Sukses

Kadin Dorong Investor Rusia Investasi di Jawa Timur

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur mengajak para investor Rusia masuk ke Jatim.

Surabaya - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur mengajak para investor Rusia masuk ke Jatim. Tim Ahli Kadin Jatim, Jamhadi mengklaim, investor Rusia berminat untuk membuka bisnis di provinsi ini.

Dorongan ini merupakan tindak lanjut dari kehadiran Kadin Jatim di Indonesia Russia Business Forum di Moscow, Rusia, 1 Agustus 2019. Jamhadi yang turut menjadi perwakilan Indonesia saat itu memaparkan peluang bisnia di Jatim dalam bidang Trade, Tourism, and Investment (TTI). 

"Mereka minat untuk bisnis dengan Jatim. Jatim itu memiliki karakter kuat. Masyarakatnya sudah mulai merata indeks pembangunan manusianya. Ada sekitar 24 juta angkatan kerja di Jatim. Siap untuk memberikan dukungan untuk pengusaha-pengusaha dunia yang datang ke jatim. Dengan tingkat produktivitas tinggi, dengan upah yang kompetitif. Menjadikan bisnis di jatim punya daya saing," ujar Jamhadi yang juga Ketua Kadin Surabaya, seperti dilansir suarasurabaya.net, Jumat (9/8/2019).

Beberapa sektor industri yang berpeluang digarap di antaranya, industri kimia farmasi, makanan, karet, percetakan, alat mekanik, kendaraan, mesin elektrik, dan infrastruktur wisata.

"Rusia ada bisnis dengan Jatim, tapi neraca perdagangan kita dengan Rusia masih defisit. Untuk mendorong itu, Kadin Jatim menanggap strateginya subsitusi industri. Inti begini, bapak suka barang jatim, maka sekarang bikinlah ke jatim. Tapi untuk kepentingan ekspor dari jatim. Ini bakalan serum bagus, jadi pengungkit kesejahteraan jatim. Yang bekerja akan banyak," ujar dia.

Jamhadi mengatakan, bisnis Jawa Timur berkontribusi pada ekonomi nasional tersebar kedua setelah Jawa Barat. Jawa Timur memiliki sumber daya manusia, sumber daya alam, dan potensi-potensi yang bisa digarap untuk kepentingan bisnis.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Jurus Pemerintah Investasi ke Surabaya dan Madura

Sebelumnya, Pemerintah mendorong investasi masuk di kawasan Surabaya dan Madura (Suramadu). Oleh karena itu, pemerintah tengah siapkan aturan khusus untuk membentuk Badan Pengembangan Wilayah Suramadu (BPWS).

Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR, Danis Hidayat Sumadilaga menuturkan, Menteri PUPR sudah berkirim surat kepada Menteri Sekretariat Negara sehingga Perpres mengenai kelembagaan yang baru segera diterbitkan. Sedangkan beberapa kawasan sudah dipetakan untuk menarik masuk investasi ke kawasan Surabaya dan Madura.

"Jadi lebih kepada industri yang lebih lokal misalnya ada Islamic Science Park, ada yang berkaitan dengan industri garam, industri gula. Kemudian, bagaimana pariwisata Madura keseluruhan itu menarik investasi lebih, itu tujuannya," ujar Danis, Jakarta, seperti dikutip dari kanal bisnis Liputan6.com,  Jumat, 26 Juli 2019.

Ia menuturkan, pengembangan kawasan Suramadu sudah dimulai. Akan tetapi konsep masih belum maksimal. Jadi melalui struktur badan kelembagaan yang baru ini, Suramadu bisa lebih berkembang.

"Kata kuncinya menarik investasi, yang disesuaikan misalnya waktu itu apakah industri pertahanan cocok enggak di Madura, tapi kan enggak cocok. Kalau industri garam pasti cocok. Pariwisata potensinya juga besar, begitu," ujar dia.

Untuk sementara ini, Danis mengatakan, sudah ada lahan eksisting seluas 50 hektare yang siap untuk segera dimanfaatkan dan ada kemungkinan penambahan lahan di lokasi lain. Sedangkan dalam Perpres sebelumnya, lahan yang disiapkan mencapai ratusan hektare.

"Ini intinya juga akan terjadi revisi terhadap luas kawasan yang disesuaikan dengan industri. Mungkin lebih tersebar, kalau semula lebih fokus di kaki kaki (jembatan Surabaya dan Madura) itu sekarang lebih pada di kabupaten," ujar dia.

Â