Sukses

Rayakan HUT RI, Yuk Intip Gapura Unik di Surabaya

Berikut gapura yang dibuat masyarakat Surabaya untuk memeriahkan HUT ke-74 RI. Seperti apa saja?

Liputan6.com, Jakarta - Menyambut HUT RI identik dengan diadakan berbagai perlombaan dan juga pelaksanaan upacara bendera. Lomba tersebut mulai dari makan kerupuk, tarik tambang, bawa kelereng, menghias sepeda, dan banyak lainnya.

Sebelum diadakan perlombaan dalam rangka HUT RI, biasanya juga diadakan upacara bendera di sekolah, kantor pemerintahan dan swasta. Tak hanya itu, jauh-jauh hari, masyarakat juga kerja bakti, dan ada juga yang mempercantik dan membuat gapura gang dan jalan.

Di Surabaya, Jawa Timur untuk merayakan HUT RI , dibuat gapura dengan aneka bentuk. Gapura tersebut dibentuk menarik perhatian masyarakat. Ada sejumlah tema yang ditampilkan dalam gapura, tetapi yang terlihat berbentuk binatang raksasa. Binatang tersebut ada replika burung garuda, harimau, dan buaya.

Ditelusuri dari instagram @lovesuroboyo, Liputan6.com menyajikan tiga gapura dengan bentuk unik yang berada di Surabaya seperti berikut ini:

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 4 halaman

Gapura Berbentuk Burung Garuda Raksasa

Gapura pertama, lokasinya di Kampung Kupang Krajan V, Surabaya, Jawa Timur. Gapura di sini dibentuk seperti figur garuda raksasa yang sangat gagah. Selain itu, gapura tersebut juga dapat terlihat dari flyover Pasar Kembang, Surabaya.

3 dari 4 halaman

Gapura dengan Dua Harimau

Gapura ini didesain dengan lambang dua harimau yang terlihat siap menerkam lawannya, ia seperti sedang mencoba mengambil daerah kekuasaan sang buaya. Gapura ini berada di Jalan Demak Timur VI, Surabaya, Jawa Timur.

4 dari 4 halaman

Gapura Berbentuk Buaya Raksasa

Gapura yang ketiga ini sempat viral di media sosial, karena dikreasikan dengan membentuk pola buaya yang sedang membuka mulutnya dengan sangat lebar. Lokasi gapura itu di Kampung Pesapen, Surabaya, Jawa Timur.

Nah, bagaimana menurut kamu? Gapura manakah yang paling bagus dan mampu menarik perhatian banyak orang yang melihatnya?

(Wiwin Fitriyani, mahasiswi Universitas Tarumanagara)