Sukses

PDAM Pindahkan Pipa di Proyek Alun-Alun Surabaya

PDAM Surya Sembada akan menggeser utilitas PDAM yang berdiameter 800mm di bawah jalan Yos Sudarso Surabaya ke bawah pedestrian.

Liputan6.com, Jakarta - PDAM Surya Sembada akan menggeser utilitas PDAM yang berdiameter 800mm di bawah jalan Yos Sudarso Surabaya ke bawah pedestrian. Hal ini untuk mendukung program Pemerintah Kota Surabaya yang akan segera membangun alun-alun di Jalan Yos Sudarso.

Waktu penggeseran akan dilakukan pada Jumat, 6 September 2019 pukul 15.30 WIB dan diperkirakan membutuhkan waktu 24 jam. Untuk mempercepat pekerjaan itu, PDAM akan mematikan salah satu instalasi pengolahan air minum (IPAM) yaitu IPAM Ngagel 2.

Mengutip instagram @pdamsuryasembada, Kamis (5/9/2019) hal tersebut menyebabkan beberapa wilayah airnya akan mengecil sampai tidak keluar seperti di daerah Darmo, Panglima Sudirman, Nias, Yos Sudarso, Walikota Mustajab, Undaan, Pasar Atom, Pegirian, Wonosari, Wonokusumo, DBAL (TNI AL) dan wilayah sekitarnya di Surabaya.

"Setelah pekerjaan pergeseran selesai butuh waktu 2x24 jam untuk normalisasi distribusi air ke pelanggan," tulis PDAM Surya Sembada.

Oleh karena itu, pihaknya mengimbau pelanggan yang rumahnya di daerah terdampak segera menampung air sebagai langkah antisipasi.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 3 halaman

Manfaat Pembangunan Alun-Alun Surabaya

Sebelumnya, Pembangunan proyek alun- alun Surabaya mendapatkan perhatian khusus dari pakat tata kota Institut Teknologi 10 November (ITS) Surabaya, Maztri Indrawanto.

Dia menuturkan, pembangunan Alun-alun Surabaya merupakan hal baru. Selama ini masyarakat menilai  konsep alun-alun itu berupa ruang terbuka hijau. Akan tetapi, esensi yang dibuat Pemerintah kota (Pemkot) Surabaya berupa ruang publik dengan inovasi di tengah kota yang lahannya terbatas.

"Maka keterbatasan lahan itu telah dijawab Pemkot Surabaya dengan membuat space baru itu," kata Maztri sapaan lekatnya, Selasa, 9 Juli 2019.

Ia menuturkan, konsep alun-alun yang berada di tengah kota dengan keterbatasan lahan ini tidak semata-mata sekadar sebagai titik kegiatan kumpul, dan ruang publik di dekat Balai Pemuda.

Akan tetapi, alun-alun yang terletak di pusat perekonomian kota dengan keterbatasan lahan, merupakan bentuk nuansa baru seperti kota-kota besar (metropolis) di dunia.

"Namun hadirnya publik space tersebut diharapkan juga bisa memberikan nilai lebih, tidak hanya sekadar nilai rupiah atau ekonomi, tapi juga sosial,” ujarnya.

3 dari 3 halaman

Integrasikan Ruang Publik

Dia mengatakan, jika dilihat konsep alun-alun Surabaya, berada di titik sentral yang sangat strategis. Di sisi barat ada Balai Pemuda, dari arah selatan menuju utara ada poros yang di tengahnya ada Bambu Runcing dan Tunjungan.

"Hal ini saling berintegrasi antara beberapa jaringan penting yang saling berkesinambungan," ujarnya.

Namun demikian, pihaknya juga mendorong Pemkot Surabaya agar mampu mengintegrasikan ruang publik itu menjadi kesatuan dengan beberapa jaringan tanpa mengurangi nilai ekonominya.

"Akan tetapi yang paling penting adalah hadirnya alun-alun di tengah kota menandakan bahwa Surabaya mampu menjawab kebutuhan ruang untuk public space," paparnya.