Sukses

Rektor ITS: RI Butuh Teknologi 5G Kembangkan Robot Jadi Mobil Tanpa Pengemudi

Robot-robot karya ITS tersebut diprediksi dikembangkan menjadi driverless car

Surabaya - Rektor Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, Mochamad Ashari menuturkan, Indonesia membutuhkan teknologi 5G untuk mengembangkan robot-robot menjadi mobil tanpa pengemudi. Saat ini, Indonesia masih di level teknologi 4G.

Ia menuturkan, teknologi 4G tidak cukup untuk mendukung teknologi driverless car atau mobil tanpa pengemudi.

"Sekarang 4G. Masih belum cukup. Jadi kalau (mobilnya-red) ngerem, sekarang di rem, karena ada delay internet, 10 mili detik itu masih jalan. Masih nabrak. Kalau 5G, tidak ada delay. Delaynya hanya 0,1 mili detik," ujar dia melansir suarasurabaya.net, Rabu (28/8/2019).

Adapun robot-robot karya ITS tersebut diprediksi dikembangkan menjadi driverless car. Robot-robot yang telah memenangi beberapa kompetisi internasional dalam beberapa bulan belakangan ini, telah menerapkan teknologi tinggi yang memungkinkan robot menghindari rintangan secara otomatis.

"Robot-robot ini sekali lagi, pakai teknologi tinggi. Jalannya, tidak pakai remot. Tapi mereka pintar sudah jalan sendiri. Menggunakan kecerdasan buata. Kalau di kasih rintangan, sudah (otomatis-red) minggir. Rintangan ini, jenis ini, akan belok kanan (misalnya-red). Sudah bisa mikir sendiri," tutur dia.

Ia menuturkan, ITS sudah bisa menggagas mobil semacam ini. Akan tetapi, untuk dikembangkan hingga pemakaian komersial, ia menyebut masih berbahaya. "Kalau untuk kompetisi, oke. Karena bukan di sesungguhnya, kalau di pasar, ada delay bisa bahaya," ujar dia.

Beberapa robot karya ITS juga turut ditampilkan di Ritech Expo 2019. Salah satunya, tim robot Ichiro. Tim ini telah beberapa kali ikut dan memenangkan kompetisi internasional, salah satunya Australia.

 

(Wiwin Fitriyani, mahasiswi Universitas Tarumanagara)

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

ITS Surabaya Sabet Peringkat Tiga untuk Kategori Produk Inovasi Nasional

Sebelumnya, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya meraih peringkat tiga kategori produk inovasi dalam kategori Widyapadhi Universitas/Institut sub kategori Produk Inovasi dalam Malam Apresiasi Hakteknas 2019 di Kampus ISI Denpasar pada Selasa malam, 27 Agustus 2019. Prestasi ini membuat ITS naik sebanyak 12 dari tahun sebelumnya yang hanya peringkat 15.

"Mohon dicatat, ini kerja sama semua pihak dan data yang digunakan bukan data sesaat, tiga bulan ini, tapi tiga tahun. Sehingga ini hasil karya semua orang, semua pihak. Dari inovasi, rektor, pimpinan, sampai semua civitas akademika," ujar Mochamad Ashari, Rektor ITS pada suarasurabaya.net, Selasa, 27 Agustus 2019.

Dalam kategori sama, peringkat dua dicapai oleh Institut Pertanian Bogor (IPB) dan peringat pertama didapatkan oleh Institut Teknologi Bandung (ITB).

Ashari mengaku akan terus membenahi data inovasi dan prestasi yang dimiliki ITS Surabaya agar menggenjot perolehan peringkat di tahun mendatang. Dia menuturkan, PR terbesar ITS saat ini memang pendataan.

"Jadi, data di sini adalah kita punya prestasi banyak, pencatatannya kurang sistematis. Kemudian kita punya anak-anak yang buat startup, tapi belum kita fokuskan, tapi belum dimentoring sistematis, jadi di masyarkat itu sumbangan ITS," ucap Ashari.

Tugas utama ITS saat ini adalah memperbaiki data. Ashari melanjutkan, ke depan akan memperbaiki data dan juga prestasi.

"Yang kita lakukan, waktu terakhir ini adalah pembenahan data, sangat penting dalam penilaian itu. Semua berbasis data. Data ini yang kita kerjakan untuk diperbaiki. Hanya saja, dengan dukungan yang baik, akan lebih baik. Kedepan bisa kita tata dan lebih baik," lanjutnya.

Ia menyontohkan, beberapa hasil riset ITS yang menjadi penilaian Kemenristek Dikti adalah Gesit dan Kereta Api.

"Gesit, Kereta Api, karena ITS, melakukan riset, melakukan paten, hak cipta, kemudian bekerjasama dengan perusahaan luar unutk diproduksi, INKA, dan gesit dengan swasta," ujar dia.

Ashari menargetkan, visi ITS Surabaya sebagai universitas kelas dunia berdasarkan riset dan inovasi bisa terwujud selama 2020-2025 mendatang. Ia mengaku akan lebih mengembangkan produk hilir dan startup.

"Ini akan kembangkan produk hilir dan startup kita akan lebih fokuskan. Kita berikan mentoring, sehingga bisa menyelesaikan problem masyarakat, mulai pengangguran, dan seterusnya, dan juga memenuhi target pemerintah," pungkasnya.