Liputan6.com, Jakarta - Bangsa Indonesia merayakan Hari Sumpah Pemuda setiap 28 Oktober. Hari Sumpah Pemuda ini menjadi tonggak perjuangan Bangsa Indonesia untuk bersatu dan berjuang merebut kemerdekaan.
Peringatan Hari Sumpah Pemuda ini juga tak lepas dari pemuda-pemuda pada saat itu. Terutama pada Kongres Pemuda II yang diselenggarakan 27-28 Oktober 1928, pemuda dari berbagai organisasi daerah berkumpul di Jakarta. Para pemuda tersebut bersatu dan sepakat untuk ikrar Sumpah Pemuda.
Ikrar tersebut “Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah satu, tanah air Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa satu bangsa Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia,”.
Advertisement
Baca Juga
Kongres Sumpah Pemuda ini menjadi tonggak para pemuda bersatu dan berjuang untuk merebut Kemerdekaan Indonesia dari penjajahan.
Meski sudah diperingati hingga ke-91 kali, ikrar Sumpah Pemuda ini terus mengingatkan pentingnya persatuan dan kesatuan untuk Indonesia tetap maju. Bila dahulu, para pemuda berjuang dengan senjatanya untuk merebut kemerdekaan. Generasi muda saat ini berjuang untuk berkarya sehingga menghasilkan prestasi.
Salah satunya atlet muda berprestasi dari Surabaya, Jawa Timur, Rahmad Adi Mulyono. Atlet panjat tebing junior ini mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia. Ia meraih medali perunggu dari kategori speed junior putra dalam ajang IFSC Youth World Championships yang berlangsung di Arco, Italia pada 26-31 Agustus 2019.
Ia mendapatkan medali perunggu setelah menang dengan waktu 5,979 detik. Sedangkan peringkat satu dan dua masing-masing diraih atlet Rusia yakni A Nagaevdan S Rukin. Ia mengaku sempat kurang fokus dan kebawa suasana saat bertanding di Italia. Akan tetapi, ia mensyukuri hasil yang didapat meski mendapatkan medali perunggu.
Rahmat menuturkan saat bertanding di kejuaraan dunia di Italia tersebut berusaha untuk fokus. Ia pun tidak menganggap enteng atlet lainnya. Menurut dia, para atlet tersebut juga sama.
"Senang dapat juara tiga. Tapi kurang fokus dan kebawa suasana. Sudah berikan yang terbaik, dan terima apapun hasilnya,” ujar Rahmad saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Senin (28/10/2019).
Pria kelahiran Surabaya ini menceritakan ikuti ajang kejuaraan ini bersama dengan lima rekan lainnya dari Indonesia untuk bertanding di IFSC Youth World Championships.Atlet lain tersebut berasal dari Jawa Timur sebanyak tiga orang, Yogyakarta satu orang, Bali satu orang dan Jawa Tengah satu orang. Rahmad bersama lima atlet lain berlatih di Yogyakarta selama 10 hari.
Rahmad menuturkan, sebelum mendapatkan medali perunggu di Italia, pernah berada di peringkat 11 pada kejuaraan panjat tebing tingkat Asia yang berlangsung di Singapura. Kemudian pada 2018, ia mendapatkan peringkat sembilan pada kejuaraan panjat tebing di China pada 2018. "Kejuaraan dunia pada 2019,” kata dia.
Rahmad menceritakan mulai menjalani aktivitas panjat tebing sejak sekolah dasar (SD) sekitar 2006. Ia mengenali olahraga tersebut dari kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Saat itu dirinya masih duduk di bangku kelas 6 SD. Rahmad sempat kesal ketika orangtuanya tidak mengantar untuk ikut perlombaan panjat tebing. Ketika duduk di bangku SD, ia dilatih oleh Nur Irawan dan Muhammad Effendi.
"Saat itu orangtua belum tahu mengenai panjat tebing jadi saya tidak diantar. Sempat mutung,” tutur dia.
Kemudian ia kembali berlatih saat di bangku kelas tiga SMP. Anak ketiga dari empat bersaudara ini pun mulai ikuti kejuaraan di Jawa Timur terutama di Surabaya.
"Pertama kali ikut lomba di Surabaya pada 2015 di kejuaraan daerah. Kemudian ikut di kejuaraan nasional dapat perak. Lalu pada 2016 dapat emas dengan biaya sendiri (ikut lomba-red),” ujar dia.
Rahmad mengaku dirinya rutin latihan untuk mempersiapkan diri hadapi pertandingan lebih baik lagi. Bahkan ia diingatkan pelatih untuk latihan lebih keras. Latihan panjat tebing dilakukan Rahmad setiap hari kecuali Sabtu dan Minggu libur.
Rahmad menyukai olahraga panjat tebing bukan karena ikut-ikutan teman. Ia memilih olahraga panjat tebing karena menantang. Ia mengaku tak sulit untuk melakukan kegiatan panjat tebing ini. Menurut dia, setiap orang bisa melakukan asalkan mau mencoba dan berusaha untuk mencoba panjat tebing.
*** Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Senang Jadi Atlet
Mahasiswa jurusan manajemen bisnis di salah satu universitas di Surabaya ini juga senang bisa menjadi atlet. Ia mendapatkan kesempatan untuk keliling dunia.”Selain itu juga bisa mengetahui ini itu,” kata Rahmad.
Dengan prestasi Rahmad di panjat tebing membuat orangtua sadar dengan bakat, perjuangan untuk menjadi atlet. Rahmad pun kini mendapatkan dukungan penuh dari orangtunya untuk ikuti lomba dan berlatih. "Orangtua sangat memotivasi. Selain itu mengingatkan ilmu padi makin berisi makin merunduk,” ujar Rahmad.
Anak dari Teguh Priyanto dan Retno India ini pun memiliki sejumlah impian yang diraihnya di panjat tebing. Dalam waktu dekat ini ia akan ikuti Asian Championship di Bogor. Selain itu, ia juga berharap dapat tampil di kejuaraan dunia dan ikut olimpiade pada 2024. “World championship pada 2020, ada Asean youth pada Desember,” ujar dia.
Pada peringatan Hari Sumpah Pemuda ini, Rahmad menuturkan kepada generasi muda untuk tidak pernah menyerah, terus berjuang, disiplin, berusaha dan berdoa dalam meraih cita-cita.
Rahmad juga mengingatkan agar generasi muda mengisi waktu luang dengan kegiatan positif seperti menjalani hobi misalkan berolahraga dan lainnya. Dengan menjalani hobi tersebut juga dapat mengetahui cita-cita yang diinginkan. ”Jangan terprovokasi untuk melakukan hal-hal tidak patut dicontoh,” ia menambahkan.
Advertisement