Sukses

Pengamat: Pemkot Surabaya Perlu Pemetaan Patahan Sebelum Bangun Subway

Pemerintah Kota Surabaya sedang mengumpulkan data untuk membuat uji kelayakan rencana pembangunan moda transportasi massal cepat modern berbasis rel atau subway.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kota Surabaya sedang mengumpulkan data untuk membuat uji kelayakan rencana pembangunan moda transportasi massal cepat modern berbasis rel atau subway.

Meski demikian, pengamat menilai Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya hendaknya memetakan patahan sehingga subway tidak melewati patahan itu.

Pakar Geologi ITS, Amien Widodo menuturkan, semua kota akan butuh subway untuk mengatasi berbagai hal seperti kemacetan. Akan tetapi, rencana pembangunan subway itu perlu pemetaan patahan sehingga mengetahui jalur-jalur retakan. Ia menambahkan, kalau subway lewat patahan bisa cepat rusak.

Amien menuturkan, patahan-patahan tersebut bisa bergeser dan berpotensi gempa. Oleh karena itu, pihaknya pernah bertemu dengan Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana mengenai pemetaan patahan tersebut.

Amien menuturkan, patahan di Surabaya terdiri dari patahan yang memanjang arah barat-timur dari Surabaya hingga Cerme. Kemudian melewati perbatasan antara bukit Mayjen Sungkono-Cerme dan Dataran Margomulyo-Cerme.

"Ada patahan Waru yang memanjang arah barat timur dan terpendam jauh di bawah jalan Mastrip-Lakarsantri-Krian-Lakardowo-Kabuh-Saradan," kata dia saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Kamis (3/10/2019).

Sebelumnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, Jawa Timur, menyiapkan uji kelayakan atau feasibility studies terhadap rencana pembangunan moda transportasi massal cepat modern berbasis rel yakni subway atau kereta bawah tanah.

Wakil Wali Kota Surabaya, Whisnu Sakti Buana mengatakan, pihaknya saat ini mengumpulkan data untuk membuat feasibility studies (FS) subway agar nantinya dapat diaplikasikan di Kota Pahlawan, dilansir dari Antara.

"Kami berharap agar nantinya proyek ini sudah dapat dimulai pada tahun depan pada tahap DED (Detail Engineering Design) atau perencanaan fisik. Ya kita kebut supaya bisa tahun ini, paling tidak tahun depan kita sudah bisa jalan DED dan lain sebagainya," kata dia, Selasa 1 Oktober 2019.

Menurut dia, rencana pembangunan subway mulai dilirik investor baik dari dalam maupun luar negeri. Para investor tertarik  memberikan dananya terhadap sistem transportasi yang nantinya akan menyambung atau terkoneksi di zona wilayah perekonomian di Surabaya.

 

 

 

 

*** Dapatkan pulsa gratis senilai Rp 5 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com di tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Untuk itu, lanjut dia, Pemkot Surabaya mulai menjajaki terhadap seluruh investor baik dari dalam dan luar negeri soal skema kerja sama yang akan dipakai. Hingga saat ini, lanjut dia, ada beberapa investor dari luar yang sudah melirik, seperti Inggris dan Belanda.

"Mereka sudah mulai membuka komunikasi, tapi ya kita jajaki semua," katanya.

Diketahui, ide pembuatan transportasi massal ini direncanakan oleh Wakil Wali Kota Surabaya, Wishnu Sakti Buana. Hal tersebut berkaca dari sistem transportasi MRT yang sudah dibangun di Jakarta.

"Namun konsepnya berbeda. Subway di Surabaya tidak akan meninggalkan moda angkutan umum maupun angkutan daring yang sudah eksis," katanya.

Wakil Wali Kota Surabaya, Whisnu mengatakan angkutan umum dan angkutan daring nantinya bisa mengambil penumpang dari perumahan dan perkampungan menuju terminal subway. Sedangkan untuk pembiayaan angkutan umum seperti angkot, ojek daring maupun taksol akan dihitung per kilometer.

Â