Sukses

Kutipan Inspirasi Surabaya: Jangan Pernah Menyerah hingga Gagal Takut Mendekati

Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini yang akrab disapa Risma masuk dalam pengurus pusat PDI Perjuangan yang diputuskan dalam Kongres V PDI Perjuangan di Bali pada awal Agustus 2019.

Liputan6.com, Jakarta - Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini yang akrab disapa Risma masuk dalam pengurus pusat PDI Perjuangan yang diputuskan dalam Kongres V PDI Perjuangan di Bali pada awal Agustus 2019.

Masuknya Risma dalam susunan pengurus pusat PDI Perjuangan masa bakti 2019-2024 tersebut dinilai suatu kejutan. Megawati menunjuk Risma sebagai ketua bidang kebudayaan. Sebelumnya Risma tidak memiliki jabatan strategis di tingkat DPP. Risma merupakan Wali Kota Surabaya yang diusung PDI Perjuangan.

Namun, Risma mengatakan, siap mengemban amanah tersebut. Ia pun mengaku meski belum pernah menjadi pengurus partai, tetapi ia akan belajar. Bagi Risma, penunjukan dirinya adalah sebuah tanggung jawab yang harus dijalankan. Sebagai pengurus partai, dirinya tak ingin hanya namanya yang tercatat dalam SK Kepengurusan.

"Saya tidak mau cuma ditulis. Makanya saya pelajari nanti bagaimana," ujar dia.

Bicara soal belajar dan usaha, Risma tampaknya sosok yang tak mudah menyerah dan pekerja keras. Tak hanya itu, dia dikenal sebagai sosok yang ceplas ceplos. Meski demikian, perempuan kelahiran Kediri 20 November 1961 ini merupakan sosok yang peduli masyarakat terutama masyarakat kecil.

Di dalam melaksanakan tugas, ia tak segan terjun ke lapangan. Ia juga mau membaur dengan masyarakat. Risma selalu berupaya bagaimana menciptakan Surabaya menjadi kota yang aman, nyaman bagi warganya. Ini terlihat bagaimana ia mengembangkan Surabaya dengan membangun taman-taman, mengembangkan bibit pohon, dan memperbanyak ruang hijau untuk menjaga kualitas udara Surabaya.

Selain itu, lewat tangan dinginnya, ia juga mengelola sampah di Surabaya dengan baik. Bahkan Surabaya menjadi contoh bagi daerah lain untuk mengelola sampah. Pengelolaan sampah di Surabaya mulai dilakukan dengan mengadakan bank sampah, membuat rumah kompos, dan menyediakan tenaga listrik dari pembangkit tenaga listrik dari sampah di Tempat Pembuangan Akhir Benowo.

Di periode kedua pemerintahannya, Risma pun fokus untuk mengembangkan sumber daya manusia (SDM). Lewat pemerintah kota Surabaya, ada program beasiswa yang diberikan kepada masyarakat Surabaya terutama masyarakat tidak mampu.

Saat ditemui di Gedung SCTV Tower, baru-baru ini, Risma membagikan pesan kepada generasi milenial. Pesan yang sebaiknya tidak hanya dicatat tetapi juga diterapkan dalam kehidupan dan menjadi teladan.

Risma mengingatkan kalau generasi muda tersebut harus melakukan sesuatu positif dan berani melangkah. “Jadi yang paling penting usaha, do something, berani melangkah. Kalau mentok nanya, kita melangkah terus,” ujar Risma.

Ia menegaskan, kalau sesuatu itu harus dicoba, dan tidak usah khawatir. “Kalau melangkah terus, Tuhan buka jalan itu, kalau gagal sekali tidak apa-apa,” tutur dia.

Risma juga mengatakan, jangan pernah menyerah dalam melakukan sesuatu. Bila gagal, kegagalan tersebut seharusnya menjadi pembelajaran seseorang dan bukan membuat seseorang menjadi lemah.

"Gagal sekali tidak apa-apa. Gagal dua. Hingga gagal itu takut mendekati kita karena kita maju terus. Kita bisa belajar dari kegagalan kita. Suatu saat gagal takut mendekati kita. Karena tidak ada yang tidak mungkin," tegas Risma.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Jurus Risma Kurangi Sampah Plastik di Surabaya

Sebelumnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya telah melakukan sejumlah langkah untuk mengurangi sampah plastik. Bahkan langkah tersebut dilakukan sebelum Indonesia ramai-ramai disebut menjadi negara penyumbang sampah plastik kedua terbesar di dunia.

Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini (Risma) menuturkan, Pemkot Surabaya sudah mengimbau siswa sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah pertama (SMP) untuk membawa botol minuman atau tumbler. Imbauan tersebut sudah dilakukan sekitar dua tahun lalu.

Selain itu, anak sekolah juga membawa piring untuk tempat makanan sehingga tidak memakai bungkusan atau streofoam. Bahkan di pemerintahan kota juga memakai gelas sehingga mengurangi plastik. Risma menilai, langkah tersebut berdampak untuk menekan pemakaian plastik di Surabaya, Jawa Timur

"Sudah lama. Sudah dua tahun. Maka saya juga heran jadi aneh, sudah lakukan lama. presentasi tahun lalu pas Adipura, di luar negeri sudah sampaikan, sudah lakukan itu (membawa botol minuman atau tumbler-red)," ujar Risma saat ditemui di gedung SCTV Tower, Senin 5 Agustus 2019.

Risma juga menceritakan mengenai pentingnya mengelola sampah. Ia menilai, daerah perkotaan memiliki sejumlah masalah yang menakutkan mulai dari transportasi, sampah dan air bersih. Salah satu masalah paling berat yaitu sampah. Pengelolaan sampah bila tidak dikelola benar berdampak terhadap masalah kesehatan yang menimbulkan penyakit dan banjir.

Selain itu, menurut Risma, bila suatu kota kotor berdampak terhadap psikologi masyarakat. Ia mencontohkan, ketika jalan di suatu jalanan yang tidak bersih, seseorang akan tega membuang sampah sembarangan. Jika ada gedung dan pusat perbelanjaan yang bersih, menurut Risma hal tersebut akan membuat masyarakat enggan untuk membuang sampah sembarangan.

Risma mengatakan, untuk mendorong masyarakat peduli terhadap sampah juga dimulai dari pemerintah yang memberikan contoh kepada masyarakat.

"Pertama kita harus bersih dulu pemerintah. Bagaimana paksakan masyarakat untuk kelola sampah, tugas tidak kami lakukan. Tugas pemerintah, saya tidak mau kotor, masyarakat dan pemerintah sudah lakukan, minimal tidak membuat kotor. Tidak membuang sampah sembarangan," ujar Wali Kota Perempuan pertama di Surabaya ini.