Sukses

RSUD Soetomo Surabaya Tangani Bayi Kembar Siam Asal Kendari

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Soetomo Surabaya tangani bayi perempuan kembar siam dempet dada dan perut (thoracoabdomino phagus) bernama Aqila dan Nazila, asal Kendari, Sulawesi Tenggara.

Liputan6.com, Surabaya - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Soetomo Surabaya tangani bayi perempuan kembar siam dempet dada dan perut (thoracoabdomino phagus) bernama Aqila dan Nazila, asal Kendari, Sulawesi Tenggara.

Direktur Utama RSUD Dr Soetomo Surabaya, Jono Wahyuhadi menuturkan, tim penanganan kembar siam RSUD Dr Soetomo yang dipimpin Dr Agus Harianto mulai memeriksa laboratorium dan radiologi terhadap bayi perempuan anak dari pasangan Yayasri dan Silvina Dewi.

Setelah semua pemeriksaan selesai, tim baru akan menentukan kapan operasi pemisahan kepada bayi berusia 16 bulan dan merupakan bayi kembar siam ke-99 yang telah ditangani.

"Nanti total ada 70 dokter yang akan menangani. Tapi penanggung jawabnya dari ketua tim Soetomo. Operasi pemisahan akan dilakukan sesegera mungkin. Begitu siap laboratorium, radiologi siap, segera," ujar dia seperti dilansir Antara, Jumat (2/8/2019).

Ketua tim penanganan bayi kembar siam RSUD Dr Soetomo Surabaya, Agus Harianto menuturkan, kondisi yang dialami bayi Aqila dan Nazila sangat kompleks karena dempet dari atas sampai bawah.

Agus menuturkan, operasi pemisahan kedua bayi baru bisa dilakukan jika umur bayi mencukupi. Artinya, semakin besar si bayi akan semakin mudah untuk dipisahkan. Hal itu karena demi keselamatan pasien.

"Karena ini efektif. Artinya kami harus menyiapkan semuanya dari segala macam bentuk. Kami upayakan sehingga pasien naik di meja operasi sudah mengerti diagnosanya," kata dia.

Agus menuturkan, kedua bayi dalam kondisi bagus, cantik dan aktif. Kedua bayi juga saling pukul memukul. Ini artinya mereka mau dipisahkan dan tidak mau begitu lagi.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Harapan Ayah

Sementara itu, anggota tim penanganan bayi kembar siam Poerwadi mengatakan, paling aman dilakukan operasi pemisahan jika masing-masing berat badan bayi sekitar lima kilogram.

"Tapi, untuk dempet dada dan perut yang sedemikian komplek, maka kita tidak mau ambil risiko. Kami mau operasi di umur 10 bulan. Tapi dengan berbagai pertimbangan, ini sampai umur 16 bulan,” kata dia.

Ayah kedua bayi Yayasri menuturkan, pada usia kehamilan empat bulan bayinya ditengarai kembar siam, tetapi setelah pemeriksaan kali kedua dibilang sungsang.

"Akhirnya pas mau USG yang ketiga sudah lahir dan ini ketahuan kembar siam," ujar dia.

Ia mengharapkan, operasi pemisahan kedua bayinya berjalan lancar dan masyarakat Kendari memberikan dukungan kepada keluarganya.

"Semoga lancar dan tidak ada kendala di bagian tubuh bayi," kata dia.