Sukses

Ini Stasiun-Stasiun Kereta di Surabaya yang Menyediakan Tarif Khusus

PT KAI Daop 8 Surabaya menyatakan ada sejumlah stasiun-stasiun di wilayah Daop 8 Surabaya yang bisa mendapatkan tiket kereta dengan tarif reduksi di fasilitas customer service.

Surabaya - PT KAI Daop 8 Surabaya menyatakan ada sejumlah stasiun-stasiun di wilayah Daop 8 Surabaya yang bisa mendapatkan tiket kereta dengan tarif reduksi di fasilitas customer service.

Calon penumpang yang berhak atas tarif reduksi (lansia, TNI, Polri, LVRI, dan wartawan) kini harus melakukan registrasi terlebih dahulu. Kebijakan itu berlaku untuk keberangkatan kereta api (KA) mulai 1 September 2019.

Manajer Humas PT KAI Daop 8 Surabaya, Suprapto menuturkan, registrasi mulai bisa dilakukan pada 1 Agustus 2019 di customer service stasiun atau di loket stasiun yang melayani perjalanan KA jarak jauh, apabila di stasiun tersebut tidak memiliki layanan customer service.

"Untuk wilayah Daop 8 Surabaya, stasiun-stasiun yang terdapat fasilitas customer service adalah Stasiun Surabaya Gubeng, Stasiun Surabaya Pasarturi, Stasiun Wonokromo, Stasiun Malang, Stasiun Sidoarjo, Stasiun Mojokerto, Stasiun Bangil dan Stasiun Bojonegoro," ujar dia seperti dikutip dari suarasurabaya.net, Selasa (30/7/2019).

Syarat registrasi untuk calon penumpang yang ingin mendapatkan tiket kereta dengan tarif reduksi adalah calon penumpang harus membawa bukti identitas asli atas hak reduksi yang masih berlaku.

Registrasi juga dapat diwakilkan dengan syarat tambahan yaitu membawa pas foto terbaru penumpang yang akan didaftarkan. Registasi dilakukan paling lambat tiga jam sebelum jadwal keberangkatan KA.

Registrasi itu cukup dilakukan sekali saja sampai berakhirnya masa reduksi penumpang yang bersangkutan. Jika masa reduksi sudah habis dan ingin hak reduksi kembali, wajib dilakukan registasi ulang.

Misalnya, perjanjian kerja sama (PKS) antara TNI/Polri dengan KAI yang habis masa berlakunya atau surat tugas bagi wartawan yang sudah kadaluarsa.

Sebelumnya penumpang yang berhak atas tarif reduksi harus menyertakan fotokopi identitas di setiap transaksi loket. Kini bagi mereka yang sudah melaksanakan proses registrasi cukup menyebutkan nama/nomor hp/nomor identitas, tanpa menyertakan fotokopi identitas lagi.

Suprapto mengharapkan dengan ada kebijakan ini,  masyarakat yang berhak mendapat tarif reduksi semakin dimudahkan dalam melakukan perjalanan menggunakan kereta api di Daop 8 Surabaya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Stasiun Semut Surabaya, Warisan Belanda Berusia 141 Tahun

Sebelumnya, di Surabaya, Jawa Timur terdapat tujuh stasiun kereta api yang masih aktif. Dari tujuh stasiun tersebut, ada yang merupakan peninggalan Belanda.

Salah satunya, Stasiun Semut atau dikenal juga Stasiun Surabaya Kota (SB). Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya telah menetapkan Stasiun Surabaya Kota atau Stasiun Semut salah satu cagar budaya. Stasiun ini terletak di Jalan Stasiun 9, Surabaya, Jawa Timur. Stasiun Semut sebelumnya disebut Stasiun Bibis karena keberadaannya di depan Kali Bibis.

Mengutip laman cagarbudaya.kemendikbud.id, Stasiun Semut diresmikan oleh J.W. Van Lasberge pada 16 Mei 1878. Hal itu bersamaan dengan dibukanya dua jalur kereta api Surabaya-Pasuruan dan Surabaya-Malang sepanjang 115 kilometer. 

Tujuan dibukanya jalur kereta api tersebut untuk mengangkut hasil-hasil bumi dan perkebunan dari daerah pedalaman, Jawa Timur. Meningkatnya penggunaan kereta api,pada 11 November 1911 konstruksi stasiun ini mengalami perluasan sampai ke wujud yang sekarang ini.

Selanjutnya, pada 1930-an, Stasiun Surabaya Kota menjadi stasiun ujung untuk kereta api ekspres yang terbaik. Rutenya dari Eendaagsche yang menghubungkan Jakarta dengan Surabaya dalam waktu tercepat, yaitu 11 jam 30 menit.

Stasiun Surabaya Kota sudah dijadikan cagar budaya oleh wali kota Surabaya pada 26 September 1996. Stasiun itu sebagai konstruksi yang harus dipertahankan bersama dengan bangunan cagar budaya lainnya yang ada di Surabaya.

Keberadaan stasiun ini sempat terancam dengan rencana pembangunan pusat perbelanjaan dan kawasan pertokoan. Hal tersebut bisa merusak keaslian lanskap stasiun.

Konstruksi lama stasiun ini mulai direnovasi pada Juni 2012, untuk bisa dioperasikan kembali untuk penumpang. Sejak Juli 2014, stasiun Surabaya Kota telah menggunakan sistem persinyalan elektrik buatan salah satu perusahaan di Surabaya.

(Wiwin Fitriyani, mahasiswi Universitas Tarumanagara)

Â