Sukses

Hampir Punah, Ini 5 Fakta Menarik Tari Jaran Bodhag Khas Probolinggo

Kesenian Jaran Bodhag sudah ada sejak Kerajaan Majapahit.

Liputan6.com, Jakarta Jawa Timur kaya akan seni budaya yang unik dan menarik. Salah satunya seni budaya Jaran Bodhag khas Probolinggo. Tarian Jaran Bodhag ditarikan dengan menggunakan kuda tiruan berbahan dasar rotan dan kayu.

Kesenian Jaran Bodhag ini sudah ada sejak Kerajaan Majapahit. Konon katanya Jaran Bodhag diciptakan oleh Mbah Namengjoyo. Kala itu, Mbah Namengjoyo sebagai sosok yang membabat hutan Lumbang di tahun 1700. Kesenian ini mulai dikenal luas masyarakat Probolinggo sejak zaman kemerdekaan.

Jaran Bodhag dipentaskan dalam bentuk arak-arakan dan diiringi musik kenong telo dengan tambahan sronen (musik tradisional madura). Kostum pemain Jaran Bodhag memiliki corak gemerlap yang bertujuan untuk menarik perhatian penonton.

Tarian ini biasanya dipentaskan saat acara khitanan dan pernikahan sebagai bentuk budaya turun-temurun. Namun kini kesenian Jaran Bodhag semakin jarang ditampilkan dan hampir punah. Berikut 5 fakta menarik Jaran Bodhag yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin (9/9/2019).

2 dari 6 halaman

1. Jaran Bodhag Pengembangan dari Jaran Kecak

Jaran Bodhag merupakan variasi atau turunan dari Jaran Kecak. Namun, keduanya memiliki perbedaan yakni Jaran Kecak menggunakan kuda asli sedangkan kesenian Jaran Bodhag menggunakan kuda tiruan yang berbahan dasar dari kayu dan rotan.

Jaran Bodhag dihias dengan aksesoris seperti kain berwarna mencolok dan aksesoris tambahan lainnya. Uniknya bagi siapapun yang menunggangi Bodhag sambil memegang kepalanya akan merasakan sensasi menunggang kuda asli.

3 dari 6 halaman

2. Sesajen dalam Kesenian Jaran Bodhag

Seperti kesenian Jawa Timur lainnya, penampilan Jaran Bodhag tidak terlepas dari sesajen. Sesajen yang dihadirkan terbagi dalam dua jenis sesajen yaitu sesajen untuk tuan rumah dan sesajen untuk pemain, gamelan dan pengantin.

Sesajen untuk pemain, gamelan dan pengantin biasanya berupa kelapa, beras putih, ayam mentah dan hidup, dua tandan pisang, jajan tujuh rupa, sirih, pinang, gula, kopi, cengkeh, tembakau, santan, kemenyan dan lain sebagainya.

Sedangkan sesajen untuk tuan rumah berupa berbagai barang-barang yang diikat pada tali dan masing-masing ujung tali diikat pada tiang. Barang tersebut digantung di depan pentas yang nantinya digunakan untuk pertunjukan.

4 dari 6 halaman

3. Pernah Ditarikan Secara Massal

Pada rangkaian hari Pendidikan Nasional tahun 2017 sebanyak 1.500 siswa taman kanak-kanak menarikan Jaran Bodhag di alun-alun kota Probolinggo.

Tujuan pementasan tarian secara massal ini adalah untuk mengenalkan jaran bodhag kepada anak-anak sejak dini dan melestarikannya.

5 dari 6 halaman

4. Ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda

Kesenian Jaran Bodhag sudah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda Indonesia oleh menteri pendidikan dan kebudayaan tahun 2014 silam.

Hingga saat ini masyarakat Probolinggo masih melestarikan kesenian Jaran Bodhag. Istilah Jaran Bodhag dalam Bahasa Jawa atau Bahasa Madura yaitu Jaran berarti kuda dan Bodhag berarti wadah.

6 dari 6 halaman

5. Berkolaborasi dengan Dua Jenis Kesenian Lainnya

Jaran Bodak dan Kiprah Lengger dipilih sebagai kesenian pembuka dalam Event Seminggu di Kota Probolinggo (Semipro) 2019 yang melibatkan 254 orang penari.

Kolaborasi kesenian ini diyakini sebagai perekat persaudaraan, pemersatu bangsa dalam lingkar kebhinekaan.

Video Terkini