Liputan6.com, Surabaya - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menjenguk anggota Polsek Wonokromo Surabaya Aiptu Agus Sumartono pada Minggu (18/8/2019). Aiptu Agus Sumartono menjadi korban penyerangan oleh pria berinisial IM di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim pada Sabtu, 17 Agustus 2019.
"Aiptu Agus ada semangat dan motivasi serta ketahanan fisik yang luar biasa. Saya berharap ada semangat yang akan terus bisa didukung terutama oleh anggota keluarga terdekat, terutama istri dan anak-anaknya,” ujar Khofifah, seperti melansir Antara.
Advertisement
Baca Juga
Khofifah menuturkan, saat bertemu dengan Aiptu Agus, pelaku IM pertama datang untuk melapor di Polsek Wonokromo. Kemudian ada gerakan yang cukup cepat dari pelaku untuk mengambil senjata tajam (sajam) tapi berhasil ditangkis.
"Dengan kejadian ini kita harus meningkatkan kewaspadaan bersama. Jangan melihat ini lingkup Polsek. Jangan melihat ini siapa atau korbannya satu orang dan seterusnya, tetapi bahwa hal-hal yang bisa mengindikasikan kemungkinan terjadinya ancaman serta terjadinya kemungkinan ketidaktenangan," tutur dia.
Ia menambahkan, penyerangan terhadap polisi bukan hal yang pertama di Jawa Timur (Jatim). Sebelumnya juga sempat ada kasus penyerangan ke anggota Polri yang ada di Lamongan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Perbanyak CCTV
Ia pun mengajak semua pihak dari semua lapisan untuk menjaga Jawa Timur. Meskipun provinsi yang dipimpinnya relatif aman tetapi kewaspadaan itu tetap harus dilakukan di mana saja dan kapan saja.
"CCTV harus diperbanyak, saya rasa di banyak tempat pasar tempat pertemuan seyogyanya saya juga sekaligus meminta kabupaten kota bisa memperbanyak CCTV supaya monitoring secara teknologi bisa kita lakukan," ujar dia.
Hal lain yang harus diperhatikan adalah perkembangan media sosial. Khofifah menuturkan, perlu mengajak masyarakat untuk membangun hidup yang konstruktif, produktif. Hal ini karena media sosial telah menjadi media mainstream.
"Di sosmed itu hari ini, semua sangat mudah mengakses. Semua sangat mudah mengupload, semua sangat mudah membaca tanpa disaring. Jadi makanya saring sebelum sharing apalagi memviralkan,” ujar dia.
Advertisement