Sukses

Gubernur Khofifah Nyanyikan 2 Lagu Daerah Papua Saat Cangkrukan

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama sejumlah warga Papua di Surabaya menyanyikan lagu-lagu daerah asal Papua.

Liputan6.com, Surabaya - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama sejumlah warga Papua di Surabaya menyanyikan lagu-lagu daerah asal Papua. Hal itu dilakukan di sela cangkrukan pejabat Forkopimda setempat di kediaman Kapolda Jatim di Surabaya, Senin malam (19/8/2019).

"Semoga diskusi dalam cangkrukan ini menguatkan persaudaraan demi NKRI,” ujar Khofifah di sela kegiatan cangkrukan, seperti melansir Antara.

Khofifah menyanyikan dua lagu, masing-masing berjudul "Tanah Papua" dan "Aku Papua".

Khofifah yang didampingi Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak dan Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan tampak sangat hafal lirik-lirik kedua lagu tersebut.

Tepuk tangan meriah dari sejumlah undangan terus menggema dan kesempatan tersebut tak disia-siakan wartawan untuk mengabadikannya. Di sela kegiatan cangkrukan, tak hanya diisi kegiatan diskusi, tapi juga makan malam dengan suguhan kopi, kue serta beraneka macam buah-buahan.

Pada kesempatan tersebut, hadir sejumlah perwira Polda Jatim, lalu sejumlah kepala organisasi perangkat daerah (OPD) Pemrov Jatim serta sejumlah perwakilan tokoh Papua yang tergabung pada Ikatan Keluarga Besar Papua Surabaya (IKBPS).

Ketua IKBPS Pieter F Rumaseb mengapresiasi kepada Forkopimda Jatim karena telah berusaha membangun situasi yang kondusif.

"Saya atas nama IKBPS menitipkan saudara kita semua pada bapak dan ibu, kami ingin beraktivitas, bekerja, berkuliah dengan damai,” tuturnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Ikatan Keluarga Besar Tegaskan Warga Papua di Surabaya Baik-Baik Saja

Sebelumnya, Ikatan Keluarga Besar Papua Surabaya (IKBPS) menegaskan, berita pengusiran warga Papua di Surabaya, hoaks.

Ketua IKBPS, Pieter Frans Rumaseb menuturkan, sejauh ini tidak ada tindakan diskriminasi atau pengusiran dari aparat dan Pemkot Surabaya.

Kondisi masyarakat dan mahasiswa Papua di Surabaya, ia menegaskan baik-baik saja.

Termasuk mahasiswa yang tinggal di Asrama Mahasiswa Papua (AMP) di Jalan Kalasan Surabaya. Ia berharap, warga Papua tidak terpancing berita hoaks dan tetap tenang.

"Saya dengan beberapa senior Papua yang berada di Surabaya, kami menyampaikan, informasi yang berkembang di media, terkait ada pengusiran dan lain sebagainya itu hoaks. Kami di Surabaya baik, mahasiswa hidup kondusif dan tidak ada apa-apa, artinya informasi itu tidak benar,” ujar dia.

"Perlu diketahui bahwa jumlah kami Papua yang ada di Surabaya baik mahasiswa maupun masyarakat, ada sekitar 1.000. Itu untuk mahasiswa 27 korwil yang tersebar timur sampai barat. Kami semua baik-baik saja," ujar dia.

Ia menuturkan, puluhan mahasiswa yang sempat dibawa ke kantor polisi hanya untuk dimintai keterangan. Ini terkait temuan dugaan pembuangan bendera merah putih. Kemudian, para mahasiswa itu dipulangkan dengan baik.

Ia memastikan, tidak ada kekerasan yang terjadi. Untuk kasus dugaan perusakan dan pembuangan bendera itu, Pieter menyerahkan sepenuhnya kepada pihak polisi.

“Terkait dengan bendera itu kita serahkan kepolisian untuk melakukan proses, khususnya untuk mencari siapa pelakunya. Kami berharap semua yang ada di Papua, tidak usah khawatir yang berlebihan. Kami di sini tidak ada masalah. Kita sama-sama anak kandung ibu pertiwi. Surabaya juga bagian dari republic ini. Kita bersaudara,” ujar dia.

Hal itu termasuk juga soal ada kalimat-kalimat rasisme. Pieter menyerahkan, hal itu ke pihak kepolisian untuk menindaklanjutinya. Intinya, berita yang menyebar luas di media sosial terkait pengusiran, kekerasan hingga menyebabkan korban jiwa, dipastikan hoaks. 

"Kalau kata-kata itu, kami serahkan semua kepada kepolisian yang akan memproses itu. Kami berharap keluarga saudara yang ada di Papua, jangan cepat terprovokasi dengan informasi yang muncul di media sosial," tegas dia.