Liputan6.com, Surabaya - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dalam membina pelajar SMP di Kota Pahlawan terus berbuah manis. Pelajar dari Surabaya membuktikan diri tidak hanya mampu berprestasi di bidang akademis, melainkan juga berprestasi bidang non akademis.
Tim Paduan Suara dan Vokal Grup One Voice dari SMPN 1 Kota Surabaya berhasil meraih empat emas dan The Most Expresion pada kompetisi 8th Bali International Choir Festival yang diselenggarakan 23-27 Juli 2019 lalu.
Atas prestasi tersebut, Tim Paduan Suara dan Vokal Grup One Voice diterima audiensi dengan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di Ruang Sidang Wali Kota, Senin (29/7/2019).
Advertisement
Baca Juga
Risma menemui Tim Paduan Surabaya One Voice didampingi Kepala Bapekko Eri Cahyadi, dan Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya Ikhsan.
Pada kesempatan itu, Wali Kota Risma mengucapkan selamat atas prestasi yang diraih Tim Paduan Suara dan Vokal Grup One Voice. Ia juga mengapresiasi kepada orangtua yang mendampingi karena sudah memberikan ruang untuk berprestasi di bidang akademis dan non akademis.
"Kalau kita semua melakukan ini terus, saya yakin tidak ada lagi kenakalan remaja di Kota Surabaya. Sebab, anak-anak melakukan kegiatan yang mereka senangi," kata Wali Kota Risma.
Ia pun bersyukur karena sudah mampu membawa anak-anak SMPN 1 Surabaya berprestasi di bidang non akademis. Karena dulunya ia khawatir, siswa di SMPN 1 terkenal hanya berprestasi di bidang akademis dan tidak memiliki pengalaman di luar. Dengan prestasi bidang nonakademis ini, anak sudah belajar mengatur stamina, komunikasi, disiplin, kerja sama, dan lain sebagainya.
"Itu semua tidak mudah, karena di luar sana banyak yang bidang akademiknya pas-pasan, tapi bisa berhasil karena banyak pengalaman," ujarnya.
Wali kota perempuan pertama di Surabaya ini berpesan kepada pelajar tersebut untuk tidak mudah berpuas diri dan lelah berlatih, karena di atas langit masih ada langit. Selain itu, prestasi non akademis ini harus diimbangi dengan prestasi akademis.
"Ibu dulu waktu bersekolah, supaya bisa ikut latihan macam-macam seperti voli, paduan suara, nilai rapornya tidak boleh turun. Itu sudah komitmen, akademis harus jalan dengan non akademis," kata dia.
Risma yakin, hal itu bukan sesuatu yang sulit dan bisa dilakukan oleh semua pelajar. Tinggal semuanya pintar-pintar mengatur waktu. Jika prestasi akademis turun, orang tua akan sedih dan belum tentu mengizinkan untuk ikut kegiatan ekstrakurikuler kembali. "Bisa kalian? Harus bisa. Itu bukan hal yang sulit," tegasnya.
Atas prestasi itu, Presiden UCLG Aspac ini juga berharap, semua anggota Tim Paduan Suara dan Vokal Grup One Voice harus bisa menjadi inspirasi bagi siswa-siswi yang lain. Terutama dalam hal seimbangnya prestasi akademis dan non akademis.
"Tunjukkan pada semuanya bahwa berprestasi di bidang non akademis tidak mempengaruhi prestasi akademis," pesan Wali Kota Risma.
Sementara itu, Kepala SMPN 1 Kota Surabaya Titik Sudarti menjelaskan, sejak pertama dibentuk ekstrakurikuler paduan suara pada empat tahun lalu, raihan empat emas dan The Most Expresion ini merupakan prestasi tertinggi. Apalagi itu didapat dalam even kelas internasional.
Tentu saja, prestasi siswa ini merupakan bentuk sinergitas yang baik antara Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dengan sekolah dan orang tua. "Banyak babak yang harus kami lalui hingga sampai kepada tingkat grand prix di kompetisi tersebut," pungkasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Paduan Suara SMPK Santa Maria Surabaya Sabet Medali Emas di Bangkok
Sebelumnya, Paduan suara anak Indonesia, Canticum Mariae Virginis (CMV) dari SMPK Santa Maria, Surabaya membawa pulang dua medali emas dan penghargaan di ajang A Voyage of Songs yang berlangsung di Hotel Ambassador, Bangkok, Thailand.
Penghargaan ini menjadi kado prestasi anak Indonesia di kancah internasional saat merayakan Hari Anak Nasional pada Selasa, 23 Juli 2019. Paduan suara CMV dari Surabaya ini bertanding pada 21 Juli 2019 dengan membawakan lagu Sanctus, Lord Make Me An Instrument of Your Peace, Cikala Le Pongpong, Soleram, dan Tari Sanghyang Dedari.
Pada 22 Juli 2019, panitia mengumumkan tim paduan suara yang terdiri dari 37 siswa kelas VII dan VIII itu meraih Gold Medal and 2nd place for Equal Junior Youth, Gold Medal Foklore, dan Most Promising Choir Award.
Saat pengumuman dibacakan, seluruh pendukung langsung bersorak-sorai dan mengelu-elukan Indonesia. Sebelum meninggalkan lokasi, anggota CMV, orang tua siswa, dan guru pendamping bersama-sama menyanyikan lagu Indonesia Raya sebagai bentuk ungkapan rasa syukur dan kebanggaan sebagai warga negara Indonesia.
"Puji Tuhan, tahun ini kami ikut dua kategori dan keduanya menang. Prestasi ini untuk kemuliaan Tuhan, kebanggaan Indonesia dan anak-anak," ujar Bernadetha Tay Meno Kepala SMP Katolik Santa Maria Surabaya seperti dikutip dari suarasurabaya.net.
Bernadetha menceritakan, dalam kompetisi yang diikuti tim paduan suara dari berbagai kelompok usia dan negara ini, CMV mendapatkan nilai tertinggi kedua, di bawah tim Filipina. "Hanya kita peserta yang usia SMP. Ketika CMV tampil, delegasi dan juri asing langsung meminta anak-anak juga tampil di China dan Belgia," kata dia.
Advertisement
Selanjutnya
Pelatih sekaligus dirigen CMV, Ike Maria Sinandang menuturkan, meski anggota paduan suara ini semua masih anak-anak, persiapan sampai eksekusi lomba ini berjalan lancar. Bahkan, timnya mendapat nilai tertinggi dibandingkan tiga tim lainnya yang berasal dari Indonesia.
Ike menuturkan, prestasi ini tidak lepas dari kuatnya komitmen anak-anak dan kesesuaian lagu yang dibawakan dengan karakter suara mereka.
"Kami berlatih sejak Februari, mulai insentif Mei. Selama liburan sekolah, setiap hari anak-anak tetap datang latihan," ujar dia.
Atas pencapaian ini, Ike berharap di kemudian hari semakin banyak paduan suara asal Indonesia yang juga berhasil meraih prestasi internasional. Seiring dengan itu, dukungan berbagai pihak termasuk pemerintah juga semakin nyata.