Sukses

GP Ansor Elus-Elus Jago untuk Laga Pilkada Jawa Timur 2020

Ada beberapa kader GP Ansor yang akan maju pada perhelatan Pilkada 2020. Di Jawa Timur akan berlangsung Pilkada di 19 kabupaten kota.

Liputan6.com, Jakarta - Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor mendorong kader-kader yang berkualitas tinggi untuk maju pada perhelatan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Timur 2020.

Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor, Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, pemetaan telah dilakukan oleh Pimpinan Pusat GP Ansor. Dalam waktu dekat, pemetaan juga akan dilakukan oleh Pimpinan Wilayah, untuk peluang kader Ansor maju pada Pilkada 2020.

"Kalau ada kader Ansor yang mampu dan mendapatkan dukungan, harus didorong. Itu harus satu suara," kata Yaqut, usai menghadiri Konferensi Wilayah Gerakan Pemuda Ansor XIV Provinsi Jawa Timur (Jatim), di Kota Malang, Minggu 29 Juli 2019.

Dia mengatakan, pihaknya telah mendapatkan informasi ada beberapa kader GP Ansor yang akan maju pada perhelatan Pilkada 2020. Sebagai catatan, di Jawa Timur akan berlangsung Pilkada di 19 kabupaten kota.

Yaqut menambahkan, kader-kader GP Ansor memang diperbolehkan untuk berpolitik, tapi tidak diperkenankan membawa organisasi GP Ansor dalam praktik politik. Diharapkan, akan muncul kader-kader potensial pada Pilkada 2020.

"Jika ada kader yang berpolitik itu boleh, itu sah, bahkan kita dorong. Akan tetapi, tidak atas nama organisasi," ujar Yaqut.

Pada 2020, sebanyak 19 kabupaten kota di Provinsi Jawa Timur akan menggelar pilkada serentak. Sebanyak 19 kabupaten kota tersebut adalah Sumenep, Trenggalek, Surabaya, Banyuwangi, dan Kabupaten Blitar.

Kemudian, Kota Blitar, Kabupaten Malang, Ngawi, Kabupaten Mojokerto, Kota Pasuruan, Tuban, Lamongan, Ponorogo, Pacitan, Sidoarjo, Jember, Situbondo, Gresik, dan Kabupaten Kediri.Yaqut menambahkan, saat ini, untuk Pimpinan Wilayah Jawa Timur tengah dilakukan pemilihan. Saat ini, ada tiga kandidat yang bersaing untuk menempati kursi pimpinan GP Ansor wilayah Jawa Timur.

Tiga kandidat tersebut adalah Ahmad Ghufron Siroj, Syafiq Sauqi, dan Moh Abid Umar. Nama-nama kandidat tersebut telah diputuskan maju dalam rapat pleno pemilihan Ketua PW GP Ansor Jawa Timur.

"Tugas pengurus yang baru, harus melihat peluang ini. Mana kader yang layak untuk maju," kata Yaqut.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 3 halaman

Politikus Demokrat Mundur dari Pencalonan Ketua GP Ansor Jatim

Sebelumnya, setelah nama sempat muncul sebagai salah satu kandidat terkuat calon Ketua PW GP Ansor Jawa Timur, Hasani Zuber, Ketua GP Ansor Kabupaten Bangkalan menarik diri dari gelanggang pencalonan. Sikap itu ia ambil setelah musyawarah bersama keluarga.

Hasani yang sudah dua periode memimpin GP Ansor Bangkalan diminta fokus pada tugas barunya sebagai anggota DPR RI terpilih dari Fraksi Demokrat.

"Setelah menimbang berbagai nasihat itu dan saya pikir sangat baik, maka saya memutuskan menarik diri dari kontestasi," kata pria yang akrab disapa Ra Hasani ini, Rabu, 24 Juli 2019.

Lagi pula, Hasani menilai, melihat perkembangan jelang konferwil, para kandidat calon ketua PW GP Ansor Jatim yang muncul, jauh lebih mumpuni, baik secara kapasitas dan kapabilitas ketimbang dirinya.

 

3 dari 3 halaman

Tidak Mudah Memimpin GP Ansor Jatim

Sejak pendaftaran dibuka pada 23 Juli lalu, muncul dua nama yang digadang-gadang jadi Ketua GP Ansor Jatim, yaitu Muhammad Abid Umar Faruq (Gus Abid) adalah Mantan Ketua PW GP Ansor hasil penunjukkan Pimpinan Pusat GP Ansor.

Juga muncul nama Ketua PC GP Ansor Tuban, Safiq Sauqi (Gus Safiq) dan Ghufron Siradj.

"Mereka sosok muda yang hebat. Siapa pun yang terpilih nantinya, saya yakin akan membawa Ansor Jatim lebih baik lagi," ungkap Hasani.

Ketika ditanya siapa yang akan ia dukung di Konferwil GP Ansor Jatim 28 Juli di Pondok Pesantren Sabilul Rasyad Malang, Hasani Zuber yang merupakan kader Partai Demokrat menjawab diplomatis. Namun, dia berharap di Konferwil para calon lebih mengedepankan nilai berkomposisi daripada berkontestasi.

"Kita lihat saja nanti, yang pasti mereka kader terbaik. saya ingin GP Ansor Jatim ke depan kembali menjadi barometer nasional, baik secara administrasi dan kaderisasi, karena tidak mudah mengurus 42 cabang kabupaten dan kota," dia menandaskan.