Liputan6.com, Jakarta - Di Surabaya, Jawa Timur ada beberapa titik yang dibangun patung ‘Suro’ dan ‘Boyo’. Patung tersebut di antaranya ada di Kebun Binatang Surabaya (KBS), skate park, dan Taman Suroboyo. Taman Suroboyo itu sendiri disahkan oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini pada 29 Mei 2019.
Peresmian Taman Suroboyo dilakukan bersamaan dengan diresmikannya Patung ‘Suro’ dan ‘Boyo’ yang terbesar di Surabaya. Pemerintah Kota (pemkot) Surabaya terus berupaya untuk mengembangkan Taman Suroboyo, lantaran warga setempat dan juga luar daerah banyak yang mengunjungi kawasan tersebut.
Lama kelamaan, Taman Suroboyo menambah rentetan panjang objek wisata yang ada di Kota Surabaya. Patung ‘Suro’ dan ‘Boyo’ di sini memiliki ukuran tinggi 25,6 meter, dengan tinggi dudukan patung 5 meter, serta diameter 15 meter.
Advertisement
Baca Juga
Mengutip Antara, patung raksasa di taman ini memiliki bentuk yang unik, yaitu berupa rumput laut menyerupai aslinya. Rumput laut tersebut ada di antara patung ‘Suro’ dan ‘Boyo’.
Patung raksasa ‘Suro’ dan ‘Boyo’ terintegrasi antara Sentra Ikan Bulak (SIB) dan juga Taman Suroboyo. Pemerintah kota (pemkot) setempat juga akan melengkapinya dengan jembatan yang menghubungkan SIB dengan taman ini.
"Jembatan itu konsepnya mirip JPO yang mengintegrasikan dari SIB sampai Taman Suroboyo," kata Eri Cahyadi Kepala Badan Perencanaan Kota (Bappeko) Surabaya, dikutip dari suarasurabaya.net, ditulis Kamis (29/8/2019).
Eri menambahkan, jembatan langsung ke SIB nanti bisa selfie berlatar belakang patung ‘Suro’ dan ‘Boyo’. Bentuknya seperti Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) tapi lebih istimewa.
Selain fasilitas taman, perbaikan di SIB juga telah dilakukan oleh pemkot setempat. Hal ini dalam rangka untuk semakin meramaikan SIB agar banyak orang yang tahu mengenai kawasan itu.
"Pedagangnya yang beda konsep antara bawah dan atas. Ini juga terintegrasi THP Kenjeran dan jembatan Suroboyo sebagai konsep tempat wisata,” ujar dia.
Di taman ini, terdapat pula area taman berbunga. Hampir seluruh Ruang Terbuka Hijau (RTH) tersebut ditanami tanaman berbunga, seperti bugenvil, melati Jepang, kana, pucuk merah, phidelia, dan soka jambon.
Selain itu, ada pula pohon berbunga dan pohon peneduh. Pohon berbunganya yaitu jacaranda, dan tabebuya, sedangkan pohon peneduhnya antara lain trembesi, dan pule.
(Wiwin Fitriyani, mahasiswi Universitas Tarumanagara)
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Taman Sejarah, Saksi Bisu Perjuangan Pemuda Surabaya
Sebelumnya, Surabaya, Jawa Timur kental dengan aneka tempat yang menyimpan segudang rahasia. Berbagai lokasi yang penuh dengan sejarah itu pun kini banyak difungsikan sebagai tempat wisata yang menarik.
Tidak terkecuali tamannya, taman yang ada di kota ini pun turut serta selaku saksi bisu perjuangan pemuda Surabaya kala itu. Salah satunya adalah Taman Sejarah.
Berlokasi di Jalan Taman Jayengrono No.2-4, Krembangan, Taman Sejarah sempat mengalami beberapa kali pergantian nama. Awalnya, taman ini biasa disebut Willemsplein, yang diambil dari nama Willem seorang Raja Belanda yang berkuasa ketika bentrokan itu terjadi.
Mengutip dari surabaya.go.id, taman yang berada di sebelah Jembatan Merah ini dulunya merupakan tempat berlangsungnya pertempuran antara Arek-Arek Suroboyo dengan pasukan Inggris. Sampai-sampai Jenderal Inggris yang bernama A.W.S Mallaby meninggal dunia saat itu.
Singkat cerita, Willemsplein berganti nama menjadi Taman Jayengrono. Kata Jayengrono itu sendiri diambil dari nama Adipati Jayengrono, taman tersebut diresmikan oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini pada Desember 2012.
Wali Kota Surabaya kemudian mengganti nama taman menjadi Taman Sejarah. Hal tersebut karena taman ini dinilai memiliki aspek historis yang cukup kuat, seperti dikutip dari kominfo.jatimprov.go.id.
Taman Sejarah dikelilingi oleh bangunan-bangunan dengan gaya arsitektur kolonial Belanda. Bangunan bersejarah tersebut di antaranya Jembatan Merah, Gedung Cerutu, Gedung Internatio, dan Gedung Garuda.
Memiliki luas 5.300 meter persegi, taman ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas umum, antara lain panggung dengan latar belakang Gedung Internatio, dan area pertunjukan seni yang berada di bagian tengah taman. Selain itu, di beberapa sudut taman disediakan jalur relaksasi, dan juga air mancur.
Pemerintah Kota (pemkot) Surabaya semakin menambah nuansa cantik di taman ini dengan menambahkan hiasan lampu-lampu yang berbentuk lorong dan bambu runcing. Lampu tersebut diletakkan sejajar, sehingga warna-warninya terlihat menarik ketika dinyalakan pada malam hari.
Advertisement