Sukses

Dewan Kesenian Surabaya Gelar Lomba Cerpen Berhadiah Rp 20 Juta, Yuk Ikutan

Ketua Umum Dewan Kesenian Surabaya, Chrisman Hadi mengatakan, penerimaan naskah lomba dimulai awal Oktober 2019-10 November 2019, dengan ketua juri lomba begawan cerpen nasional Budi Darma.

Liputan6.com, Jakarta - Dewan Kesenian Surabaya (DKS) melalui program Majelis Sastra Urban menggelar lomba menulis cerita pendek (cerpen) tingkat nasional berhadiah total Rp 20 juta.

Ketua Umum Dewan Kesenian Surabaya, Chrisman Hadi mengatakan, penerimaan naskah lomba dimulai awal Oktober 2019-10 November 2019, dengan ketua juri lomba begawan cerpen nasional Budi Darma.

"Anggota juri terdiri dari Mashuri, staf ahli Balai Bahasa Jawa Timur yang pernah menjuarai Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta, serta Bramantio, dosen Universitas Airlangga yang pernah memenangi lomba kritik sastra Dewan Kesenian Jakarta," ujarnya kepada wartawan di Surabaya.

Chrisman memastikan, 16 karya terbaik akan dibukukan dan dijadwalkan diluncurkan pada 15 Desember 2019, bersamaan dengan pengumuman pemenang lomba.

Dia menuturkan, melalui lomba ini, Dewan Kesenian Surabaya berharap bisa memacu penulis-penulis berbakat untuk menghasilkan karya cerpen yang bermutu.

"Tema lomba adalah 'Urbanhype'. Kita ingin menemukan teks-teks sastra masa depan. Sekaligus mewadahi geliat sastra milenial. Termasuk pula mewadahi jejaring sastra Surabaya dan nasional," ujar dia.

 

 

*** Dapatkan pulsa gratis senilai Rp 5 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com di tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Ketua Panitia Lomba Cerpen DKS, Ribut Wijoto menuturkan, pemilihan tema Urbanhype dinilai representatif dengan hal-hal yang akrab dan bersifat kekinian.

"Urbanhype ini gabungan kata urban dan hype yang menawarkan interpretasi luas dan segar untuk penulisan teks sastra khususnya cerpen," ujar dia.

Sekretaris sekaligus salah satu konseptor Lomba Cerpen DKS, Nanda A Rahmah, menambahkan, urbanhype sangat melekat pada generasi milenial.

"Generasi di atas mereka, mungkin juga termasuk saya, akan menemukan hambatan untuk menjawabnya dengan sudut pandang yang persis sama. Karena itu tema ini sangat jelas segmentasi dan visinya, yaitu generasi 4.0. Merekalah subjek urban hari ini, pemegang label-label hype itu," tutur dia.