Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kota Surabaya terus berupaya menambah tujuan wisata kota di Kota Pahlawan. Tak hanya tujuan wisata, tetapi juga menambah taman-taman yang menarik bagi masyarakat dan wisatawan.
Tempat tujuan wisata tersebut ada kampung wisata sejarah, dan juga taman. Pemkot Surabaya menambah taman dan tempat tujuan jalan-jalan bagi wisatawan agar dapat dinikmati dan memanjakan warga kota.
Ingin tahu tempat wisata dan taman apa saja yang baru di Surabaya? Berikut rangkumannya yang dikutip dari berbagai sumber, Senin (28/10/2019):
Advertisement
1.Taman Mozaik
Pemerintah Kota Surabaya melalui Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) telah menyelesaikan pembangunan tahap pertama Taman Mozaik. Taman ini berada di Jalan Wiyung Praja Surabaya. Taman Mozaik memiliki konsep berupa taman rekreasi aktif bertema mozaik warna-warni.
Baca Juga
Aksen utama taman adalah keberadaan rumah berdinding mozaik berwarna-warni. Di taman ini pengunjung dapat memanfaatkan rumah mozaik tersebut untuk berswafoto sebagai latar belakangnya.
Taman Mozaik ini memiliki luas lahan total 5.100 meter persegi. Pada tahap pembangunan pertama, Pemkot Surabaya telah mengerjakan 1.850 meter persegi.
Pemkot Surabaya berinisiatif mengubah lokasi itu menjadi taman yang instagramable dan menarik. Perencanaan pembangunan Taman Mozaik ini telah dilakukan sejak awal tahun 2019. Masuk ke lelang pada Mei dan pekerjaan fisik seperti pembuatan pondasi dan pemadatan tanah dimulai pada Juli 2019.
Â
Â
*** Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Taman Memorial
2.Taman Memorial
Mengutip instagram@lovesuroboyo, ada taman baru di Hutan Kota Balas Klumprik.Taman ini bernama Taman Memorial.Â
Bicara soal hutan, Hutan kota Balas Klumprik dibangun pada 2012. Di ruang terbuka hijau ini, terdapat 15 ribu tanaman yang terbagi dalam dua kategori, yakni tanaman produktif dan tanaman lindung. Tanaman yang masuk produktif, di antarannya, mangga, sawo kecik, blimbing dan Juwet. Sedangkan, tanaman lindung, meliputi, Merbau, Trembesi, Sengon dan Asem.
3.Kampung Lawang Seketeng
Pemkot Surabaya berencana jadikan Kampung Lawang Seketeng sebagai salah satu tujuan wisata bersejarah. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko)Â Surabaya, Eri Cahyadi memastikan, pihaknya segera menyiapkan kebutuhan untuk penataan di kampung itu. Dia menuturkan, banyak sekali bukti-bukti otentik sejarah yang ditemukan di kawasan tersebut. Nantinya bukti-bukti sejarah itu bakal dikoneksikan satu sama lain.
"Sehingga nanti salah satu wisata yang ada di Lawang Seketeng ini bisa satu paket, termasuk bahwa di sini ada dua makam, yang sebelahnya masjid ada makam syekh, yang kedua makam Mbah Pitono," kata Eri, Jumat, 25 Oktober 2019.
Dia mengatakan, banyak masyarakat yang tidak mengetahui asal-usul makam Mbah Pitono yang berada di tengah perkampungan itu. Diduga, Mbah Pitono dahulu merupakan salah satu guru ngajinya Presiden Soekarno dan Bung Tomo (Pahlawan Kemerdekaan).Â
Oleh karena itu, pihaknya ingin supaya asal-usul sejarah itu nantinya bisa diketahui masyarakat. "Sehingga nanti sejarah itu akan teringat betul bahwa di sini ada punden (Makam Mbah Pitono) itu sejarahnya seperti apa, ceritanya seperti apa," ujar dia.
Selain itu, Eri menyebut, di kawasan ini juga terdapat sumur tua dan mushala kuno yang menyimpan banyak benda sejarah. Seperti tombak, Al-Qur'an bertuliskan tangan, ilmu falaq, hingga waktu salat zaman dahulu. Bahkan, di kampung ini juga terdapat rumah tinggal Presiden Soekarno serta meja bundar yang diduga pernah digunakan Bung Tomo.Â
Oleh karena itu, pihaknya ingin supaya asal-usul sejarah itu bisa diketahui masyarakat. "Sehingga nanti sejarah itu akan teringat betul bahwa di sini ada punden (Makam Mbah Pitono) itu sejarahnya seperti apa, ceritanya seperti apa," ujar dia.
Selain itu, Eri menyebut, di kawasan ini juga terdapat sumur tua dan mushala kuno yang menyimpan banyak benda sejarah. Seperti tombak, Al-Qur'an bertuliskan tangan, ilmu falaq, hingga waktu salat zaman dahulu. Bahkan, di kampung ini juga terdapat rumah tinggal Presiden Soekarno serta meja bundar yang diduga pernah digunakan Bung Tomo. Kampung ini akan diresmikan pada 10 November.
Â
Advertisement