Liputan6.com, Jember - Siswa dan siswi kelas 5 dan kelas 6 SDK Maria Fatima 3 yang berlokasi di Jalan Mojopahit VI Sempusari Jember, menggelar sebuah festival seni budaya berskala nasional.
Seolah unjuk gigi dan menunjukan kemampuannya kepada seniornya, siswa yang berusia sekitar 10 hingga 12 tahun ini menyelenggara acara bertajuk Pesona Mutiara Nusantara (PMN).
Seluruh siswa yang terlibat PMN akan mengurusi semua lini persiapan hingga pelaksanaan mulai aspek acara, promosi, perlengkapan, keamanan hingga konsumsi dan kebersihan.
Advertisement
PMN akan digelar seharian penuh pada Sabtu, 7 Desember 2019 di area SDK Maria Fatima 3 Jalan Mojopahit VI Sempusari, Jember.
Menurut Ketua Penyelengara PMN, Patricia Amori Deo, acara ini menjadi ajang pembuktian siswa SD pun bisa merancang sebuah kegiatan besar yang melibatkan banyak orang dari berbagai kalangan.
Baca Juga
Tidak sekadar mengundang siswa dari SD lain, PMN pun mengajak para siswa dari SMP dan SMA untuk berpartisipasi menampilkan kemampuan seni dan budayanya.
"Ini acara seni dan budaya anak Indonesia dari, oleh dan untuk siswa. Dalam menyiapkannya, memang perlu daya kreativitas tinggi untuk ide dan kerja sama tim yang bagus. Bagi saya, ini juga wadah ujian potensi kepemimpinan," tutur Amori, Minggu, 6 Oktober 2019.
Siswi kelas 6 SD yang sedang merintis bisnis kedai Bukan Sekedar Air (Bu Kadir) dan juga mengelola coworking space bernama Time Line ini mengungkapkan, pertunjukan oleh siswa dalam PMN bertujuan mendidik siswa agar berani tampil di ruang publik.
Amori juga menekankan, PMN SDK Maria Fatima 3 Jember, lebih menitikberatkan aspek kompetensi ketimbang kompetisi. Kompetensi yang dimaksud antara lain dalam pengembangan soft skill seperti public speaking, live performance hingga speech promotion.
"Kami yakin bahwa kepercayaan diri sangat menentukan kesuksesan saat dewasa nanti,” ujar dia.
Kepala SDK Maria Fatima 3 Jember, J Adiyanto mengungkapkan, PMN sama sekali tidak mengandalkan sponsor. Pihak sekolah pun tidak mengeluarkan dana untuk acara ini.
"Semua biaya murni dari para donatur atas pendekatan dari anak - anak yang menjadi penyelenggara acara. Karena itu kami sangat mengapresiasi kerja para siswa ini,” kata Adiyanto.
*** Dapatkan pulsa gratis senilai Rp 5 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com di tautan ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Siswa di SD Jember Gelar Doa Bersama untuk BJ Habibie
Sebelumnya, kepergian Bacharuddin Jusuf Habibie atau BJ Habibie, Presiden ke-3 Republik Indonesia, juga menyisakan duka yang mendalam Bagi Guru dan pelajar SDN 01 Tegal Rejo kecamatan Mayang Kabupaten Jember Jawa Timur.
Sebab, selain dikenal sebagai Presiden, pria yang tutup usia pada usia 83 tahun ini, menjadi idola guru dan pelajar. BJ Habibie dikenal sebagai cendikiawan muslim, mengembangkan pesawat terbang di Indonesia.
Pantauan Liputan6.com, Sekolah Dasar Negeri, yang terletak dipinggir jalan Provinsi Jember-Banyuwangi, Desa Tegal Rejo Kecamatan Mayang menggelar kegiatan yang tidak seperti biasanya. Ratusan Siswa, yang biasa melakukan senam pagi, sebelum masuk sekolah, namun tidak dengan pagi ini. Seorang guru memandu siswanya, supaya duduk tertip di halaman sekolah.
"Kami turut berduka, atas meninggalnya Presiden ke-3, Bapak BJ Habibi. Karena itu, mari kita melakukan tahlil dan doa bersama, Semoga semua amal baik beliau diterima Allah SWT," kata Samsul Arifin, salah seorang Guru SDN 01 Tegal Rejo, di hadapan siswanya, Kamis, 12 September 2019.
Kemudian guru SDN 01 Tegal Rejo memimpin bacaan tawasul Fatihah dan bacaan dzikir kalimatun thoyibah, tahlil (membaca laailaha illaallah), diakhiri dengan doa.
Tahlil dan doa bersama ini, diikuti dewan guru dan seluruh siswa sehingga bacaan dzikir dan tahlil, menggema di halaman sekolah, yang tertetak di sebelah timur Polsek Mayang Kepolisian Resort Jember.
"Kita merasa kehilangan, bapak bangsa Indonesia, yang menorehkan prestasi yang mendunia. Semoga anak - anak bisa mengambil teladan beliu, untuk terus berprestasi," ucap Samsul usai memimpin tahlil dan doa bersama.
BJ Habibie meninggal dunia pukul 18.05 WIB, dalam usia 83 tahun, Rabu 11 September 2019. Kabar kepergian untuk selamanya, disampaikan oleh putranya, Thareq Habibie. Pria kelahiran Pare - Pare, Sulawesi Selatan ini bukan hanya dikenal sebagai mantan Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) dan Presiden.
BJ Habibie pernah menempuh pendidikan dan berkarier di Jerman, sebelum kembali ke Indonesia untuk merintis pembuatan pesawat terbang di negeri ini. Selain itu, beliau dikenal memiliki Kecerdasan luar biasa.
Advertisement