Sukses

Rayakan HUT ke-74 TNI, Yuk Berwisata di Museum Loka Jala Crana Surabaya

Tentara Nasional Indonesia (TNI) merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-74 pada 5 Oktober 2019. Di Surabaya, terdapat museum berisi sejarah perkembangan TNI Angkatan Laut.

Liputan6.com, Jakarta - Tentara Nasional Indonesia (TNI) merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-74 pada 5 Oktober 2019. Upacara peringatan HUT ke-74 TNI ini digelar di Lapangan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur pada Sabtu pagi.

Ucapan selamat kepada TNI pun disampaikan oleh banyak pihak mulai dari presiden, pejabat pemerintahan, lembaga, dan pemimpin daerah. Ucapan selamat untuk HUT ke-74 TNI juga ramai di ranah maya. Ucapan selamat tersebut menjadi topik terpopuler di Twitter.

Bicara soal TNI, di Surabaya, Jawa Timur terdapat museum yang berisi sejarah perkembangan dan perjuangan TNI AL semasa revolusi fisik. Angkatan bersenjata TNI tidak hanya di darat tetapi juga angkatan laut dan udara.

Museum ini bernama Museum Loka Jala Crana. Museum ini awalnya bernama Museum Akabri Laut. Sesuai namanya, semula museum ini untuk para Taruna Akabri Laut sebagai media belajar sejarah.

Museum tersebut berada di Morokrembangan, Surabaya, dan berada di lingkungan Akademi Angkatan Laut (AAL). Ada sejumlah koleksi yang dapat ditemui di museum ini antara lain meriam kapal perang, pesawat terbang, helikopter, tank amfibi PT 76, artileri medan, dan pertahanan udara, senjata api, mulai dari pistol sampai laras panjang otomatis kuno yang tidak dapat ditemui di tempat lain.

Mengutip buku Jalan-Jalan Surabaya, enaknya kemana? Karya Yusak Anshori dan Adi Kusrianto, ditulis Minggu (6/10/2019), di museum ini terdapat miniatur kapal perang KRI yang tersusun rapi dengan bingkai kaca.

 

 

*** Dapatkan pulsa gratis senilai Rp 5 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com di tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Museum ini memiliki koleksi andalan meriam yang berasal dari kapal perang “De Zeven Provincien” jenis destroyers. Meriam ini menyimpan kisah perjuangan pelaut-pelaut Indonesia yang merebut kapal perang milik Hindia Belanda pada 4 Februari 1933.

Adapun wahana paling disukai adalah planetarium. Di sini ada peragaan simulasi perbintangan atau benda-benda langit. Pengunjung diajak mengembara di jagat raya untuk memahami konsep alam semesta.

Atap gedung berbentuk kubah setengah lingkaran dan sekeliling dindingnya dihiasi ragam zodiak seperti virgo, sagitarius, dan gemini. Tertarik ke museum ini? Museum ini buka dari hari Senin hingga Jumat pada jam kerja. Untuk ke lokasi museum ini diperlukan kendaraan pribadi.