Sukses

9 September, Wismilak Resmikan Gedung Baru Tersambung Bangunan Kolonial

PT Wismilak Inti Makmur Tbk memiliki gedung yang merupakan cagar budaya. Meski demikian, perseroan juga memiliki gedung baru yang didirikan pada 9 September 2009.

Liputan6.com, Jakarta - PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM), salah satu perusahaan rokok asal Surabaya, Jawa Timur ini memiliki gedung yang merupakan cagar budaya. Meski demikian, perseroan juga memiliki gedung baru yang didirikan pada 9 September 2009.

Artinya, gedung baru Wismilak tersebut sudah berusia 10 tahun pada 9 September 2019. Gedung baru itu diresmikan oleh Presiden Direktur PT Wismilak Inti Makmur saat itu, Willy Kalla. Mengutip laman Wismilak, gedung baru tersebut berlantai empat yang memiliki tambahan lantai atap dan top floor.

Lantai satu seluas 533,61 meter persegi, sedangkan lantai dua sampai empat dengan luas 583,86 meter persegi. Sedangkan luas lantai atap 522,8 meter persegi dan top floor seluas 137 meter persegi.

Desain arsitektur gedung baru ini juga mengikuti dan bersambung dengan gedung lama. Gedung baru tersebut merupakan hasil rancangan Endramukti esign Associates pada Juli 2003.

Nah, kalau gedung lama Wismilak merupakan bangunan yang sudah lama berdiri. Diperkirakan gedung lama Wismilak dibangun sekitar 1920. Grha Wismilak berdiri pojok jalan Raya Darmo 36 dan jalan DR Soetomo 27, Surabaya. Belum diketahui siapa sang arsitektur yang merancang.

Bila diperhatikan dari luar, fasad gedung bercat putih itu seolah hanya satu lantai. Di dinding terdapat ornament jendela seni kaca patri bersegi lima yang cantik.

Lantai pertama gedung tersebut dari batu alam. Kemudian lantai kedua berlantai kayu. Pada zaman itu, gedung dua lantai sangat langka. Total luas gedung asli 999,89 meter persegi yang terdiri dari lantai satu seluas 495 meter persegi. Lantau dua terdiri dari 504,64 meter persegi.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Pada 1936-1942, Grha Wismilak dahulu merupakan Toko Yan, cabang dari Toko Piet (kemudian jadi Toko Metro) di Jalan Tunjungan. Gedung tersebut memiliki loteng 26 orang. Hal ini karena dibuat mess pegawai toko Piet dan Toko Yan.

Ketika Surabaya jatuh ke tangan Jepang, gedung tersebut diambilalih sejak 1942. Gedung tersebut difungsikan sebagai kantor polisi Jepang.  Pascakemerdekaan, kepolisian Indonesia meneruskannya menjadi kantor.

Ini juga ditunjukkan dari prasasti ruang lobby Grha Wismilak. Dalam prasasti tertulis “Pada tanggal 21 Agustus 1945 Polisi Istimewa Surabaya (Tokubetsu Keisasutai) dipimpin komandan Inspektur Polisi Moh.Jasin memproklamirkan diri sebagai Polisi Republik Indonesia. Menurut Ultimatum Jenderal Masergh Arek-arek Surabaya diharuskan meletakkan senjata-senjata yang dirampas dari Jepang di muka gedung ini.

Gedung tersebut memang memiliki nilai sejarah tersendiri bagi Kepolisian Negara Republik Indonesia. Bahkan proklamasi dan eksistensi "Polisi Istimewa” yang kini menjadi nama jalan di seberang Grha Wismilak dilakukan sebelum terbentuknya Polri.

Kemudian pada 1993, Grha Wismilak dipindahtangankan ke Wismilak pada 3 Juli 1993 dari ahli waris. Gedung ini pun menjadi salah satu cagar budaya yang dilindungi pemerintah kota Surabaya.

Hal itu diputuskan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya yaitu Bangunan Cagar Budaya sesuai SK Walikota Nomor 188.45/251/402.104/1996 Nomor 32. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya Tahun 2008.