Liputan6.com, Jakarta - Program Edukasi 'Romy Sableng 112 and Kids' merupakan bentuk kerja sama antara Dinas Pemadam Kebakaran (PMK) dengan Dinas Pendidikan Kota Surabaya Jawa Timur. Tujuannya untuk mengoptimalkan sosialisasi bahaya kebakaran di kalangan pelajar.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pemadam Kebakaran (PMK) Kota Surabaya, Irvan Widyanto mengatakan pengenalan melalui edukasi wisata pemadam kebakaran bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat, khususnya anak-anak tentang bahaya kebakaran.
"Upaya ini dilakukan untuk memberikan bekal wawasan ketika suatu waktu terjadi kebakaran di sekitarnya," kata dia pada 20 September 2019.
Advertisement
Rangkaian kegiatan yang disiapkan di wisata edukasi pemadam kebakaran itu mulai dari sosialisasi membahas seputar pengenalan bahaya kebakaran dimulai dari usia dini, permainan flying fox hingga mencoba naik kendaraan pemadam kebakaran, dilansir dari Antara.
Baca Juga
Selama sosialisasi itu, lanjut dia, pelajar mulai dari TK hingga SD diberitahu tentang jenis-jenis pakaian yang digunakan PMK, seperti atribut pemadam api ringan (Apar) dan alat pelindung diri.
Bahkan, para peserta juga diberi wawasan jenis-jenis kendaraan yang digunakan petugas PMK, seperti klonen, pumper, dan walang kadung. Tak hanya itu, para peserta juga diajak berkeliling menggunakan kendaraan klonen di sekitar lokasi.
"Kita mengemas semenarik mungkin agar informasi yang kita berikan diterima dengan baik karena dari pertemuan semacam ini tujuannya adalah warga menjadi juru padam," ujar dia.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Harapan PMK Surabaya
Dengan begitu, ia berharap paradigma saat terjadi kebakaran di lingkungan mereka, warga tidak lagi hanya menjadi penonton. Namun, mereka juga berbuat sesuatu saat terjadi peristiwa kebakaran, misalnya membuka portal, meminggirkan kendaraan agar dapat dilewati petugas.
Inovasi wisata edukasi pemadam kebakaran itu, kata Irvan, mendapat respons baik oleh masyarakat Surabaya. Hal tersebut terbukti dari jumlah pengunjung yang meningkat tiap bulannya. Tercatat pada Maret 2019, jumlah pengunjung sebanyak 1.114 peserta.
"Jadi tiap hari 50 peserta SD berdatangan untuk belajar penanganan bahaya kebakaran. Total selama Maret 1.114 peserta terdiri dari 1.000 SD dan 114 TK," kata Irvan.
Sementara itu, pada April, jumlah kunjungan mengalami peningkatan menjadi 1.141 peserta yang terdiri dari 141 peserta TK dan 1.000 peserta SD se-Surabaya. Sedangkan pada Mei–Juni kurang lebih sekitar 100 peserta karena selama bulan itu, siswa sedang melaksanakan kegiatan ujian sekolah.
Sedangkan untuk Agustus, Irvan menyebut, pengunjung mencapai 105 peserta, September pada Minggu kedua, peserta sudah mencapai sebanyak 272 peserta yang dihitung khusus tiap minggu saja.
Advertisement