Sukses

5 Wisata Sejarah di Surabaya, Menyusuri Jejak Kota Pahlawan

Sebagai Kota Pahlawan, Surabaya punya banyak wisata sejarah.

Liputan6.com, Jakarta Dijulukinya Surabaya sebagai Kota Pahlawan bukan tanpa alasan. Perjuangan Arek-Arek Suroboyo dalam mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia begitu diperhitungkan. Wujud pengorbanan warga Surabaya ini tergambar pada pertempuran 10 November 1945 silam.

Berbekal bambu runcing, Surabaya berjuang mempertahankan kemerdekaan. Lebih dari 20.000 tentara Indonesia, milisi dan penduduk Surabaya tewas. Pertempuran pada tanggal 10 November 1945 tersebut hingga saat ini dikenang dan diperingati sebagai Hari Pahlawan.

Kini, Surabaya telah berkembang menjadi kota metropolitan yang megah. Sejarah kota Surabaya tetap dikenang salah satunya lewat tempat-tempat bersejarah. Saat mengunjungi Surabaya, menikmati wisata sejarah bisa jadi pilihan tepat.

Sebagai Kota Pahlawan, Surabaya menyimpan sejuta sejarah yang patut dibanggakan. Berikut wisata sejarah di Surabaya seperti dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Minggu (4/8/2019).

2 dari 6 halaman

Tugu Pahlawan

Berdiri di tengah kota, Tugu Pahlawan menjadi salah satu ikon kota Surabaya sebagai Kota Pahlawan. Tugu Pahlawan dibangun untuk memperingati peristiwa Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, di mana arek-arek Suroboyo berjuang melawan pasukan Sekutu bersama Belanda yang hendak kembali menguasai tanah air.

Tugu Pahlawan berbentuk lingga seperti paku yang terbalik. Bagian badannya terdiri dari 10 lengkungan dengan 11 ruas yang menyimbolkan 10 November. Tugu Pahlawan dibagung pada lahan bekas reruntuhan gedung yang hancur pada pertempuran 10 November 1945.

Di bawah tanah lahan Tugu Pahlawan sedalam 7 meter terdapat sebuah museum untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan yang berjuang di Surabaya, di museum ini juga terdapat foto-foto dokumentasi pembangunan Tugu Pahlawan.

3 dari 6 halaman

Museum Surabaya

Museum Surabaya berloksi di Lantai Dasar Gedung Siola, sebuah gedung bersejarah di Surabaya. Dulunya, Gedung Siola bernama White Laidlaw yang merupakan perusahaan tekstil asal Inggris. Gedung ini juga pernah menjadi tempat pertahanan melawan sekutu.

Museum Surabaya baru dibuka pada 3 Mei 2015 lalu dan memiliki kurang lebih 1.000 benda-benda bersejarah yang berkaitan dengan perjalanan Kota Surabaya.

Koleksi Museum Surabaya antara lain mulai dari arsip kependudukan sejak tahun 1837, baju Dinas Pemadam Kebakaran sejak zaman Belanda, juga alat transportasi seperti dua becak yang berwarna biru dan putih. Museum Surabaya buka pada Selasa sampai Minggu pukul 09.00 – 21.00 dan dapat dimasuki gratis oleh siapapun.

4 dari 6 halaman

Jembatan Merah

Jembatan Merah merupakan salah satu monumen sejarah di Surabaya. Pada masa kolonial, jembatan ini merupakan pengubung vital melewati Kalimas menuju Gedung Karesidenan Surabaya. Kawasan sekitar jembatan merah pun menjadi pusat pemerintahan, perkantoran serta perdagangan kala itu.

Jembatan Merah juga menjadi saksi dari pertempuran 10 November 1945. Yaitu pertempuran antara rakyat Surabaya-Indonesia dengan Sekutu dan Belanda yang hampir menguasai lagi wilayah Surabaya. Kini kawasan Jembatan Merah tetap berdiri kokoh dan menjadi salah satu warisan bersejarah.

5 dari 6 halaman

Monumen Kapal Selam

Monumen Kapal Selam KRI Pasopati 410 atau disingkat Monkasel adalah monumen pada skala penuh (bukan replika) sebuah kapal selam. Kapal selam ini adalah salah satu dari Armada Divisi Timur. Monumen Kapal Selam (Monkasel) adalah sebuah monumen Kapal Selam terbesar di kawasan Asia, yang dibangun di sisi sungai Kalimas, Surabaya.

Kapal selam KRI Pasopati 410 merupakan salah satu armada Angkatan Laut Republik Indonesia buatan Uni Soviet tahun 1952. Kapal selam ini pernah dilibatkan dalam Pertempuran Laut Aru untuk membebaskan Irian Barat dari pendudukan Belanda.

Kapal selam ini kemudian dibawa ke darat dan dijadikan monumen untuk memperingati keberanian pahlawan Indonesia. Monkasel resmi dibuka pada 15 Juli 1998 dan telah beroperasi sebagai salah satu objek wisata di Surabaya. Monkasel buka dari Senin-Minggu pukul 08.00-21.00 wib.

Cukup membayar Rp. 15.000 Anda sudah dapat masuk ke kapal selam dengan fasilitas pendukung seperti Video Rama, Musik Live, Kolam Renang untuk anak-anak dan Rekreasi Air di sungai Kalimas.

6 dari 6 halaman

Museum WR Soepratman

Pencipta lagu Indonesia Raya WR Soepratman pernah tinggal di sebuah rumah di Jalan Mangga.21, Tambaksari, Surabaya yang kini dijadikan museum. Museum WR Soepratman diresmikan pada 28 Oktober 2003 olah Menteri Negara Kebudayaan dan Pariwisata I Gede Ardika.

Di sini pengunjung dapat melihat foto dan memorabilia berupa pakaian, alat musik biola, serta guntingan koran tentang WR Soepratman. Lokasi museum WR Soepratmat ini juga berdekatan dengan makam beliau yang meninggal pada 17 Agustus 1938. Museum ini gratis untuk disambangi dan buka tiap Selasa sampai Minggu pukul 09.00-17.00.

 

Video Terkini