Sukses

Pakde Karwo Mundur dari Ketua Demokrat Jawa Timur

Mantan Gubernur Jawa Timur Soekarwo atau akrab disapa Pakde Karwo mengajukan surat pengunduran diri dari posisinya sebagai ketua DPD Demokrat Jatim.

Liputan6.com, Surabaya - Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat Jawa Timur menyampaikan mantan Gubernur Jawa Timur Soekarwo atau akrab disapa Pakde Karwo mengajukan surat pengunduran diri dari posisinya sebagai ketua.

"Benar dan surat pengunduran dirinya sudah diserahkan ke DPP," ujar Sekretaris DPD Partai Demokrat Jawa Timur Renville Antonio di Surabaya, Rabu (14/8/2019), dilansir Antara.

Mundurnya Pakde Karwo tidak lepas dari konsekuensi jabatan Komisaris Utama di PT Semen Indonesia Tbk, termasuk adanya regulasi di perundang-undangan agar jabatan politik harus dilepas.

"Saat ini kami masih menunggu proses dari DPP," ucap anggota DPRD Jatim tersebut.

Jabatan Pakde Karwo sebagai Ketua DPD Partai Demokrat Jatim sejatinya masih menyisakan dua tahun lagi, kemudian musyawarah daerah untuk memilih ketua baru dilaksanakan pada 2021.

Sementara itu, salah seorang tokoh Demokrat asal Madura Muhammad Saifuddin mengaku bangga dan berterima kasih selama Demokrat dipimpin Pakde Karwo.

Menurut Sekretaris DPC Partai Demokrat (PD) Kabupaten Sampang tersebut, Pakde Karwo dikenal sangat berprestasi dan terbukti mampu memimpin Jawa Timur sebagai gubernur dengan raihan penghargaan.

"Pakde Karwo mampu membawa Partai Demokrat yang gemilang, beliau juga mampu mengubah Jatim dengan baik,” tuturnya.

Mencari sosok seperti Pakde Karwo, kata dia, diakuinya agak sulit, namun ada sosok muda yang energik dan mampu membawa Partai Demokrat lebih baik.

Dia menyebut ada dua nama, yakni Sekretaris DPD Partai Demokrat Jatim Renville Antonio dan Ketua Muda Mudi Demokrat Jatim Bayu Airlangga.

"Mereka adalah kader yang luar biasa," katanya.

Kedua generasi muda tersebut, lanjut dia, merupakan tokoh milenial dan dipercaya akan mampu membawa Partai Demokrat lebih besar.

"Ini karena keduanya merupakan kader muda Demokrat yang progresif dan visioner," tutur dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 3 halaman

Usai Tak Menjabat Gubernur Jatim, Soekarwo Akan Tulis Buku dan Jadi Dosen

Sebelumnya, Soekarwo akan menulis buku dan menjadi dosen usai tak lagi menjabat sebagai Gubernur Jawa Timur. Pria yang karib disapa Pakde Karwo itu akan meletakkan jabatannya pada 12 Februari 2019.

"Bukunya tentang strategi marketing usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Jatim dan berdasar pengalaman selama ini," ujarnya saat ditemui usai silaturahim dan malam purna tugas di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Senin malam, 11 Februari 2019 seperti dikutip dari Antara.

Berdasarkan catatan, buku tersebut merupakan karya ke-8 Soekarwo usai meluncurkan 7 judul buku yang ditulis sebelumnya.

Terakhir, buku mengenai liberalisasi ekonomi berjudul "Berkaca dari Kegagalan Liberalisasi Ekonomi" yang menganalisis dampak akibat globalisasi telah diluncurkan pada Oktober 2018.

Pada buku tersebut, orang nomor satu di Pemprov Jatim itu juga menyampaikan pesan atas kebijakan kepemimpinannya yang bersifat induktif.

Birokrat yang juga politikus Partai Demokrat itu berharap buku yang ditulisnya dapat mamberikan makna dan merupakan pertanggungjawaban pribadinya sebagai pemimpin yang diperintah konstitusi serta menjadi bentuk aktualisasi pribadi dalam menyikapi liberalisasi.

"Sekaligus mampu memperkuat pembangunan ekonomi dengan basis UMKM yang merupakan pondasi dalam membangun ekonomi untuk memajukan kesejahteraan umum dan berkeadilan," ucapnya.

 

3 dari 3 halaman

Jadi Dosen

Selain menulis buku, Pakde Karwo mengaku mendapatkan tawaran mengajar tentang ilmu ekonomi makro di salah satu perguruan tinggi negeri di Surabaya.

"Saya ditemui rektor untuk mengajar, dan saya sudah mengiyakan," katanya tanpa menyebut nama universitas dengan alasan belum menerima surat keputusan mengajar.

Tak itu saja, mantan Sekdaprov Jatim tersebut juga telah diminta Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengajar di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN).

"Saya pernah usul yang diajarkan di lapangan, kemudian disuruh pak menteri mengajar reformasi birokrasi, kemudian tentang pemerintahan," kata dia.