Sukses

BI Sebut Desa di Jawa Timur Berpotensi Kembangkan Ekonomi

BI menilai desa di Jawa Timur jumlahnya sangat banyak dan punya potensi beragam apalagi dengan ada infrastruktur jalan tol.

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) perwakilan Jawa Timur mengharapkan para pemuda di desa Jawa Timur dapat mengembangkan konsep kampung kreatif seperti di Flory, Yogyakarta.

Dengan pengembangan potensi desa diharapkan dapat  dikerjasamakan dengan perbankan untuk menghasilkan nilai komersial.

Kepala Perwakilan BI Provinsi Jawa Timur, Difi A.Johansyah menuturkan, sebelumnya berkunjung ke Kampung Kreatif Flory di Kabupaten Slema, Daerah Istimewa Yogyakarta menuturkan, konsep kampung atau desa mandiri seperti Flory bisa diterapkan di setiap lokasi di Jawa Timur antara lain Jember, Banyuwangi, Malang, Kediri dan Blitar.

"Desa di Jawa Timur jumlahnya sangat banyak  dan memiliki potensi yang beragam seperti kopi dan segala macam, apalagi dengan infrastruktur jalan tol saat ini semakin banyak dan bagus sehingga mobilitas orang semakin gampang,” tutur dia, seperti melansir Antara, Selasa (27/8/2019).

Setelah didesain bagus, ia menuturkan, bisa menarik wisatawan masuk ke kampung itu. Salah satu potensinya yaitu kegiatan outbond yang kini diminati sejumlah perusahaan.

"Setelah terbentuk, BI bisa masuk dan bersinergi seperti dengan Kampung Flory. Intinya BI masuk bukan dari nol tetapi sudah ada bibitnya, tinggal disinergikan dalam bentuk seperti fasilitas jalan, pelatihan digital marketing dan mempromosikan bisa melalui artike sehingga bisa dibaca khalayak,” ujar dia.

Ia juga mengapresiasi keberadaan Konsep Kampung Flory yang menjadi desa unggulan wisata dengan konsep pariwisata, pendidikan, pertanian dengan perikanan, kuliner, budaya dalam satu kawasan.

"Kampung kreatif Flory merupakan contoh yang berhasil dan diharapkan bisa menjadi percontohan di desa-desa di Jawa Timur. Sebab untuk mendapatkan uang bukan hanya  dari berjualan produk pertanian, perkebunan," ujar dia.

Difi menambahkan, konsep Kampung Flory di Jawa Timur sudah yakni di Trawas yang menjual pemandangan sehingga keuntungannya lebih banyak dari pada pertanian.

"Harapan saya pemuda di desa Jawa Timur yang punya potensi bisa menerapkan seperti ini, kalau perlu belajar ke Kampung Flory,” ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

BI Targetkan Penerapan QRIS Merata di Jawa Timur pada 2020

Sebelumnya, Kepala Bank Indonesia (BI) Jawa Timur, Difi Ahmad menargetkan QR Code Indonesia Standard (QRIS) akan merata di Jawa Timur pada 1 Januari 2020.

Pemerataan ini dilakukan bersama dengan implementasi QRIS secara nasional yang juga efektif pada awal Januari 2020, sesuai dengan Peraturan Anggota Dewan Gubernur Nomor 21 Tahun 2019.

Melansir suarasurabaya.net, sebelumnya dikabarkan QRIS dari BI ini belum menyeluruh di Jawa Timur. Hal ini karena program itu baru diluncurkan beberapa hari, sehingga masih dalam proses transisi dan sosialisasi.

"Kami minta masyarakat untuk bersabar, namun terus kami dorong, target semua masyarakat dan kini masih dalam proses edukasi," kata Difi Ahmad Johansyah, dalam acara sosialisasi QR Code di Yogyakarta, Jumat, 23 Agustus 2019.

Sedangkan terkait keamanan, Difi menjamin masyarakat tidak perlu khawatir karena penyatuan kode untuk pembayaran itu sudah disiapkan.

"Soal keamanan sudah disiapkan, jadi tidak ada masalah. Saat ini kami masih butuh transisi dan sosialisasi," tutur dia.

Pada HUT Kemerdekaan RI ke-74, Bank Indonesia telah meluncurkan satu QR Code untuk semua pembayaraan melalui aplikasi uang elektronik berbasis server, dompet elektronik, atau mobile banking yang disebut QRIS.

Implementasi QRIS secara nasional akan efektif berlaku pada awal 2020 untuk memberikan masa transisi persiapan bagi Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) seperti ovo, gopay, linkaja, dan sebagainya.

Program QRIS ini disusun Bank Indonesia dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) dengan menggunakan standar internasional EMV Co. Peluncuran QRIS adalah bentuk implementasi Visi Sistem Pembayaran Indonesia (SPI) 2025 yang sudah dirancang sejak Mei 2019 lalu.

Tujuannya sendiri untuk mendukung interkoneksi instrumen sistem pembayaran yang lebih luas dan mengakomodasi kebutuhan spesifik negara sehingga memudahkan.

Untuk tahapan awal, QRIS berfokus pada penerapan QR Code Payment model Merchant Presented Mode (MPM). Penjual (merchant) yang akan menampilkan QR Code pembayaran agar bisa dipindai oleh pembeli ketika melakukan transaksi pembayaran.

Sebelum diluncurkan, QR Code ini juga sudah melewati uji coba (piloting) pada spesifikasi teknis standar dan interkoneksinya pada tahap pertama pada bulan September hingga November 2018. Dilanjutkan pada tahap kedua pada April-Mei 2019.