triliun.
Salah satu perjanjian yakni MoU antara DP World dan Maspion oleh CEO Maspion Alim Markus dengan CEO DP World Sultan bin Sulayem. Alim Markus menuturkan, pembangunan pelabuhan ditargetkan dapat menampung 3 juta teus. Dengan investasi USD 1,2 miliar akan mengembangkan kontainer di kawasan industri Maspion di Gresik.
Advertisement