Sukses

Menikmati Soto Lapindo Cak Latif Khas Sidoarjo

Apa sih menariknya makanan khas Sidoarjo soto lapindo Cak Latif ini?

Liputan6.com, Jakarta - Sidoarjo, Jawa Timur memiliki sebuah panggilan 'Kota Udang'. Dijuluki demikian konon kabarnya karena banyak petani di sana yang membudidayakan udang di tambaknya masing-masing.

Selain itu, makanan khas Sidoarjo yang dapat dicicipi ada sate kerang, kerupuk udang, bandeng asap dan presto. Namun, kuliner asal Sidoarjo yang akan dibahas berikut ini ialah soto lapindo, makanan yang berisi olahan ikan bandeng. Diantara banyaknya tempat makan soto di Sidoarjo, warung soto lapindo Cak Latif dapat menjadi pilihan untuk disantap.

Menu andalan dari warung ini tentu adalah soto lapindonya, dengan ciri khas yang dimiliki dari segi cita rasanya. Depot soto yang dikelola oleh Cak Latif ini berada di Desa Besuki, Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.

Warung yang berdiri dengan semibangunan ini mampu memuat kira-kira sebanyak 30 orang. Soto lapindo di depot Cak Latif biasa disajikan bersama nasi putih, irisan ayam, kol, bihun, dan di bagian atasnya diberi irisan telur.

Selain itu, ditambah pula taburan koya dan daun seledri yang melengkapi sajian tersebut. Perbedaan kuliner Soto Lapindo dengan makanan berkuah sejenisnya yaitu mengenai elemen di kuahnya. Warna kuah Soto Lapindo lebih pekat, lebih gurih dan kaya rasa.

Cita rasa gurih pada rasa kuah soto terletak pada pemakaian kaldu daging ikan bandeng. Menurut Cak Latif (52), pemakaian daging ikan bandeng telah umum digunakan, tetapi yang membedakan adalah cara pengolahan dan takarannya.

"Sebenarnya resepnya sama saja seperti yang lain. Mungkin yang membedakan cuma cara pengolahan dan takarannya. Biar nggak amis ada caranya sendiri," tutur dia, dilansir Antara, ditulis Sabtu (14/9/2019).

Warung yang berdiri sejak 7 tahun lalu ini memberikan sensasi kombinasi bumbu dari rempah-rempah yang pas, ditambah dengan rasa gurih kuah soto perpaduan rasa ayam dan daging bandeng gorengnya.

Tempat makan soto Cak Latif di Sidoarjo tak pernah sepi pengunjung. Per hari, soto di sini dapat terjual hingga 300 mangkok, tapi jika sedang ramai sekali, soto ini dapat habis terjual lebih cepat.

Depot soto lapindo buka dari pukul 06.00 hingga 11.00 WIB. Pembeli asal Porong Ny Asia (37) yang datang bersama anak dan suaminya mengaku menjadi pelanggan tetap Soto Lapindo.

"Anak saya dan suami sangat suka ke sini. Rasanya enak dan murah juga, jadinya sering datang rame-rame sarapan di sini. Tapi, kadang-kadang juga dibungkus dibawa pulang," kata dia

(Wiwin Fitriyani, mahasiswi Universitas Tarumanagara)

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Menyantap Nasi Krawu Khas Gresik di Surabaya

Sebelumnya, Jawa Timur kaya kuliner. Di provinsi yang dipimpin Gubernur Khofifah Indar Parawansa ini, dapat ditemui sejumlah makanan khas mulai dari rawon, rujak cingur, nasi bebek, soto, dan nasi krawu Gresik.

Nasi krawu merupakan salah satu masakan khas dari Gresik, Jawa Timur.  Masakan ini terdiri dari potongan daging daging sapi yang sudah dibumbui. Ditambah sambal terasi dan serundeng serta lauk pauk lainnya.

Asal nama krawu adalah masakan dari krawu kelapa ini. Serundeng kelapa dan bumbu manggut memberikan rasa di nasi krawu selain dari krawu.

Makanan khas asal Gresik ini juga dapat dijumpai di Surabaya, Jawa Timur. Ingin mencoba masakan nasi krawu di Surabaya? Mengutip buku Food Report Surabaya by Surabaya Food Patrol, berikut tempat makan yang sediakan nasi krawu di Surabaya:

1.Nasi Krawu Ibu HJ. Suliha

Tempat makan ini buka dari pukul 06.00-11.00 WIB. Letaknya di Jalan Indrapura. Tempat makan ini menyediakan nasi krawu yang dikemas rapi dalam bungkusan yang terbuat dari daun pisang. Nasi ini terdiri dari serundeng, daging suwir dan sambal.

2.Nasi Krawu Mbak Su

Tempat makan ini buka dari pukul 06.00-15.00 WIB. Tempat makan ini berada di Jalan Dharmahusada Nomor 108 B. Cabang lain dapat ditemui di Jalan Darmo Permai 3.

Nasi krawu ini paling terkenal di Gresik. Mbak Su berjualan nasi krawu secara keliling pada 1950-an, menjunjung dagangan nasi krawu di atas kepalanya. Kini anak-anaknya meneruskan usaha mbak su.

 

Â