Sukses

Polda Jatim Temukan 51 Akun Medsos Fiktif Penyebar Hoaks Demo Mahasiswa

Polda Jatim mengerahkanTim Cyber Troops untuk menangkal penyebaran berita hoaks dan provokasi melalui media sosial (medsos)

Liputan6.com, Surabaya - Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur (Jatim) menemukan sebanyak 51 akun media sosial (Medsos) yang menyebarkan berita bohong serta bernada provokatif terkait demo mahasiswa. 

Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Pol, Frans Barung Mangera menyampaikan, banyak sekali berita bohong yang beredar di medsos, bahkan ada yang memanfaatkan nama Kapolri Jenderal Tito Karnavian untuk keperluan penyebaran berita bohong. 

"Perintah Kapolri itu memang benar, tapi saat itu memerintahkan untuk tindakan terhadap bandar narkoba. Tapi yang beredar dikaitkan dengan demo mahasiswa," tutur Barung di Mapolda Jatim, Rabu malam, 25 September 2019.

Untuk itu, lanjut Barung, pihaknya mengerahkanTim Cyber Troops untuk menangkal penyebaran berita hoaks dan provokasi melalui media sosial (medsos). "Hari ini Cyber Troops Polda Jawa Timur telah bekerja dan sudah melakukan take down 51 akun," kata Barung. 

Sayangnya. Barung tidak menjelaskan asal pemilik akun-akun yang di-take down tersebut, apakah dari atau luar Jawa Timur. 51 akun medsos yang di-take down itu diduga sering mengunggah provokasi hingga menyebar berita hoaks.

"Wilayah internet tidak mengenal teritori. 51 akun yang di-take down itu yang menyebarkan informasi hoaks, menyebarkan berita bohong, memprovokasi," ujar Barung. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Polda Jatim Terjunkan 700 Personel

Sebelumnya, Kepolisian Daerah Jawa Timur (Jatim) menerjunkan sebanyak 700 personel untuk mengamankan aksi demonstasi mahasiswa menolak pengesahan Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP) di Surabaya, Jawa Timur.

"Ada 700 personel untuk hari ini. Ada beberapa anggota di Malang, saya siapkan juga. Memang Malang dan Surabaya ini menjadi atensi khusus,” ujar Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan di depan Gedung DPRD Jatim di Surabaya, seperti dilansir Antara, Rabu, 25 September 2019.

Ia menuturkan, kedatangannya ke Gedung DPRD Jatim untuk mengecek ulang kesiapan dan kelengkapan anggotanya. Terutama mengecek penggunana senjata oleh anggotanya.

"Kami cek tadi satu per satu, bagaimana cara penggunaannya. Kapan saat menggunakan gas air mata dan kami cek tidak ada yang membawa senjata, baik itu karena maupun tajam," ujar dia.

Selain itu, pihaknya juga mengecek kondisi psikologi dan kesehatan dari anggota yang diterjunkan untuk mengawal aksi mahasiswa. Hal ini dilakukan agar emosi polisi tidak mudah terpancing.

"Ini untuk meyakinkan mereka polisi psikologisnya harus betul-betul siap, sial dalam artian tidak terpancing emosional. Dan kami sudah perintahkan anggota provos, untuk semua mengawasi anggota yang memang melaksanakan pengawasan, jangan sampai nanti mahasiswanya, peserta demonya tertib, anggota saya tidak tertib atau mungkin sebaliknya,” ujar dia.

Polda Jatim menuturkan, akan mengawal mahasiswa hingga dapat menyampaikan aspirasi dengan baik. Akan tetapi, Luki mengimbau mahasiswa untuk melakukan aksi sesuai aturan yang ada. Ia berharap unjuk rasa dilakukan dengan tertib agar tidak hal yang tidak diinginkan. Hal ini menunjukkan Jawa Timur adalah cinta damai.

"Alhamdullilah kemarin dari beberapa kota kita bisa melihat tidak ada anarkis, masyarakat Jawa Timur cinta kedamaian. Masyarakat Jawa Timur terkenal dengan guyp dan rukunnya,” ujar dia.

Polda Jatim juga akan menyiapkan pasukan Asmaul Husna dengan mengedepankan polisi wanita pada aksi demonstrasi mahasiswa di depan Gedung DPRD Jatim pada Kamis 26 September 2019.

"Kami ke depankan polwan besok kalau dalam jumlah besar. Mudah-mudahan dengan tampilnya polwan polwan yang nanti di depan, ini akan mendinginkan nanti pasukan anggota di belakang,” ujar dia.