Sukses

Awas Penyakit, Tempat Penjualan Hewan Kurban di Surabaya Perlu Diatur

Tempat penjualan penjualan hewan kurban di sejumlah kawasan padat penduduk Kota Surabaya, Jawa Timur, perlu diatur.

Liputan6.com, Surabaya - Anggota DPRD Surabaya, Camelia Habibah menyarankan, agar tempat penjualan penjualan hewan kurban di sejumlah kawasan padat penduduk Surabaya, Jawa Timur, perlu diatur. Ini sebagai upaya meminimalkan ada penyakit atau dampak lain dari hewan kurban tersebut.

Anggota Komisi C Bidang Pembangunan ittu mengatakan minimnya lahan dan padat penduduk mestinya menjadi catatan sendiri bagi Pemkot Surabaya agar tidak sembarangan mengizinkan tempat penjualan hewan kurban.

"Setiap tahun menjelang Hari Raya Idul Adha, di sejumlah kawasan kota ramai para pedagang menjual hewan kurban. Ini yang perlu diperhatikan," kata dia di Surabaya, dilansir Antara.

Dia mengaku prihatin melihat pemilik lahan juga menyewakan tanah miliknya tanpa mempertimbangkan dampak negatif diakibatkan terhadap lingkungan sekitar dan juga dampak dari hewan ternaknya.

Semestinya, kata dia, Pemkot Surabaya tidak hanya mengecek kesehatan ternak saja, tetapi juga memperhatikan spot-spot mana yang diperbolehkan dimanfaatkan sebagai lokasi penjualan hewan kurban.

"Sehingga ini bisa meminimalisir penyakit atau dampak lain dari hewan kurban," ujarnya.

Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini mengharapkan untuk penentuan lokasi penjualan hewan kurban mana yang diperbolehkan, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan hidup Surabaya guna menentukan persyaratan atau kriterianya seperti apa agar bisa membuka stan pasar hewan kurban.

"Stan-stan itu agar menjaga kebersihan lingkungan. Tapi selama ini mereka (dinas) hanya mengecek kesehatan hewan kurban saja," kata dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Ia mengingatkan apabila musim hujan, limbah atau pencemaran yang diakibatkan ternak kurban berupa bau akan kemana-mana. Sedangkan, jika musim kemarau yang dikhawatirkan adalah penyebaran virus.

"Karena musim kemarau rawan virus. Makanya harus diperhatikan oleh pemkot," katanya.

Ia menyarankan, lokasi penjualan hewan ternak jauh dari pemukiman warga karena di beberapa lokasi, tempat penjualan berada di dekat kawasan pemukiman.

"Contohnya, di Surabaya Utara penuh dengan penjualan hewan kurban. Bahkan di halaman orang juga dipakai jualan," katanya.