Liputan6.com, Jakarta Mojokerto memiliki ragam destinasi wisata sejarah yang menarik dikunjungi. Wilayah yang terbagi menjadi kabupaten dan kota ini memang dikenal dengan situs-situs bersejarahnya yang masih terawat. Situs-situs bersejarah ini menjadi daya tarik tersendiri bagi Mojokerto.
Pada masa pra-kemerdekaan, Wilayah Mojokerto sempat menjadi ibukota dari kerajaan terbesar sepanjang sejarah Indonesia, Majapahit. Hal ini yang membuat Mojokerto memiliki berbagai peninggalan bersejarah salah satunya adalah serangkaian candi.
Advertisement
Baca Juga
Hingga candi-candi ini masih berdiri kokoh dan terawat dengan baik. Candi-candi ini menjadi destinasi menarik bagi para wisatawan. Bangunan candi yang etnik dan suasana alam yang masih asri cocok ditelusuri saat liburan di kota onde-onde ini.
Jika kamu berkunjung ke Mojokerto, sempatkanlah mengunjungi situs-situs bersejarah ini. Berikut candi-candi di Mojokerto yang menarik untuk dikunjungi, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (8/11/2019).
Candi-candi di situs Trowulan
Situs Trowulan merupakan situs bersejarah yang berada di Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Diduga kuat situs ini menjadi salah satu bukti kejayaan kerajaan Majapahit.
Di kawasan situs Trowulan ini terdapat bangunan-bangunan bersejarah seperti candi, makam, dan kolam. Kebanyakan bangunan-bangunan dari situs ini terbuat dari bahan bata merah. Candi-candi di situs Trowulan menarik untuk ditelusuri.
Luas wilayah situs Trowulan mencakup wilayah sekitar 5 km × 5 km, dipotong oleh jalan yang menghubungkan kota Jombang dan Surabaya. Di sini terdapat berbagai candi seperti:
- Candi Tikus
- Candi Bajang Ratu
- Candi Wringin Lawang
- Candi Brahu
- Candi Menak Jingga
- Candi Gentong
- Candi Kedaton
Advertisement
Candi Jolotundo
Candi Jolotundo sebenarnya merupakan sebuah pertirtaan. Petirtaan Jolotundo terletak di lereng di utara Gunung Penanggungan, Desa Seloliman, Kecamatan Trawas. Petirtaan Jolotundo merupakan bangunan petirtaan yang dibuat zaman Airlangga (Kerajan Kahuripan).
Jolotundo berasal dari istilah kuno. Jala berarti air, tunda berarti bertingkat sebab Jolotundo adalah kolam dengan air keluar dari pancuran yang dibuat bertingkat. Air di petirtaan ini berasal dari Gunung Pawitra atau dikenal sebagai Gunung Penanggungan, sebuah gunung suci bagi umat hindu aliran syiwa. Dari gunung, air dialirkan melalui jaringan bawah tanah menuju Candi Jolotundo.
Candi Kesiman
Candi Kesiman atau yang juga dikenal sebagai candi Cungkup terletak di Desa Kesimantengah, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto. Candi ini berada di pinggir sungai dan persawahan warga. Candi ini cenderung jarang diketahui dan terjamah oleh pengunjung.
Relief candi ini menggambarkan kisah Ramayana. Meski begitu, belum ada informasi yang akurat mengenai asal usul candi ini. Candi Kesiman memiliki bentuk yang kurang sempurna karena beberapa bagiannya sampai saat ini belum ditemukan secara lengkap.
Advertisement
Situs Candi Jedong
Situs Candi Jedong terletak di Desa Watonmas Jedong, Kecamatan Ngoro, Mojokerto. Candi Jedong sebenarnya merupakan bangunan gapura dengan tipe paduraksa. Gapura ini termasuk dalam kompleks kepurbakalaan Gunung Penanggungan.
Menurut para peneliti, di Desa Jedong terdapat tiga gapura, namun kini hanya tersisa dua gapura. Satu gapura terbuat dari batu bata di sebelah utara situs candi jedong. Gapura ini kini hanya tinggal reruntuhan. Sementara kedua gapura lainnya masih dapat ditemui di Situs Candi Jedong.
Kedua gapura ini berbentuk paduraksa berbahan batu andesit dengan ukuran berbeda. Masing-masing letaknya berjarak 80 meter. Fungsi kedua gapura diperkirakan sebagai pintu masuk ke Desa Perdikan (Sima).
Candi Bangkal
Candi Bangkal berlokasi di Desa Candiharjo, Dusun Bangkal, kecamatan Ngoro, Mojokerto. Situs Candi Bangkal berada di sebelah barat Kali Porong. Candi ini diperkirakan dibangun pada masa kerajaan Majapahit.
Denah candi berbentuk segi empat. Pada kaki candi terdapat tangga menuju bilik candi. Di atas pintu bilik terdapat hiasan kala. Candi ini termasuk salah satu candi yang masih berdiri kokoh di Mojokerto. Hingga kini tiap usai panen, warga setempat akan menggelar acara sedekah bumi di situs ini.
Advertisement