Sukses

Risma Siap Bantu APPBI Jika Terimbas Dampak Situasi Hong Kong

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) menggelar audiensi bersama jajaran Asosisasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Jawa Timur pada Selasa, 10 September 2019.

Liputan6.com, Surabaya - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) akan membantu Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Jawa Timur terkait dampak situasi yang terjadi Hong Kong.

Risma menggelar audiensi bersama jajaran Asosisasi Pengelolaa Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Jawa Timur, bertempat di kediaman wali kota Jalan Sedap Malam, Surabaya, Selasa (10/9/2019). 

Pada pertemuan itu, Risma menanyakan dampak dari situasi yang tengah terjadi di Hong Kong terhadap impor pengusaha dan ritel, khususnya di pusat belanja yang ada di Surabaya, Jawa Timur.

Risma menanyakan, kepada jajaran pengurus DPD APPBI Jatim apakah mengalami kendala distribusi dari Hong Kong ke Surabaya. Khususnya selama situasi yang terjadi di Hong Kong saat ini. Ia mengkhawatirkan peristiwa tersebut berdampak pada kesulitan pengiriman suplai barang.

"Nanti jika ada kendala, misalnya karena banyak demonstran berpengaruh pada impor, maka saya akan bantu berkomunikasi dengan kedutaan besar Indonesia yang ada di Hong Kong,” kata Risma.

Oleh karena itu, Risma kemudian meminta APPBI untuk memantau terhadap para pengusaha. Seperti distributor, serta tenan-tenan yang ada di mal se-Surabaya terkait impor tersebut. Selain itu, ia juga meminta segera melapor jika sudah dilakukan pengecekan.

"Karena saya tahu kebutuhan pasar di Surabaya yang cukup tinggi. Saya siap bantu, kalau memang tidak ada pengaruhnya, saya bersyukur sekali,” ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Dampak Situasi Hong Kong Tidak Terlalu Berpengaruh

Sementara itu, Ketua DPD Asosisasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Jawa Timur, Sutandi Purnomosidi mengatakan, pihaknya merasa sangat diperhatikan oleh Wali Kota Surabaya. 

Ia juga menyampaikan dampak dari situasi Hong Kong tidak berpengaruh apa-apa terhadap kebutuhan pasar di Surabaya. "Karena Surabaya tidak terlalu banyak impor dari Hongkong. Jadi kami belum merasakan dampaknya," kata Sutandi.

Dia menuturkan, tenan-tenan yang ada di Surabaya saat ini, sebetulnya sebagian besar sudah bergantung pada produk lokal. Mulai dari fashion, sampai beberapa perabotan kebutuhan lain. 

Ia bersama delapan pemimpin mall se-Surabaya memastikan akan terus melakukan pemantauan. "Kita bisa melihat saat ini banyak sumber fashion itu ternyata dari brand milik lokal sendiri," ujar dia.

Ia juga memastikan,  dalam waktu kurang lebih satu minggu ini, pihaknya beserta jajaran akan melakukan koordinasi dan rapat dengan semua mall se-Surabaya untuk memastikan suplai barang para pengusaha. 

"Kita berterima kasih sekali kepada Bu Risma atas atensinya sejauh ini kepada kami. Nanti kita akan coba rapatkan dan laporkan dengan segera," kata dia.

Kendati demikian, pihaknya juga berharap kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui kebijakan Wali Kota Risma untuk membebaskan pajak LED yang ada di mal. Dia menuturkan, pemasangan LED yang ada di mal-mal adalah bagian promosi para tenan untuk meramaikan usahanya.

"Kami tidak mengkomersialkan kepada para tenan, kami berharap untuk diberikan free atau dibebas pajak karena di situ tidak ada income,” pungkasnya.